KOMITMEN: Pilar Utama Kepemimpinan yang Amanah.
Salah satu sifat terpuji yang wajib dimiliki oleh siapa pun yang diamanahkan menjadi pemimpin, pimpinan, atasan, atau pengurus kepentingan orang banyak adalah komitmen. Komitmen ini menyangkut janji, sumpah, pernyataan, keputusan, kesepakatan bersama, atau aturan main yang mengatur jalannya pemerintahan maupun organisasi.
Tanpa komitmen, kepercayaan publik akan runtuh. Orang yang mengabaikannya akan dinilai cacat secara moral dan kehilangan kredibilitas untuk memegang amanah kepemimpinan.
Bagaimana Mengukur Komitmen?
Komitmen dapat diukur dengan membandingkan antara:
Ucapan atau janji yang telah diikrarkan.
Aturan main yang disepakati dan berlaku.
Realitas kerja yang dilaksanakan oleh sang pemegang amanah.
Jika jarak antara ucapan dan tindakan nyaris tidak ada, ia layak disebut pemimpin berkomitmen. Tetapi bila jaraknya menganga lebar, ia akan dicap sebagai sosok yang hanya pandai bicara—tanpa bukti, tanpa makna.
Beratnya Beban Kepemimpinan
Inilah sebabnya, amanah kepemimpinan tidak ringan.
Ia seharusnya diberikan kepada orang yang memiliki rekam jejak panjang, kemampuan mumpuni, serta telah teruji dan terbukti dalam berbagai medan.
Bukan kepada mereka yang hanya berjanji manis di awal, lalu mengingkarinya di tengah jalan.
Komitmen dalam Pandangan Muhammadiyah
Di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah, komitmen pemimpin diukur dari:
Akhlaknya yang menjadi teladan.
Perkataan dan perbuatannya yang selaras.
Aktivitasnya yang konsisten membela kepentingan umat.
Kehidupan rumah tangganya yang menunjukkan keseimbangan antara urusan keluarga dan perjuangan
Dengan ukuran ini, amanah sebagai Pimpinan Muhammadiyah sepatutnya hanya diberikan kepada mereka yang siap—bukan sekadar dari segi wacana, tapi juga dari segi jiwa, raga, dan integritas—untuk menjalankan misi dakwah dan tajdid persyarikatan.
> “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil…” (QS. An-Nisa: 58)
Karena itu, komitmen bukan hanya sifat tambahan yang baik dimiliki, tetapi syarat mutlak bagi siapa pun yang memegang amanah. Sebab, kepemimpinan tanpa komitmen hanyalah panggung sandiwara yang akan runtuh pada waktunya.
Dasar Susunan Tokoh Muhammadiyah sebagai Pahlawan Nasional.
Sejauh ini, belum ditemukan susunan resmi atau peringkat urutan mengenai tokoh-tokoh Muhammadiyah yang menjadi Pahlawan Nasional. Daftar yang beredar biasanya bersifat informatif, bukan berdasarkan suatu hierarki tertentu.
Menurut Kalender Muhammadiyah 2023 yang diterbitkan oleh Suara Muhammadiyah, sejumlah tokoh Muhammadiyah tercatat sebagai Pahlawan Nasional, seperti:
KH Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah). Siti Walidah (Tokoh perempuan Muhammadiyah). Ir. Soekarno (Proklamator). Fatmawati. H. Agus Salim, Jenderal Soedirman
Dr. Soetomo dan lain-lain hingga total sekitar 23 tokoh .
Situs resmi Muhammadiyah juga menyebut nama-nama ini beserta alasan pengangkatan mereka sebagai Pahlawan Nasional .
Kompas TV dan beberapa media lain menyajikan daftar serupa secara tidak berurutan—hanya untuk menunjukkan kontribusi Muhammadiyah dalam sejarah nasional .
Apakah KH. Agus Salim “Seharusnya Ketiga Sebelum Soekarno”?
Kalau menurut logika sejarah—ya, mungkin demikian. KH. Agus Salim memang berperan besar dalam diplomasi dan proses kemerdekaan — anggota Panitia Sembilan, diplomat ke Timur Tengah, delegasi Konferensi Meja Bundar di Den Haag, bahkan berkali-kali menjabat Menteri Luar Negeri .
Artinya, secara kronologis, kontribusi KH. Agus Salim terjadi jauh lebih awal dibandingkan Soekarno yang baru diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada 1986 . Itu menjadi kekuatan argumen bagi yang merasa KH. Agus Salim layak “diletakkan sebelum Soekarno” dalam suatu susunan berdasarkan kontribusi atau waktu.
Kesimpulan: Aspek Klarifikasi
Status Susunan Resmi Tidak ada peringkat resmi dari pemerintah atau Muhammadiyah. Daftar hanya menyampaikan siapa saja yang dianugerahi gelar. Sumber Data Berdasarkan Kalender Muhammadiyah, situs resmi, dan beberapa media terpercaya . Argumen Pribadi Layak: Karena kontribusi muncul lebih awal dan sangat signifikan—ini posisi logis menurut sudut pandang sejarah. (Tengku)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
