Surau.co – Raja Firaun merupakan salah satu tokoh ‘antagonis’ dalam sejarah perjalanan Islam. Dia terkenal sebagai sosok yang sombong, dzalim dan menentang ajaran islam, yang kala itu dibawa oleh Nabi Musa. Pembawaan tersebut, membuat sosoknya cukup mengesalkan. Saking parahnya, malaikat Jibril juga sangat kesal dengan firaun.
Dalam riwayat, ada satu kisah di mana Malaikat Jibril tak kuasa menahan kebencian pada Firaun. Sampai-sampai, dia menyumpalkan tanah liat ke mulut firaun di ujung hidupnya. Tujuannya, agar Firaun terhindar dari rahmat Allah SWT.
Kisah ini, ada dalam salah satu hadits Nabi Muhammad SAW. Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunan-nya, Ibnu Abbas mengatakan Nabi bersabda, “Manakala Allah menenggelamkannya, Firaun berkata, ‘Saya percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercaya oleh Bani Israil’. Jibril berkata, ‘Wahai Muhammad, seandainya kamu melihatku mengambil lumpur laut, lalu aku suapkan di mulutnya karena aku takut rahmat mendapatinya.”
Bermula Saat Firaun Kejar Musa
Cerita ini bermula saat Firaun dan bala tentaranya mengejar Nabi Musa beserta pengikutnya. Kala itu, atas Rahmat Allah, Nabi Musa mendapat mukjizat untuk membelah Laut Merah dengan tongkatnya. Dengan begitu, rombongan Nabi Musa yang terdesak punya jalan untuk menyelamatkan diri.
Mendapati peristiwa itu, Firaun sejatinya bingung. Namun karena kesombongannya, ia dengan percaya diri mengikuti langkah Musa. Yakni dengan ikut menyeberangi lautan. Namun upayanya kandas. Saat pasukan Fir’aun masuk, Allah SWT menutup kembali Laut Merah yang terbelah tersebut.
Dalam kondisi nyaris mati, Fir’aun kemudian sadar. Dia mengaku bertobat dan berucap “Aku percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang muslim (berserah diri).” Jiblil yang menyaksikan momen itu, merasa muak dan menyumpal mulut Firaun.
Kepada Rasulullah, Jibril lalu curhat soal perasaannya kala itu. Dia mengaku menyumbat mulut Firaun dengan lumpur laut. Sehingga dia tidak bisa mengucapkan kalimat tauhid di akhir hidupnya. Hal itu semata-mata karena Jibril tak rela, jika Firaun meraih rahmat Allah dan taubatnya diterima setelah kejahatan dilakukan sepanjang hidupnya.
Apa yang dilakukan oleh Jibril tidak lain karena kebenciannya yang sangat besar terhadap thaghut yang tenggelam dalam kekufuran dan kerusakan ini. Dia memerangi Islam dan memfitnah orang-orang beriman. Hadits ini, kian menguatkan Al-Qur’an yang telah menyampaikan secara panjang lebar tentang Fir’aun.
Tak Lepas dari Doa Nabi Musa
Mungkin ada yang berkata, “Apa ruginya Jibril kalau Allah memberi rahmat kepada Fir’aun dan mengampuninya?”. Hal itu sejatinya tak lepas dari penderitaan yang dialami Nabi Musa. Dan Jibril mengetahui itu.
Sebagai hamba yang menderita karena ulah Firaun, Musa pernah berdoa agar Fir’aun dan bala tentaranya tidak beriman sampai mereka melihat adzab yang pedih. Doa nabi Musa juga tercantum dalam Al-Quran.
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia. Akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih.” (QS. Yunus: 88).
Jibril, melakukan apa yang bisa dia lakukan untuk menghalanginya. Sebagai makhluk yang paling mengetahui tentang Allah, dia takut Firaun mendapatkan rahmat-Nya. Dari kisah ini, kita juga menyadari betapa krusialnya kalimat tauhid di akhir hidup seseorang. Sebuah kalimat yang bisa mengubah nasib seseorang di akherat. Sampai Jibril, harus menghalangi Firaun!
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
