SURAU.CO – Wahai anak yang cerdas! Begitulah Umar bin Ahmad Baraja memulai bagian ini, seolah-olah beliau sedang menatap mata kita, menasihati dengan penuh kasih sayang. Nasihat-nasihat umum yang beliau tulis bukan sekadar aturan, melainkan panduan hidup yang membentuk budi pekerti sejak dini. Di dalamnya ada ajaran tentang berbicara sopan, mendengar dengan hormat, menjaga kebersihan, hingga menahan diri dari mencampuri urusan orang lain. Mari kita selami satu per satu.
Umar bin Ahmad Baraja adalah ulama abad ke-20 dari Hadramaut, Yaman, yang dikenal sebagai pendidik moral. Akhlaq lil Banin beliau susun untuk anak-anak laki-laki, khususnya santri dan siswa madrasah, agar memahami adab dalam setiap sisi kehidupan. Kitab ini sederhana, namun mengandung nasihat yang relevan untuk semua usia, di setiap zaman.
1. Berkata dengan Sopan dan Mengucapkan Terima Kasih
Umar Baraja menulis:
يَا وَلَدِي! إِذَا سَأَلْتَ شَيْئًا فَلَا تَقُلْ: أَعْطِنِي، اِفْعَلْ كَذَا، بَلْ قُلْ: تَفَضَّلْ، أَوْ تَكَرَّمْ، ثُمَّ قُلْ: شُكْرًا، أَوْ جَزَاكَ اللهُ خَيْرًا
“Wahai anakku! Jika engkau meminta sesuatu, jangan berkata: berikan itu, lakukan ini. Namun katakanlah: silakan, atau tolong, lalu ucapkan: terima kasih, atau semoga Allah membalasmu dengan kebaikan.”
Kesopanan dalam meminta bukan sekadar formalitas, tetapi cara menjaga perasaan orang lain. Ucapan terima kasih adalah tanda rendah hati dan penghargaan. Di era sekarang, sopan santun ini berlaku baik secara langsung maupun saat berkomunikasi lewat pesan singkat atau media sosial.
2. Mendengarkan dengan Sungguh-Sungguh dan Tidak Memotong Pembicaraan
Nasihat berikutnya berbunyi:
إِذَا تَحَدَّثَ إِلَيْكَ أَحَدٌ فَاسْمَعْ لَهُ وَلَا تَقْطَعْ كَلَامَهُ، وَإِذَا حَدَّثَكَ بِحَدِيثٍ قَدْ سَمِعْتَهُ فَلَا تَقُلْ: قَدْ سَمِعْتُهُ
“Jika seseorang berbicara kepadamu, dengarkanlah dia dan jangan memotong pembicaraannya. Jika ia bercerita dan engkau sudah pernah mendengarnya, jangan berkata: aku sudah mendengar cerita ini.”
Adab ini mengajarkan kita menghormati lawan bicara. Tidak memotong pembicaraan adalah tanda kesabaran, sementara tidak meremehkan cerita yang sudah kita tahu adalah bentuk menghargai perasaan. Di zaman digital, mendengarkan dengan penuh perhatian berarti juga menyingkirkan gawai saat orang berbicara dengan kita.
3. Menjaga Kebersihan Diri dan Menghindari Kebiasaan Buruk
Baraja berpesan:
نَظِّفْ أَسْنَانَكَ بِالسِّوَاكِ أَوْ فُرْشَاةِ الأَسْنَانِ كُلَّ يَوْمٍ، وَلَا تَمْصُ أَصَابِعَكَ أَوْ تَقْضُمُ أَظَافِرَكَ، وَلَا تُدْخِلْ أَصَابِعَكَ فِي أَنْفِكَ أَوْ أُذُنِكَ، خُصُوصًا بَيْنَ النَّاسِ
“Bersihkan gigimu dengan siwak atau sikat gigi setiap hari, jangan menghisap jari, menggigit kuku, atau memasukkan jarimu ke hidung atau telinga, terutama di hadapan orang banyak.”
Kebersihan diri adalah bagian dari iman. Menghindari kebiasaan buruk ini menjaga kesehatan sekaligus citra diri. Bahkan, di tengah masyarakat, kebiasaan ini menjadi ukuran kesopanan dan kematangan seseorang.
4. Tidak Mencampuri Urusan Orang Lain
Nasihat terakhir di bagian ini berbunyi:
مِنْ أَسْوَإِ العَادَاتِ تَتَبُّعُ أَسْرَارِ النَّاسِ وَقِرَاءَةُ رِسَائِلِهِمْ أَوْ سُؤَالُهُمْ عَنْهَا، أَوْ التَّسَلُّلُ لِسَمَاعِ حَدِيثٍ لَيْسَ لَكَ فِيهِ شَأْنٌ
“Termasuk kebiasaan terburuk adalah menyelidiki rahasia orang lain, membaca surat yang bukan milikmu, atau mendekati dua orang yang sedang berbicara untuk mendengar pembicaraan mereka.”
Islam mengajarkan husnuzhan (berbaik sangka) dan melarang tajassus (memata-matai). Menghormati privasi orang lain menunjukkan kedewasaan, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Membaca pesan pribadi tanpa izin atau ikut campur obrolan yang bukan urusan kita adalah pelanggaran adab dan etika.
Adab yang Menjaga Martabat
Empat nasihat ini sederhana, tetapi jika diamalkan akan menjaga martabat diri di hadapan Allah dan manusia. Sopan dalam berbicara, sabar mendengar, bersih dalam penampilan, dan menghormati privasi orang lain adalah fondasi akhlak yang tidak lekang waktu.
Mari kita bertanya pada diri sendiri: Apakah kita sudah menjalani keempat nasihat ini dalam keseharian? Semoga Allah menuntun kita untuk menghiasi hidup dengan adab, agar hidup kita berharga di mata-Nya dan bermanfaat bagi sesama.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
