SURAU.CO — Ada cahaya yang selalu memancar dari setiap nasihat Nabi Muhammad ﷺ. Cahaya itu menembus jarak waktu, menembus batas budaya, dan tetap menyentuh hati generasi hari ini. Dalam Akhlaq lil Banat Juz 1, Umar bin Ahmad Baraja mengabadikan sekelumit akhlak dan pesan-pesan Rasulullah ﷺ, khususnya sebagai teladan bagi anak perempuan muslimah. Ia tidak sekadar menulis daftar ajaran, melainkan menghadirkannya sebagai jalan hidup yang penuh kelembutan dan kebijaksanaan.
Umar bin Ahmad Baraja, seorang ulama abad ke-20, dikenal sebagai pendidik yang menaruh perhatian besar pada pembinaan moral generasi muda. Ia menulis Akhlaq lil Banat untuk membimbing siswi madrasah dan santri putri agar memahami adab Islam, meneladani Rasulullah ﷺ, dan mempraktikkan ajaran agama secara utuh. Dalam khazanah pendidikan Islam, kitab ini menempati posisi penting karena memadukan ajaran akhlak dengan kisah dan nasihat praktis yang mudah diamalkan.
1. Menebarkan Salam sebagai Wujud Kasih Sayang
Salah satu nasihat Nabi yang dikutip adalah pentingnya menyebarkan salam:
“أفشوا السلام بينكم”
“Sebarkanlah salam di antara kalian.”
Memberi salam bukan sekadar sapaan, tetapi tanda cinta dan doa untuk keselamatan sesama muslim. Dalam kehidupan modern, kebiasaan ini dapat menjadi perekat hubungan sosial. Salam yang tulus dapat mencairkan suasana, menghapus kesalahpahaman, dan menumbuhkan rasa persaudaraan. Bahkan di era digital, salam bisa menjadi pembuka percakapan yang membawa keberkahan, bukan sekadar basa-basi.
2. Menjaga Lisan dari Ucapan yang Menyakiti
Umar bin Ahmad Baraja menukil pesan Rasulullah ﷺ:
“من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيراً أو ليصمت”
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam.”
Nasihat ini sederhana namun berat diamalkan. Lidah bisa menjadi sumber kebaikan atau kerusakan. Seorang muslimah yang meneladani Nabi akan berhati-hati dalam berbicara, baik di dunia nyata maupun di media sosial. Di tengah maraknya komentar tajam dan perdebatan online, memilih diam atau berkata baik adalah bentuk kecerdasan hati.
3. Menjadi Teladan dalam Kesederhanaan
Rasulullah ﷺ juga mencontohkan hidup sederhana meski memiliki peluang untuk hidup mewah. Umar bin Ahmad Baraja mengingatkan, kesederhanaan bukan berarti miskin, tetapi menjaga hati dari cinta berlebihan pada dunia. Dalam konteks masa kini, kesederhanaan bisa berarti bijak mengatur pengeluaran, tidak pamer kekayaan, dan lebih mengutamakan sedekah daripada konsumsi berlebihan.
Hikmah untuk Zaman Kini
Nasihat-nasihat Nabi Muhammad ﷺ bukan hanya untuk dibaca, tetapi untuk dihidupkan dalam keseharian. Menyebarkan salam, menjaga lisan, dan hidup sederhana mungkin tampak kecil, tetapi pengaruhnya sangat besar bagi kualitas diri dan hubungan sosial.
Mari kita renungkan: sudahkah kita mempraktikkan ajaran beliau dalam dunia yang penuh kompetisi dan hiruk pikuk ini? Umar bin Ahmad Baraja seakan mengingatkan, “Mengikuti Rasulullah berarti membiarkan hatimu dibimbing cahaya yang tak pernah padam.”
اللَّهُمَّ اجعلنا من أتباع نبيك محمد ﷺ حقاً، ووفقنا لاتباع سنته، واملأ قلوبنا بمحبته، واجعلنا من أهل شفاعته. آمين.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
