Sejarah
Beranda » Berita » Langkah Strategi Menuju Badar: Manuver Cerdas Politik dan Militer

Langkah Strategi Menuju Badar: Manuver Cerdas Politik dan Militer

Ilustrasi yang dibuat oleh AI (sejarah strategi menuju perang Badar)

SURAU.CO – Setelah hijrah ke Madinah, babak baru perjuangan kaum Muslimin dimulai. Allah Azza wa Jalla menurunkan izin bagi Nabi Muhammad ﷺ untuk berperang, sebuah titik balik yang menjadi landasan pembentukan kekuatan. Ancaman utama masih datang dari kaum Quraisy Mekah, yang telah merampas hak dan menindas kaum Muhajirin. Menghadapi situasi ini, Rasulullah ﷺ menyusun sebuah strategi balasan yang cerdas dan multifaset. Strategi tersebut disusun demi menghadapi 

Memutus Nadi Perekonomian Quraisy

Nabi Muhammad ﷺ memahami bahwa kekuatan utama Quraisy terletak pada jalur perdagangan mereka. Oleh karena itu, strategi awal berfokus untuk mengganggu stabilitas ekonomi dan politik mereka. Pendekatan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa Madinah telah menjadi kekuatan baru yang tidak bisa lagi diremehkan.

Strategi Nabi ﷺ bertumpu pada dua pilar utama. Pertama, beliau secara aktif mengirimkan unit-unit militer kecil atau sariyah. Pasukan ini bertugas mencegat dan mengganggu kafilah dagang Quraisy yang menuju Syam. Setiap gangguan pada jalur vital ini merupakan pukulan langsung terhadap kemakmuran Mekah.

Kedua, beliau memperkuat posisi Madinah melalui diplomasi. Rasulullah ﷺ menjalin aliansi dan perjanjian damai dengan berbagai suku di sekitar Madinah, terutama yang mendiami jalur perdagangan. Langkah ini secara efektif mengisolasi Quraisy dari sekutu potensial mereka dan menciptakan zona penyangga yang aman bagi kaum Muslimin.

Ekspedisi Awal yang Penuh Perhitungan

Serangkaian ekspedisi awal menjadi bukti nyata dari penerapan strategi ini. Setiap misi dirancang dengan cermat, tidak hanya untuk menekan lawan, tetapi juga untuk melatih dan mempersiapkan para sahabat.

Mustafa Kemal Ataturk: Modernisasi dan Perkembangan Islam Modern

Unjuk Kekuatan di Siful Bahr
Hamzah bin Abdul Muthallib memimpin langsung ekspedisi pertama dengan 30 pasukan Muhajirin. Mereka menghadang kafilah besar Quraisy pimpinan Abu Jahl. Kedua kekuatan nyaris bentrok, namun seorang penengah, Mijdy bin Amr al-Juhani, berhasil mencegah pertumpahan darah berkat perjanjian damai yang ia miliki dengan kedua pihak.

Lahirnya Panah Pertama Islam di Rabigh
Kemudian, Nabi ﷺ menugaskan Ubaidah bin al-Harits untuk memimpin 60 pasukan. Mereka bertemu dengan rombongan Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan. Dalam konfrontasi ini, Sa`ad bin Abi Waqqash melepaskan anak panah yang tercatat sebagai yang pertama dalam sejarah perjuangan Islam. [1] Peristiwa ini juga menjadi jalan bagi dua orang Muslim, Miqdad bin Amr dan Uthbah bin Ghazwan, untuk membelot dari kafilah Quraisy dan bergabung dengan pasukan Madinah. [1]

Misi Strategis di al-Usyairah
Rasulullah ﷺ sendiri memimpin langsung misi ke al-Usyairah dengan kekuatan hingga 200 sahabat. [1] Target mereka adalah kafilah dagang Quraisy yang berangkat menuju Syam. Meski kafilah itu berhasil lolos, misi ini menjadi sangat penting karena kafilah yang sama inilah yang dalam perjalan pulangnya kelak memicu Perang Badar Kubra. [1]

Insiden Nakhlah: Ujian Ketaatan dan Penegasan Ilahi

Misi paling menentukan sebelum meletusnya Perang Badar terjadi di Nakhlah. Nabi ﷺ mengutus Abdullah bin Jahs bersama delapan sahabat dengan sebuah surat tertutup. [1] Beliau memerintahkan Abdullah untuk tidak membuka surat itu hingga menempuh perjalanan selama dua hari. [1]

Setelah membuka surat tersebut, Abdullah menemukan instruksi untuk mengintai pergerakan Quraisy di Nakhlah. [1] Rasulullah ﷺ juga memberikan pilihan bagi anggota tim untuk tidak melanjutkan misi, namun semua sepakat untuk maju. [1] Di lokasi, mereka berpapasan dengan kafilah dagang Quraisy. Seketika, pasukan kecil ini menghadapi dilema pelik. Saat itu adalah malam terakhir bulan Rajab, salah satu bulan suci yang melarang pertumpahan darah. [1]

Peran Pemikiran Al-Farabi; Pencerahan Filsafat Yunani dan Barat

Mereka bermusyawarah dalam situasi genting. Menyerang berarti melanggar kesucian bulan haram. Namun, menunggu akan membuat target mereka lolos ke wilayah aman Mekah. Akhirnya, mereka mengambil keputusan berisiko untuk menyerang. [1] Dalam serangan itu, seorang tokoh Quraisy, Amr bin al-Hadramy, tewas. Pasukan Muslimin kembali ke Madinah dengan dua tawanan dan harta rampasan. [1]

Setibanya di Madinah, Rasulullah ﷺ tidak menyetujui tindakan tersebut karena beliau tidak pernah memerintahkan perang di bulan haram. [1] Insiden ini segera dimanfaatkan oleh kaum Quraisy untuk menyudutkan kaum Muslimin melalui propaganda. [1] Di tengah suasana yang menghimpit itu, Allah Azza wa Jalla menurunkan wahyu sebagai jawaban dan penegasan:

“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah,”berperang dalam bulan itu adalah (dosa) besar. Tetapi menghalangi (orang) dari jalan Allah, ingkar kepada-Nya, (menghalangi orang masuk) Masjidil Haram, dan mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) dalam pandangan Allah. Sedangkan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan…” [1]

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. al-Baqarah/2:217-218) [1]

Turunnya ayat ini memberikan kelegaan luar biasa. Wahyu tersebut menegaskan bahwa meski berperang di bulan haram adalah dosa, kejahatan yang dilakukan kaum musyrik jauh lebih besar di mata Allah. [1] Setelah itu, Nabi ﷺ menerima rampasan perang tersebut, dan beban berat terangkat dari pundak Abdullah bin Jahs dan pasukannya. [1]

Kitab Taisirul Kholaq: Terobosan Pembelajaran Akhlak Metode Salafiyah

Fondasi Kokoh Menuju Kemenangan

Pada akhirnya, semua peristiwa ini bukanlah rangkaian kebetulan. Setiap ekspedisi militer dan manuver politik merupakan bagian dari sebuah strategi besar yang Rasulullah ﷺ rancang dengan sangat teliti. Langkah-langkah inilah yang membangun fondasi kokoh, melatih para sahabat, dan mempersiapkan kaum Muslimin untuk menghadapi pertempuran yang jauh lebih besar dan meraih kemenangan gemilang di Perang Badar.

Sourceshelp
  1. Kegiatan Politik dan Militer Menjelang Perang Badar Kubra | Almanhaj

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement