Kesehatan
Beranda » Berita » Waktu dan Cara Tidur yang Sesuai Sunah Nabi

Waktu dan Cara Tidur yang Sesuai Sunah Nabi

Ilustrasi seseorang sedang tidur
Ilustrasi seseorang sedang tidur

Surau.co – Islam merupakan agama yang amat detail. Bahkan urusan tidur pun, Islam tidak luput untuk memberikan pedoman kepada umatnya. Tujuannya, agar tidur tidak sebatas rutinitas. Melainkan juga sebagai ibadah, serta aktivitas yang menyehatkan dan berkah.

Dalam konteks umum, tidur adalah salah satu aktivitas fisiologis. Hal ini, menjadi salah satu rutinitas yang tak terelakkan bagi manusia. Manusia tak bisa hidup tanpa tidur. Sebab, tidur berfungsi sebagai momen untuk mengisi ulang energi yang lelah.

Konsep Tidur Dalam Islam

Dalam Islam, tidur bukan hanya urusan biologis, tetapi juga ibadah bila dilakukan sesuai tuntunan syariat. Sebab, dalam terminology islam, tidur merupakan salah satu nikmat dan tanda kekuasaan Allah.

Meski siapapun bisa melakukan tidur, aktivitas ini tidak sepenuhnya kuasa manusia. Sebaliknya, Allah lah yang memiliki kuasa untuk melelapkan manusia dalam tidur. Ada banyak kasus, di mana seseorang ingin tidur namun mata tak kunjung terlelap. Sebaliknya, ada banyak orang yang tak niat tidur, namun justru tertidur. Bahkan di jalanan.

Hal itu sesuai Al-Qur’an yang mengingatkan bahwa tidur adalah salah satu tanda kekuasaan Allah :

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

“Di antara tanda-tanda (kebesaran dan kekuasaan)-Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang serta usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran dan kekuasaan Allah) bagi kaum yang mendengarkan. (QS. Ar-Rum: 23).

Waktu Tidur yang dianjurkan

Secara fisik, tidur bisa kapan saja sesuai kebutuhan tubuh. Namun, Islam melalui Rasulullah memberikan contoh perihal waktu tidur yang baik. Sesuai contoh nabi, ada dua waktu tidur yang biasa beliau lakukan.

Yang pertama, tentu tidur malam. Untuk tidur malam, Nabi  biasa melakukannya di awal malam setelah shalat Isya. Kemudian ia terbangun di sepertiga malam terakhir untuk melakukan shalat tahajud. Hal itu tercantum dalam hadits :

Dari ‘Aisyah RA, “Nabi SAW biasa tidur pada awal malam dan bangun pada akhir malam, lalu shalat. (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam ilmu medis, tidur awal malam dapat membantu tubuh mendapatkan kualitas istirahat yang optimal. Sebab selaras dengan ritme sirkadian yang mengatur hormon, metabolisme, dan fungsi otak manusia.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Waktu tidur yang kedua adalah siang hari. Untuk tidur jenis ini, islam menyebut dengan istilah Qailulah  atau tidur siang singkat. Sesuai istilahnya, tidur di siang hari dianjurkan untuk tidak lama. Hal itu, juga sesuai hadits nabi.

Dari Anas RA, Nabi bersabda “Tidurlah di siang hari (qailulah), karena setan tidak tidur siang.” (HR. Thabrani).

Qailulah, bisa dilakukan di antara pukul 11 sampai 14.00. Secara medis, qailulah mirip dengan power nap. Yang secara kesehatan, terbukti meningkatkan fokus, kewaspadaan, dan produktivitas. Power nap biasanya berlangsung selama 15 sampai 30 menit.

Posisi Tidur yang disunahkan

Tak hanya waktunya, nabi juga memberikan contoh perihal posisi tubuh kita saat tidur. Dalam hadits, Nabi memerintahkan kita untuk memiringkan badan ke posisi kanan :

“Jika engkau hendak tidur, maka berwudhulah sebagaimana untuk shalat, kemudian berbaringlah di sisi kananmu…” (HR. Bukhari & Muslim)

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Meski perintah itu disampaikan 14 abad yang lalu, anjuran tersebut memiliki relevansi dengan kesehatan. Dalam ilmu medis, posisi miring ke kanan memiliki manfaat. Seperti memudahkan kerja jantung, memperlancar pencernaan, dan mengurangi tekanan pada organ vital.

Selain itu, nabi juga melarang kita untuk tidur dalam posisi telungkup atau tengkurap. Hal itu terdapat dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah “Bangunlah, sesungguhnya itu adalah posisi tidurnya penghuni neraka.”

Sama seperti anjuran tidur ke kanan, larangan tidur tengkurap juga memiliki manfaat posiitif dari sisi kesehatan. Sebab, tidur tengkurap dapat menekan organ pernapasan, menghambat aliran darah, dan meningkatkan risiko masalah tulang belakang.

Di luar itu, ada juga anjuran yang Nabi ajarkan sebelum kita tidur. Antara lain berwudhu, berdzikir dan berdoa. Selain itu, nabi juga mencontohkan untuk menepuk kasur tiga kali sebagai bentuk kewaspadaan dari binatang kecil atau kotoran yang tidak terlihat.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement