Kisah
Beranda » Berita » Burung-Burung Bertasbih Menyambut Kelahiran Nabi

Burung-Burung Bertasbih Menyambut Kelahiran Nabi

Burung-Burung Bertasbih mentambut kelahiran nabi
Ilustrasi Burung-Burung Bertasbih di Atap Rumah. Sumber Foto: Meta AI

SURAU.CO – Pagi di Makkah terasa berbeda. Udara yang biasanya kering kini membawa kesejukan lembut. Matahari belum tinggi, tetapi langit sudah menampakkan cerahnya. Di sebuah rumah sederhana milik keluarga Abdul Muthalib, Aminah binti Wahab duduk bersandar. Kehamilannya memasuki bulan terakhir. Meski tubuhnya terasa berat, jantungnya berdenyut dalam ketenangan yang sulit ia jelaskan.

Sejak beberapa malam terakhir, Aminah mengalami peristiwa ganjil. Dalam Sirah Ibnu Hisham, riwayat menyebutkan bahwa ia melihat cahaya keluar dari dirinya hingga mencapai istana-istana di Syam. Ia juga mendengar suara dalam mimpinya: “Engkau mengandung pemimpin umat ini. Namakanlah dia Muhammad.” Mimpi itu hadir begitu jelas, bagaikan kabar langsung dari langit.

Isyarat Langit dan Bumi

Sejarah mencatat, menjelang kelahiran Rasulullah ﷺ, alam ikut bersiap. Di berbagai penjuru dunia, tanda-tanda keagungan bermunculan. Api besar yang selama ribuan tahun kaum Majusi sembah di Persia padam. Danau-danau yang telah kering kembali memancarkan udara. Langit malam memancarkan kejernihan luar biasa, bagaikan bintang-bintang mendekat untuk memberi salam.

Di Makkah, populer mulai membicarakan kabar-kabar aneh. Beberapa orang mengaku melihat burung-burung berkumpul di udara, melayang di atas rumah Aminah. Mereka bukan burung biasa—bulu mereka berkilau diterpa sinar mentari pagi. Setiap kepakan sayap mengeluarkan suara merdu, seolah membentuk irama tasbih: Subhanallah, Subhanallah…

Aminah merasakan suasana yang tak pernah ia alami sebelumnya. Angin yang masuk dari jendela membawa aroma harum seperti bunga surga. Dalam tidurnya, ia kembali bermimpi mendengar suara lembut berkata, “Engkau mengandung pemimpin umat, cahaya bagi alam semesta.” Ketika terbangun, ia memeluk rasa syukur dan takzim dalam-dalam.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Kesaksian Burung-Burung

Sejarawan Muslim menggambarkan burung-burung itu bukan sekedar makhluk yang kebetulan melintas. Allah mengutus mereka sebagai bagian dari tanda kebesaran-Nya. Pada pagi menjelang kelahiran, burung-burung itu terbang membentuk formasi yang indah, mengitari atap rumah. Suara mereka berbeda dari kicauan biasa—lebih mirip lantunan doa yang ritmis dan penuh kekhusyukan.

Beberapa tetangga yang mendengar suara itu merasakan getaran di hati. Banyak yang meneteskan air mata tanpa memahami keistimewaan. Ruh mereka seolah menyentuh pesan ilahi yang belum mampu mereka pahami sepenuhnya.

Burung-burung itu terus berkicau hingga menjelang tengah hari. Setelah itu, mereka perlahan terbang meninggalkan rumah Aminah, seolah mereka tahu tugas mereka sudah selesai: menyambut datangnya bayi yang kelak menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Malam Kelahiran yang Penuh Cahaya

Menjelang kelahiran, malam di Makkah berubah menjadi malam penuh keindahan. Riwayat Dala’il an-Nubuwwah menyebutkan bahwa Aminah melihat cahaya keluar dari dirinya hingga mencapai istana-istana di Syam. Cahaya itu menjadi tanda sekaligus kabar gembira bagi bumi yang lama menanti utusan terakhir.

Aminah menjalani proses kelahiran dengan tenang. Ia tidak merasakan rasa sakit berlebihan seperti wanita yang melahirkan pada umumnya. Saat bayi itu lahir, Aminah melihatnya dalam keadaan bersih, tubuhnya berkilau, dan kepalanya menengadah ke langit. Dalam beberapa riwayat, bayi itu langsung mengucapkan, “Allah Akbar, alhamdulillah.” Meski sebagian ahli hadits menilai riwayat ini lemah, umat Islam tetap memaknai pesan spiritualnya sebagai bagian dari narasi kelahiran Rasulullah ﷺ.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Hikmah dari Peristiwa Ajaib

Peristiwa burung-burung bertasbih ini tidak hanya mengesankan, tetapi juga memberikan pembelajaran yang mendalam. Allah menunjukkan bahwa kelahiran Nabi Muhammad ﷺ menjadi peristiwa yang melibatkan seluruh jagat raya, bukan sekadar urusan manusia. Langit, bumi, dan seluruh makhluk ikut merayakannya.

Tasbih burung-burung itu mengingatkan kita bahwa semua makhluk, baik yang kita pahami bahasanya maupun tidak, selalu memuji Sang Pencipta. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun selain bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka…” (QS. Al-Isra’: 44)

Ayat ini menegaskan bahwa seluruh makhluk hidup, termasuk burung-burung di langit, senantiasa memuji Allah. Tasbih burung menjelang kelahiran Nabi bukan terjadi secara kebetulan, melainkan menjadi bagian dari penyambutan kosmik terhadap sosok yang akan membawa rahmat bagi semesta.

Para ulama menafsirkan bahwa burung-burung itu mungkin malaikat yang menjelma atau burung khusus yang Allah utus untuk menyampaikan rasa syukur alam atas lahirnya Nabi Muhammad ﷺ.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Kisah burung-burung bertasbih menjelang Aminah melahirkan ini menjadi bagian dari rangkaian tanda-tanda besar yang mengiringi kelahiran Rasulullah ﷺ. Sejak awal kehidupan, Allah telah menempatkannya dalam pemeliharaan dan perencanaan ilahi yang sempurna.

Bagi kita, kisah ini mengajak untuk sering mengingat Allah, sebagaimana burung-burung itu mencontohkan lewat tasbih mereka. Kelahiran Nabi bukan sekedar peristiwa sejarah, melainkan momentum spiritual yang terus menginspirasi.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement