Khazanah
Beranda » Berita » Merawat Orang Tua: Siapa yang Memikul Kewajiban Utama dalam Islam?

Merawat Orang Tua: Siapa yang Memikul Kewajiban Utama dalam Islam?

Memahami Makna Hidup Bahagia
Kebahagiaan adalah salah satu tujuan hidup yang universal. Hampir semua orang, tanpa memandang usia, budaya, atau status sosial, menginginkan hidup yang bahagia. Namun terdapat perbedaan cara pandang antara usia muda dan usia tua terhadap makna kebahagiaan. Ilustrasi Gambar : AI

Berbakti kepada kedua orang tua adalah sebuah kemuliaan. Islam menempatkan kewajiban ini pada posisi yang sangat tinggi. Konsep ini dikenal sebagai birrul walidain. Namun, sering muncul pertanyaan di tengah masyarakat. Siapakah yang memikul tanggung jawab utama untuk merawat orang tua? Apakah anak laki-laki atau anak perempuan?

Pertanyaan ini menjadi relevan, terutama saat anak-anak sudah dewasa. Mereka mulai membangun keluarga masing-masing. Memahami peran sesuai syariat menjadi kunci keharmonisan. Ajaran Islam memberikan panduan yang jelas dan adil mengenai masalah ini. Mari kita telaah lebih dalam mengenai pembagian tanggung jawab tersebut.

Perintah Berbakti Berlaku untuk Semua Anak

Pada dasarnya, Islam tidak membedakan perintah berbakti. Kewajiban menghormati dan menyayangi orang tua berlaku untuk semua anak. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki tugas yang sama dalam hal ini. Allah SWT menyandingkan perintah ini tepat setelah perintah untuk menyembah-Nya.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kedudukan orang tua. Al-Quran secara tegas menjelaskannya dalam firman Allah SWT.

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا . وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَٱقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا

Mengapa Kita Bisa Bergerak? Ngaji Nafas dan Gerak yang Sering Kita Lupa

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.” (QS. Al-Isra’: 23-24).

Ayat di atas ditujukan kepada setiap anak. Tidak ada pengkhususan gender di dalamnya. Ini adalah pondasi utama bahwa berbuat baik adalah tugas bersama.

Peran Anak Laki-laki: Tanggung Jawab yang Tak Terputus

Meskipun perintah berbakti bersifat umum, Islam memberikan rincian tugas. Anak laki-laki memegang tanggung jawab nafkah yang utama. Kewajiban ini tidak akan gugur meskipun ia telah menikah. Seorang anak laki-laki tetap wajib menafkahi orang tuanya. Terutama jika mereka berada dalam kondisi tidak mampu atau miskin.

Ia adalah pemimpin bagi keluarganya sendiri. Namun, ia juga tetap seorang anak bagi ibunya. Tanggung jawabnya meluas untuk memastikan kesejahteraan orang tua. Inilah bentuk bakti yang paling nyata dari seorang putra. Ia harus menggunakan kemampuannya untuk mencukupi kebutuhan mereka.

Peran Anak Perempuan: Bakti dalam Konteks Baru

Bagaimana dengan anak perempuan? Kewajibannya berbakti tidak pernah hilang. Namun, konteksnya berubah setelah ia menikah. Setelah menikah, prioritas ketaatan seorang wanita beralih kepada suaminya. Suami menjadi pemimpin dan penanggung jawab utamanya.

Mimpi atau Realitas Siapa Saya di Masa Depan

Oleh karena itu, bentuk baktinya kepada orang tua harus sejalan dengan perannya sebagai istri. Jika ia ingin membantu orang tuanya secara finansial, ia perlu izin suaminya. Apalagi jika harta tersebut berasal dari nafkah suami. Demikian pula jika ia ingin merawat orang tuanya yang sakit. Ia perlu berdiskusi dan mendapat ridha dari suaminya.

Suami yang bijak akan memahami hal ini. Ia akan mendukung istrinya untuk tetap berbakti. Karena rida Allah juga terletak pada rida orang tua.

Penjelasan Ulama Mengenai Nafkah Orang Tua

Para ulama telah memberikan penjelasan yang gamblang. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah pernah ditanya mengenai hal ini. Siapa yang lebih berhak merawat ibu yang sudah tua? Apakah anak laki-laki yang sudah berkeluarga, atau anak perempuan yang juga sudah berkeluarga?

Beliau menjawab:

“Merawat ibu, ini termasuk nafkah. Dan nafkah untuk ibu, itu wajib bagi anak laki-laki. Anak laki-laki, wajib memberikan nafkah untuk ibunya. Sehingga dialah yang wajib merawat ibunya. Adapun anak perempuan, dia sudah bersuami. Pelayanan anak perempuan kepada ibunya hukumnya sunah. Terutama jika suaminya tidak ridha. Jika suaminya ridha, maka dia bisa membantunya. Adapun pelayanan yang wajib, ini kewajiban anak laki-laki. Karena anak laki-laki, wajib memberikan nafkah kepada ibunya. Sedangkan anak perempuan, suaminya lah yang memberikan nafkah untuknya. Bagaimana mungkin kita wajibkan dia untuk melayani ibunya, padahal dia sendiri sudah ada yang menanggungnya? Yang benar, pelayanan ini kewajiban anak laki-laki.”

Jiwa Itu Cermin, Tubuh Itu Debu: Belajar Merendah Bersama Ruh

Penjelasan ini menegaskan perbedaan peran. Anak laki-laki menanggung kewajiban nafkah dan perawatan (pelayanan). Sementara anak perempuan membantu sesuai kemampuannya dan izin suaminya.

Kesimpulan: Kolaborasi dalam Kebaikan

Pada akhirnya, merawat orang tua adalah ladang pahala bagi semua anak. Anak laki-laki memiliki kewajiban utama dalam hal nafkah dan pemeliharaan fisik. Anak perempuan tetap wajib berbakti dengan cara yang tidak melanggar hak suaminya.

Solusi terbaik adalah komunikasi dan kerja sama. Kakak beradik, baik laki-laki maupun perempuan, harus saling membantu. Mereka bisa berdiskusi untuk mencari jalan terbaik dalam merawat orang tua. Dengan begitu, birrul walidain dapat terwujud secara maksimal dan membawa berkah bagi seluruh keluarga.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement