SURAU.CO.Allah SWT sangat mencintai Puasa Daud. Seseorang melakukan puasa Nabi Daud dengan cara berpuasa sehari dan tidak berpuasa sehari secara terus menerus. Puasa ini dinamakan Puasa Daud karena mengikuti amalan Nabi Daud AS yang dikenal sebagai hamba Allah yang rajin beribadah. Puasa ini mengajarkan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Dengan berpuasa, seseorang melatih diri untuk tidak terlalu terikat pada kenikmatan duniawi dan lebih fokus pada ibadah serta mendekatkan diri kepada Allah.
Umat Islam melakukan Puasa Daud dengan cara berpuasa sehari dan tidak berpuasa sehari secara terus menerus tanpa batasan waktu. Seseorang dapat membaca niat puasa Daud pada malam hari sebelum fajar atau di pagi hari sebelum zuhur, selama belum makan atau minum. Dianjurkan untuk makan sahur guna menambah energi selama berpuasa. Menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, dan berhubungan suami istri, dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Saat matahari terbenam, orang berbuka puasa.
Berdasarkan hadis Rasulullah SAW, Allah SWT mencintai Puasa Daud sebagai puasa yang paling utama. Puasa ini menunjukkan disiplin dan keteguhan dalam beribadah. Secara kesehatan, puasa Daud juga memiliki manfaat, seperti membantu menurunkan berat badan dan meningkatkan fleksibilitas metabolik. Puasa Daud melatih seseorang untuk mengendalikan hawa nafsu dan keinginan duniawi, termasuk dalam hal makan dan minum. Hal ini dapat membantu memperkuat disiplin diri dalam berbagai aspek kehidupan. Secara fisik, puasa Daud dapat memberikan manfaat detoksifikasi tubuh dan memperkuat metabolisme. Secara spiritual, puasa ini dapat meningkatkan ketakwaan, keikhlasan, dan kedekatan dengan Allah SWT.
Seseorang membaca niat puasa Daud pada malam hari sebelum fajar atau setelah matahari terbenam hingga sebelum fajar, jika belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Tata caranya sama seperti puasa pada umumnya, menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Hadis tentang Puasa Daud:
Allah menyukai puasa Daud sebagai puasa yang paling disukai. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan padanya,
أَحَبُّ الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – وَأَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ ، وَكَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ ، وَيَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا
“Sebaik-baik shalat di sisi Allah adalah shalatnya Nabi Daud ‘alaihis salam. Dan sebaik-baik puasa di sisi Allah adalah puasa Daud. Nabi Daud dahulu tidur di pertengahan malam dan beliau shalat di sepertiga malamnya dan tidur lagi di seperenamnya. Adapun puasa Daud yaitu puasa sehari dan tidak berpuasa di hari berikutnya.” (HR. Bukhari no. 1131).
Selanjutnya, hadis lain yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim juga menguatkan bahwa puasa Nabi Daud, yakni puasa sehari berpuasa dan sehari tidak, adalah puasa yang paling dicintai Allah. Dengan demikian, Allah mencintai orang yang berpuasa Daud dan menjanjikan pahala yang berlimpah karena keutamaan puasa tersebut. Jadi, dengan kata lain, Puasa Daud adalah puasa sunnah yang dijalankan dengan cara bergantian. Allah menyukai puasa Daud, yaitu puasa yang dilakukan sehari berpuasa dan sehari tidak. Serta memiliki keutamaan yang besar, karena Nabi Daud adalah teladan dalam ibadah.
Larangan:
Umat muslim tidak boleh ada yang melakukan Puasa Daud pada hari Idul Fitri (1 Syawal), Idul Adha (10 Dzulhijjah), dan Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah). Puasa ini merupakan puasa sunnah yang paling utama setelah puasa Ramadhan. Sehingga menjanjikan pahala yang besar dan keberkahan dari Allah SWT. Umat Muslim seringkali melakukan Puasa Daud sebagai sarana untuk berdoa dan memohon kepada Allah SWT. Nabi Daud sendiri dikenal sering berpuasa dalam memohon pertolongan dan rahmat Allah. Mereka menamakan Puasa Daud itu untuk meneladani ketaatan Nabi Daud AS, seorang hamba Allah yang sangat tekun dalam beribadah.
Dengan demikian, puasa Daud bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga merupakan latihan spiritual yang mendalam untuk meningkatkan keimanan, ketaqwaan, dan kedekatan dengan Allah SWT, serta menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat.
(Budi: mengutip dari berbagai sumber)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
