Kisah
Beranda » Berita » Kisah Kesabaran Siti Sarah, Istri Pertama Nabi Ibrahim AS

Kisah Kesabaran Siti Sarah, Istri Pertama Nabi Ibrahim AS

Kisah Ketabahan Siti Sarah, Istri Pertama Nabi Ibrahim AS
Ilustrasi Siti Sarah Yang Sabar dan Cantik. Sumber: Meta AI

SURAU.CO – Dalam sejarah para nabi, sosok istri yang setia, beriman, dan sabar sering kali menjadi pilar penting dalam perjalanan dakwah suami. Salah satu figur perempuan agung yang tercatat dalam kisah kenabian adalah Siti Sarah, istri pertama Nabi Ibrahim AS. Siti Sarah dikenal karena ketabahan dan kesabarannya dalam menghadapi berbagai cobaan dan kesulitan. Namanya diabadikan dalam kitab suci, baik Al-Qur’an maupun kitab-kitab terdahulu, sebagai simbol kesetiaan dan keteguhan hati.

Siti Sarah adalah putri dari keluarga terpandang di wilayah Ur, Mesopotamia. Sejak muda, ia dikenal sebagai perempuan yang cantik, cerdas, dan berakhlak mulia. Dalam catatan sejarah Islam, Siti Sarah menikah dengan Nabi Ibrahim AS di usia muda, mendampingi beliau dalam perjalanan panjang penuh ujian dan perjuangan menyampaikan risalah tauhid.

Keimanan yang Teguh di Tengah Masyarakat Musyrik

Siti Sarah hidup di lingkungan yang penuh dengan penyembahan berhala. Kaum di sekitarnya mengingkari Allah, memilih menyembah patung dan benda-benda ciptaan. Namun, ia bersama Nabi Ibrahim AS tetap teguh dalam keimanan. Keyakinannya kepada Allah tidak goyah meskipun ia berada di tengah mayoritas yang menentang ajaran tauhid.

Keimanan Siti Sarah tidak hanya sebatas keyakinan dalam hati, tetapi juga terwujud dalam keberanian mendukung dakwah suaminya. Ia siap meninggalkan tanah kelahiran, keluarga besar, dan kenyamanan hidup demi menjaga kemurnian iman. Bersama Nabi Ibrahim AS, ia hijrah meninggalkan negeri kelahiran menuju tanah yang berkahi Allah.

Kesabaran dalam Ujian Hidup

Kesabaran adalah sifat yang paling menonjol dalam diri Siti Sarah. Salah satu ujian terberat yang dihadapinya belum dikaruniai keturunan selama bertahun-tahun. Dalam budaya kala itu, keturunan menjadi simbol keturunan keluarga dan kehormatan. Namun Siti Sarah tidak pernah mengeluh kepada Allah. Ia menerima ketentuan-Nya dengan lapang dada, tetap berbakti kepada suami, dan menjaga ketaatan kepada Allah.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Puncak kesabarannya terlihat ketika ia mengizinkan Nabi Ibrahim AS menikah dengan Siti Hajar, seorang perempuan salehah yang kemudian melahirkan Nabi Ismail AS. Meski secara manusiawi ia tentu merasakan ujian berat di hati, Siti Sarah mampu mengelola perasaannya. Keikhlasannya menjadi teladan bagaimana seorang istri menghadapi takdir yang berbeda dari harapan.

Kisah di Mesir dan Pertolongan Allah

Salah satu peristiwa terkenal yang menunjukkan keberanian dan perlindungan Allah kepada Siti Sarah adalah ketika ia dan Nabi Ibrahim AS singgah di Mesir. Saat itu, penguasa Mesir dikenal zalim dan kerap mengambil perempuan cantik untuk dijadikan istri atau selir. Ketika mendengar kecantikan Siti Sarah, penguasa tersebut berniat mengambilnya.

Namun, Allah melindungi Siti Sarah. Setiap kali penguasaan itu mendekatinya, tubuhnya menjadi kaku dan tidak bisa bergerak. Ia pun menyadari ada kekuatan luar biasa yang melindungi perempuan ini. Akhirnya, penguasa Mesir melepaskan Siti Sarah dengan hormat dan bahkan menghadiahkan seorang pembantu bernama Hajar, yang kelak menjadi istri kedua Nabi Ibrahim AS. (HR. Ahmad dan Al-Hakim).

Peristiwa ini menguatkan keyakinan bahwa orang yang beriman dan menjaga kehormatan akan selalu berada dalam penjagaan Allah.

Karunia di Usia Senja

Setelah puluhan tahun tanpa keturunan, Allah memberikan kabar gembira kepada Siti Sarah melalui para malaikat yang datang dalam wujud manusia. Dalam QS. Hud: 71–72, Allah berfirman:

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

“Dan istrinya berdiri (di balik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan dari Ishaq (akan lahir) Ya’qub. Istrinya berkata: ‘Apakah aku akan melahirkan anak, padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamiku pun dalam keadaan tua pula?'”

Reaksi Sarah penuh rasa takjub. Ayat lain, QS. Az-Zariyat: 29–30, juga menggambarkan hal ini:

Maka istrinya datang dengan terkejut sambil menampar mukanya, lalu berkata: ‘Aku adalah seorang perempuan tua yang mandul.’ Mereka berkata: ‘Demikianlah, Tuhanmu telah berfirman; sesungguhnya Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.'”

Janji Allah pun terjadi. Tak lama kemudian, Sarah mengandung dan melahirkan Nabi Ishaq AS, yang kelak menjadi nabi mulia dan meneruskan garis keturunan para nabi hingga Nabi Isa AS.

Teladan bagi Perempuan Beriman

Kisah hidup Siti Sarah sarat dengan pelajaran berharga, terutama bagi perempuan beriman di masa kini:

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

  1. Kesetiaan pada Suami dalam Dakwah
    Siti Sarah selalu setia mendampingi Nabi Ibrahim AS, baik dalam suka maupun duka, dalam perjalanan dakwah yang penuh tantangan.
  2. Kesabaran dalam Ujian Rumah Tangga
    Ia mampu menerima takdir Allah meski bertahun-tahun tidak memiliki keturunan, bahkan tetap mendukung suami ketika menikahi perempuan lain demi keturunan.
  3. Keberanian Menjaga Kehormatan
    Di Mesir, ia membuktikan keberanian mempertahankan kehormatan, dan Allah melindunginya dengan cara yang luar biasa.
  4. Optimisme dan Tawakal
    Sarah tidak pernah putus asa meski telah lanjut usia. Ketika Allah menjanjikan keturunan, ia menyambutnya dengan penuh syukur.

Kisahnya menjadi pengingat bahwa doa yang diiringi kesabaran akan selalu berbuah manis, meski terkadang Allah menundanya hingga waktu yang paling tepat.

Kesabarannya menghadapi ujian, kesetiaannya kepada suami, dan keikhlasannya menerima takdir menjadikannya layak dijadikan inspirasi bagi setiap perempuan beriman. Dalam kehidupan yang penuh kehangatan, sikap tenang, sabar, dan tawakal seperti yang dicontohkan Siti Sarah adalah kunci untuk tetap tegar menjalani takdir Allah.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement