SURAU.CO – Kita sering melihat murid kehilangan penggaris, membawa buku lusuh, atau pulpen yang entah ke mana perginya. Bagi sebagian orang, ini mungkin terlihat sepele. Namun, Umar bin Ahmad Baraja dalam Akhlaq lil Banin Juz 1 memandangnya sebagai bagian penting dari adab. Beliau mengajarkan bahwa cara seorang murid memperlakukan alat belajarnya menunjukkan sikapnya terhadap ilmu. Jika barang-barang belajar terjaga, berarti murid itu menghormati proses menuntut ilmu.
Umar bin Ahmad Baraja adalah ulama abad ke-20 asal Hadramaut, Yaman. Beliau tumbuh di lingkungan yang menjunjung tinggi ilmu. Sebagai pendidik, beliau menyusun Akhlaq lil Banin untuk membentuk karakter anak laki-laki sejak usia sekolah. Kitab ini memuat pesan moral praktis, mulai dari cara berpakaian, berbicara, hingga memelihara alat sekolah. Hingga kini, banyak pesantren dan madrasah tetap mengajarkannya karena nilai-nilainya relevan sepanjang masa.
1. Menjaga Kebersihan dan Kerapian Alat Sekolah
Dalam kitab Akhlaq lil Banin tertulis:
حَافِظْ عَلَى نَظَافَةِ كُتُبِكَ وَأَدَوَاتِكَ
“Peliharalah kebersihan buku-buku dan alat-alatmu.”
Pesan ini mengajak murid memperlakukan buku dan alat tulis seperti teman dekat yang perlu dirawat. Menjaga kebersihan bukan sekadar membuat barang terlihat rapi, tetapi juga melatih rasa tanggung jawab. Misalnya, memberi sampul buku, merapikan meja belajar, dan mengosongkan tas dari sampah atau makanan yang bisa merusak isinya. Selain itu, kerapian akan mempermudah proses belajar karena semua barang berada di tempat yang tepat.
2. Menghindari Sifat Ceroboh
Umar Baraja memberi peringatan:
لَا تُعِرْ أَدَوَاتِكَ لِمَنْ يُضَيِّعُهَا
“Jangan meminjamkan alat-alatmu kepada orang yang meremehkannya.”
Pesan ini mendorong murid untuk bersikap bijak. Meminjamkan barang kepada teman yang tidak hati-hati sering berakhir dengan kerusakan atau kehilangan. Di era modern, hal ini berlaku tidak hanya untuk buku atau pena, tetapi juga laptop dan perangkat digital. Oleh karena itu, murid perlu memilih dengan bijak kepada siapa ia meminjamkan barang, agar proses belajarnya tidak terganggu.
3. Menyimpan Alat di Tempatnya
Baraja juga menulis:
ضَعْ أَدَوَاتِكَ فِي مَكَانِهَا بَعْدَ الاِسْتِعْمَالِ
“Letakkan alat-alatmu di tempatnya setelah digunakan.”
Kebiasaan ini sederhana, tetapi manfaatnya besar. Menyimpan barang di tempatnya membuat murid mudah menemukannya kembali dan mencegah kehilangan. Para ulama terdahulu bahkan memiliki tempat khusus untuk pena, tinta, dan kitab, sebagai bentuk penghormatan terhadap ilmu. Saat ini, murid bisa mempraktikkan adab ini dengan mengembalikan semua alat belajar ke tas atau loker setelah digunakan.
Barang yang Terjaga, Ilmu yang Terhormat
Memelihara alat sekolah adalah latihan menjaga amanah. Murid yang rapi dan bertanggung jawab terhadap barangnya biasanya lebih tertib dalam mengatur waktu dan pikiran. Bahkan, kebiasaan sederhana seperti ini dapat mempengaruhi keberhasilan di masa depan.
Maka, mari kita bertanya: Apakah kita sudah menjaga alat belajar seperti sahabat yang membantu perjalanan ilmu kita?
Semoga Allah membimbing kita untuk menghargai setiap sarana ilmu dan memberkahi setiap langkah belajar kita.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
