SURAU.CO – Jika hari ini kita bertanya: seperti apakah perempuan ideal menurut khazanah Islam klasik? Mungkin sebagian akan menjawab: pintar, patuh, atau bersahaja. Namun dalam bait-bait hangat dari Akhlaq lil Banat karya Umar bin Ahmad Baraja, definisi “perempuan beradab” jauh lebih dalam. Ia bukan sekadar terlihat sopan di luar, tetapi mencerminkan kehalusan hati dalam setiap aspek kehidupan.
Akhlaq lil Banat merupakan karya penting dari Umar bin Ahmad Baraja, seorang ulama dan pendidik asal Hadhramaut yang hidup di abad ke-20 dan menetap lama di Indonesia. Ia menulis kitab ini sebagai bekal akhlak untuk para santri perempuan dan siswi madrasah agar tumbuh menjadi pribadi muslimah yang anggun, beriman, dan beradab.
Kitab ini telah lama diajarkan di madrasah dan pesantren. Ia bukan hanya menjadi rujukan akhlak klasik, tapi juga lentera moral bagi generasi perempuan yang ingin tetap luhur di tengah zaman yang bergerak cepat.
1. Beradab adalah Menyayangi Sesama
Dalam bab ini, Baraja menegaskan bahwa perempuan beradab adalah perempuan yang mampu menyayangi semua: mulai dari orang tuanya, guru-gurunya, ikhwannya (saudara laki-laki), akhwatnya (sesama perempuan), hingga orang-orang yang lebih tua maupun lebih muda darinya.
“الفتاة المهذبة تحب والديها، ومعلميها، وأخواتها، وإخوانها، وتحترم من يكبرها، وترحم من يصغرها.”
“Perempuan yang beradab mencintai orang tuanya, guru-gurunya, saudaranya, menghormati yang lebih tua, dan menyayangi yang lebih muda.”
Pesan ini menegaskan bahwa adab bukan hanya hubungan vertikal dengan Tuhan, tapi juga horizontal dengan sesama. Di zaman yang penuh kompetisi, perempuan yang menyayangi dan peduli pada orang lain justru tampak menonjol, bukan karena egonya, tapi karena akhlaknya yang tulus dan menyentuh.
2. Jujur, Tawadhu, dan Tidak Membanggakan Diri
Kitab ini juga menggambarkan perempuan beradab sebagai pribadi yang jujur dalam setiap ucapannya, rendah hati, sabar dalam kesulitan, dan tidak suka menyombongkan kelebihan diri.
“الفتاة المهذبة صادقة في قولها، متواضعة في سلوكها، صبورة على بلائها، ولا تتفاخر بمالها أو علمها.”
“Perempuan beradab jujur dalam perkataannya, rendah hati dalam sikapnya, sabar atas penderitaannya, dan tidak membanggakan hartanya atau ilmunya.”
Di masa kini, kejujuran dan kerendahan hati sering kalah oleh tuntutan pencitraan. Namun, seperti dikatakan dalam kitab ini, adab tumbuh dari keikhlasan hati, bukan dari pujian orang lain. Perempuan yang beradab tak perlu banyak bicara soal dirinya akhlaknya cukup bersuara.
3. Menjaga Diri, Menghindari Permusuhan, dan Berakhlak Dalam Setiap Keadaan
Poin penting lainnya dalam bab ini adalah: perempuan beradab tidak suka bertengkar, tidak suka memutus silaturahmi, tidak mudah marah, tidak gemar mengeluh, dan selalu menjaga tata krama dalam segala situasi: makan, berjalan, berbicara, bahkan saat tidur.
“الفتاة المهذبة لا تغضب كثيرًا، ولا تشتكي، ولا تقطع رحمها، ولا تخاصم أخواتها، وتخاف الله في خلوتها، وتحسن آدابها في كل حال.”
“Perempuan beradab tidak mudah marah, tidak suka mengeluh, tidak memutus hubungan dengan saudaranya, tidak bermusuhan, takut kepada Allah meski dalam kesendirian, dan menjaga adabnya dalam setiap keadaan.”
Betapa dalam pesan ini. Ia mengajarkan bahwa akhlak bukanlah baju yang dikenakan di depan umum saja. Ia adalah sikap yang tetap hidup bahkan saat tak ada yang melihat. Inilah bentuk muraqabah (kesadaran akan pengawasan Allah) yang menjadikan perempuan sebagai manusia utuh mulia di mata manusia dan luhur di hadapan Tuhan.
Menjadi Perempuan Beradab di Zaman Penuh Tantangan
Dalam dunia yang serba cepat dan kompetitif ini, perempuan mudah terjebak dalam tuntutan: harus tampil sempurna, produktif, dan dikenal. Namun Akhlaq lil Banat mengingatkan, bahwa yang paling mahal adalah adab: kasih sayang, kejujuran, kerendahan hati, dan keanggunan dalam bersikap.
Perempuan yang beradab bukanlah yang paling banyak bicara atau paling menonjol penampilannya. Ia adalah sosok yang tenang, tulus, dan membawa keteduhan dalam setiap interaksinya.
Sudahkah kita menyayangi yang muda, menghormati yang tua, jujur dalam lisan, dan sabar dalam ujian?
اللَّهُمَّ جَمِّلْنَا بِأَخْلَاقِ الْكَرِيمَاتِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ النَّسَاءِ الصَّادِقَاتِ، وَثَبِّتْنَا عَلَى الْأَدَبِ وَالْحَيَاءِ فِي كُلِّ حَالٍ.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
