Pendidikan
Beranda » Berita » Sopan Santun Murid terhadap Teman-Temannya dalam Akhlaq lil Banin Juz 1 Karya Umar Baraja (Pelajaran Klasik untuk Hari Ini)

Sopan Santun Murid terhadap Teman-Temannya dalam Akhlaq lil Banin Juz 1 Karya Umar Baraja (Pelajaran Klasik untuk Hari Ini)

Adab murid
Sebuah buku 'Akhlaq lil Banin'

SURAU.CO – Pernahkah kita memperhatikan bagaimana seorang murid berinteraksi dengan teman-temannya di sekolah? Ada yang ramah dan menenangkan, tetapi ada pula yang suka mengejek atau mengganggu. Dalam pandangan Islam, persahabatan di lingkungan belajar harus dibangun atas dasar saling menghormati. Umar bin Ahmad Baraja, melalui Akhlaq lil Banin Juz 1, menegaskan bahwa sopan santun kepada teman adalah bagian dari akhlak yang harus dipelihara sejak dini.

Umar bin Ahmad Baraja adalah ulama abad ke-20 asal Hadramaut, Yaman, yang dikenal sebagai pendidik dan penulis kitab-kitab akhlak. Akhlaq lil Banin ia tulis sebagai panduan budi pekerti untuk anak laki-laki, khususnya santri dan siswa madrasah. Kitab ini berisi adab-adab praktis dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari rumah, sekolah, hingga pergaulan. Posisi kitab ini istimewa karena memadukan bahasa yang mudah dengan pesan moral yang dalam, sehingga tetap relevan lintas zaman.

1. Menghormati dan Menyayangi Teman

Umar Baraja menulis:

أَكْرِمْ زُمَلَاءَكَ وَأَحْسِنْ إِلَيْهِمْ
“Muliakanlah teman-temanmu dan berbuat baiklah kepada mereka.”

Menghormati teman berarti mengakui mereka sebagai bagian penting dari perjalanan belajar. Kita bisa memulainya dengan mengucapkan salam, menyapa dengan senyum, atau membantu ketika mereka kesulitan. Di era sekarang, penghormatan juga berarti tidak merendahkan teman di media sosial atau membuat candaan yang menyakitkan hati.

Generasi Sandwich dan Birrul Walidain: Mengurai Dilema dengan Solusi Langit

2. Menghindari Perilaku Mengganggu

Kitab ini juga mengingatkan:

لَا تُؤْذِهِمْ وَلَا تَسْخَرْ مِنْهُمْ
“Jangan menyakiti mereka dan jangan mengejek mereka.”

Godaan untuk bercanda berlebihan atau mengejek sering muncul di kalangan pelajar. Namun, candaan yang mengandung ejekan bisa melukai perasaan dan merusak hubungan. Nabi ﷺ bersabda: “Cukuplah seseorang dikatakan buruk bila ia merendahkan saudaranya yang muslim.” (HR. Muslim). Oleh karena itu, menjaga lisan dan sikap menjadi bentuk nyata dari akhlak mulia.

3. Saling Membantu dalam Kebaikan

Umar Baraja menasihati:

سَاعِدْهُمْ فِي دُرُوسِهِمْ وَأُمُورِهِمْ الْخَيْرِيَّةِ
“Bantulah mereka dalam pelajaran dan urusan-urusan kebaikan.”

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Persahabatan yang baik bukan hanya untuk bersenang-senang, tetapi juga untuk saling menguatkan. Membantu teman memahami pelajaran atau mengajak mereka dalam kegiatan positif adalah wujud solidaritas. Bahkan, kerja sama dalam kebaikan akan mempererat hubungan dan membawa keberkahan.

Persahabatan yang Membawa Keberkahan

Sopan santun terhadap teman adalah investasi moral yang akan menuai manfaat jangka panjang. Teman yang dihormati akan menjadi saudara dalam kebaikan, sementara teman yang disakiti bisa menjadi sumber penyesalan.

Maka, mari kita renungkan: Sudahkah kita menjadi teman yang membahagiakan, bukan hanya menyenangkan?

Semoga Allah membimbing kita untuk menjaga persahabatan dalam bingkai akhlak, saling menguatkan di jalan ilmu, dan tetap bersama dalam kebaikan hingga akhir hayat.

Menerapkan Parenting Nabawi: Panduan Mendidik Karakter Anak Lewat Riyadus Shalihin

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement