ikaSemua Muslim merindukan masyarakat yang ideal. Sebuah tatanan sosial yang adil, makmur, dan beradab. Namun, cita-cita ini sering terasa jauh dari kenyataan. Berbagai masalah sosial seperti korupsi, kezaliman, dan krisis moral masih marak terjadi. Lantas, dari mana kita harus memulai perbaikan? Jawabannya terletak pada sebuah konsep fundamental dalam Islam, yaitu tazkiyah.
Tazkiyah atau tazkiyatun nafs adalah proses penyucian jiwa. Proses ini menjadi titik awal untuk setiap perubahan besar. Upaya membangun masyarakat Muslim tidak akan berhasil tanpa fondasi individu yang kokoh. Individu yang kokoh lahir dari jiwa yang bersih dan tercerahkan.
Masalah Masyarakat Berawal dari Individu
Kita sering keliru dalam mencari solusi. Banyak yang berpikir perbaikan sistem politik atau ekonomi adalah jalan utama. Padahal, sistem hanyalah alat. Manusia mengoperasikan alat tersebut. Jika manusianya memiliki jiwa yang kotor, sistem terbaik pun akan rusak.
Bayangkan sebuah bangunan megah. Bangunan itu tidak akan berdiri kokoh jika setiap batanya rapuh. Masyarakat adalah bangunan tersebut. Sementara itu, setiap individu adalah batu batanya. Rusaknya masyarakat adalah cerminan dari rapuhnya jiwa para individunya. Korupsi, ketidakjujuran, dan kebencian adalah penyakit jiwa yang menyebar menjadi wabah sosial. Oleh karena itu, perbaikan harus dimulai dari unit terkecil, yaitu diri sendiri.
Meneladani Metode Rasulullah SAW
Rasulullah Muhammad SAW adalah arsitek masyarakat terbaik. Beliau berhasil mengubah masyarakat Jahiliyah yang barbar. Beliau membangun peradaban Madinah yang gemilang. Apa rahasia keberhasilan beliau? Beliau tidak memulai dengan merebut kekuasaan. Beliau juga tidak langsung merombak sistem ekonomi.
Fokus utama dakwah Rasulullah SAW adalah membangun manusia. Selama periode Mekkah, beliau menanamkan akidah yang lurus. Beliau juga membina para sahabat melalui tazkiyah. Jiwa mereka dibersihkan dari syirik, kesombongan, dan sifat-sifat buruk lainnya. Hasilnya, lahirlah generasi sahabat yang berkarakter mulia. Iman mereka kuat dan akhlak mereka terpuji. Ketika individu-individu unggul ini terbentuk, membangun masyarakat ideal menjadi sebuah keniscayaan.
Janji Keberuntungan dalam Al-Qur’an
Pentingnya tazkiyah ditegaskan langsung oleh Allah SWT di dalam Al-Qur’an. Proses ini bukan sekadar anjuran, melainkan kunci menuju keberuntungan hakiki (falah) di dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman:
“Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya (itu). Dan sungguh merugilah orang-orang yang mengotorinya.” (QS Asy-Syams: 9-10)
Ayat ini memberikan jaminan yang sangat jelas. Mereka yang aktif membersihkan jiwanya akan meraih keberuntungan. Sebaliknya, kerugian besar akan menimpa orang yang membiarkan jiwanya kotor. Kita juga dapat menemukan penegasan serupa dalam surat lain:“
“Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan dirinya. Dan mengingat nama Tuhannya lalu ia shalat.” (QS Al-A’la: 14-15)
Ayat ini mengaitkan tazkiyah dengan ibadah praktis seperti zikir dan shalat. Ini menunjukkan bahwa penyucian jiwa adalah proses aktif. Proses ini membutuhkan kesadaran, usaha, dan kedekatan dengan Sang Pencipta.
Dari Tazkiyah Menuju Masyarakat Beradab
Lalu, bagaimana jiwa yang bersih dapat membangun masyarakat Muslim yang unggul? Individu yang telah melalui proses tazkiyah akan memiliki kesadaran ilahiah. Ia merasa selalu diawasi oleh Allah. Perasaan ini membuatnya takut berbuat zalim atau curang. Ia akan menjadi pribadi yang amanah, jujur, dan adil.
Ia akan menjalankan perannya dengan baik. Sebagai pemimpin, ia tidak akan korupsi. jika pedagang, ia tidak akan menipu. menjadi tetangga, ia akan menebar kebaikan. Ketika mayoritas anggota masyarakat memiliki karakter seperti ini, peradaban unggul akan terwujud. Keadilan sosial, kesejahteraan ekonomi, dan keamanan akan tercapai secara alami.
Pada akhirnya, membangun masyarakat Muslim adalah proyek peradaban jangka panjang. Proyek ini tidak bisa ditempuh dengan jalan pintas. Fondasinya harus kuat. Dan fondasi itu adalah tazkiyah. Mari kita mulai perjalanan ini dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan terdekat. Dengan begitu, kita mengubah cita-cita masyarakat Islami yang diridai Allah menjadi kenyataan.”
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.