SURAU.CO-Setiap jamaah haji dan umroh wajib mencukur rambut setelah menjalani rangkaian ibadah tertentu. Ritual mencukur rambut ini bukan hanya tindakan fisik biasa, melainkan sarat makna spiritual. Dengan mencukur rambut, jamaah menandai proses penyucian diri dari dosa dan kembali dalam keadaan suci. Tindakan ini menunjukkan kesungguhan hati mereka untuk meninggalkan keburukan dan memulai kehidupan baru yang lebih bersih dan penuh berkah.
Dalam Islam, mencukur rambut juga menandai berakhirnya masa ihram dan bukti bahwa jamaah telah menyelesaikan sebagian besar ibadahnya. Momen ini melambangkan transisi dari keadaan suci menuju pengharapan lebih besar kepada Allah SWT. Bukan sekadar memotong rambut, ritual ini menjadi refleksi batin tentang perubahan diri dan penguatan iman. Banyak jamaah merasakan kedamaian dan kebahagiaan setelah melakukan prosesi ini sebagai simbol pembaruan yang sejati.
Makna Spiritual dan Hikmah Mencukur Rambut Saat Haji dan Umroh
Rasulullah ﷺ mengajarkan agar jamaah mencukur rambut sebagai sunnah yang membawa berkah dan penebusan dosa. Setiap helai rambut yang dipotong melambangkan dosa yang hilang, sehingga jamaah menjalani proses bersih lahir dan batin. Ritual ini menjadi permulaan baru untuk menjadi hamba yang lebih baik dan taat.
Selain makna spiritual, ritual mencukur rambut membantu menjaga kesehatan. Saat ibadah haji dan umroh berlangsung di tempat yang padat dan ramai, jamaah harus menjaga kebersihan diri. Mencukur rambut mengurangi risiko infeksi kulit kepala dan gangguan lain yang bisa mengganggu kenyamanan beribadah. Rambut yang lebih pendek juga memungkinkan sirkulasi udara di kulit kepala jadi lebih baik sehingga jamaah tetap fokus dan nyaman menjalankan ritual.
Banyak jamaah mengungkapkan bahwa momen mencukur rambut membawa perasaan lega dan penuh makna. Walau ada yang merasa berat melepas rambut yang sudah melekat, rasa lapang dan bersih secara spiritual muncul setelahnya. Momen mencukur rambut di tanah suci membuat mereka sadar pentingnya meninggalkan hal-hal yang tidak berguna dan mendekatkan diri kepada Allah. Perasaan spiritual ini sulit didapatkan di tempat lain, sehingga momen ini menjadi sangat istimewa.
Tata Cara Mencukur Rambut Saat Haji dan Umroh dan Pengalaman Jamaah
Syariat Islam mengatur tata cara mencukur rambut saat haji dan umroh. Pria bisa memilih mencukur rambut seluruhnya (halq) atau memotong sebagian (taqsir), sesuai kondisi dan kenyamanan masing-masing. Wanita cukup menggunting ujung rambut sepanjang satu jari sebagai tanda berakhirnya masa ihram. Jamaah biasanya melakukan ritual ini setelah thawaf wada, yakni tawaf perpisahan yang menandai hampir selesai seluruh rangkaian ibadah.
Pengalaman jamaah menunjukkan pentingnya menjalani tata cara yang benar saat mencukur rambut. Ritual ini bukan sekadar kewajiban, tapi juga momen refleksi spiritual yang dalam. Beberapa jamaah bahkan merasa terharu seolah “lahir kembali” setelah rambut dipotong. Beberapa menggunakan jasa tukang cukur profesional di sekitar Masjidil Haram agar proses berjalan bersih dan rapi, serta menjaga kesucian dan kenyamanan.
Selain itu, ritual mencukur rambut menjadi kesempatan saling membantu antar jamaah, terutama bagi yang baru pertama kali menjalankan haji atau umroh. Mereka saling mengingatkan tata cara yang benar dan menjaga niat tetap suci. Dengan demikian, ritual ini membawa dampak pribadi sekaligus mempererat ukhuwah antar sesama muslim yang menjalankan ibadah di tanah suci.
Mencukur rambut saat haji dan umroh bukan sekadar ritual, melainkan simbol pembaruan spiritual yang mendalam. Ritual ini mengajarkan kita membersihkan diri dari dosa dan memperkuat iman. Dengan menjalankan tata cara yang benar, jamaah merasakan kedamaian dan kesiapan menyambut kehidupan baru penuh berkah dan rahmat Allah SWT. (Hendri Hasyim)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
