Surau.co. Umat Muslim diwajibkan sholat lima waktu sehari. Namun apakah makna sholat telh dapat dipahami sesungguhnya sebagai pengejewantahan ibadah?.
Sholat secara bahasa berarti doa, dalam praktik dan literatur Islam, sholat memegang peranan sentral baik dari sisi ritual maupun pembentukan karakter umat.
Kata αΉ£alΔh (Ψ΅ΩΨ§Ψ©) berasal dari akar kata αΉ£Δd-lΔm-wΔw (Ψ΅ Ω Ω) atau αΉ£Δd-lΔm-yΔβ (Ψ΅ Ω Ω) dalam bahasa Arab. Secara bahasa, ia berarti doa, permohonan, atau hubungan yang terjalin. Bentuk kata kerja αΉ£allΔ berarti βmendoakanβ atau βmelaksanakan sholatβ.
Dalam Al-Qurβan, kata ini memiliki beberapa bentuk: αΉ£alΔh (Ψ΅ΩΨ§Ψ©) untuk menyebut ibadah ritual, yuαΉ£allΕ«na (ΩΨ΅ΩΩΩ) untuk menggambarkan Allah dan malaikat memberi rahmat, dan αΉ£alli (Ψ΅ΩΩ) untuk perintah langsung. Misalnya, dalam Surah Al-Ahzab (33:56):
βSesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuknya dan ucapkanlah salam penghormatan.β
Perintah sholat muncul berulang kali dalam Al-Qurβan, menegaskan kedudukannya yang utama.
Ayat-ayat Sholat dalam Al-Qurβan
Beberapa ayat yang menegaskan perintah dan makna sholat antara lain:
-
Surah Al-Baqarah (2:43)
ΩΩΨ§ΩΩΩΩΩΩ ΩΩΨ§ Ψ§ΩΨ΅ΩΩΩΩ°ΩΨ©Ω ΩΩΨ§Ω°ΨͺΩΩΨ§ Ψ§ΩΨ²ΩΩΩΩ°ΩΨ©Ω ΩΩΨ§Ψ±ΩΩΩΨΉΩΩΩΨ§ Ω ΩΨΉΩ Ψ§ΩΨ±ΩΩ°ΩΩΨΉΩΩΩΩΩ ΫΩ€Ω£Tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk. Ayat ini menegaskan perintah sholat sebagai kewajiban kolektif yang diiringi kewajiban sosial (zakat).
-
Surah Al-βAnkabut (29:45)
βBacalah Kitab (Al-Qurβan) yang telah diwahyukan kepadamu dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.β Ayat ini menunjukkan fungsi moral sholat dalam mencegah keburukan.
-
Surah Taha (20:14)
βSesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk mengingat-Ku.β Ayat ini menekankan tujuan sholat sebagai bentuk dzikir (mengingat Allah).
- Surah Al-Maβun (107:4-5)
βMaka celakalah orang-orang yang sholat, yaitu orang-orang yang lalai dari sholatnya.β Ayat ini mengingatkan bahwa kualitas sholat lebih penting daripada sekadar melaksanakannya secara fisik.
Manfaat dan tujuan : spiritual, moral, dan sosial
Al-Qurβan menegaskan perintah sholat berulang kali dan mengaitkannya dengan nilai-nilai moral lain seperti zakat dan ketaatan kepada Rasul. Perintah ini bukan sekadar ritual formal, tetapi merupakan cara untuk menata hubungan manusia dengan Allah dan mengukuhkan tata nilai kolektif dalam masyarakat.
Selain itu, ayat-ayat yang memerintahkan sholat sering muncul berpasangan dengan seruan untuk kebaikan dan kesabaran. Hal itu menunjukkan sholat berfungsi sebagai pendorong etika sosial dan ketahanan mental umat. Konteks ini memperlihatkan dimensi spiritual sekaligus sosial dari kewajiban beribadah.
Dari sisi spiritual, sholat menjadi sarana komunikasi langsung antara hamba dan Tuhan yang menumbuhkan kesadaran ketuhanan, tawadhu`, dan pemurnian niat. Sholat mengingatkan orang beriman pada hakikat kehidupan dan tujuan akhir (akhirat).
Secara moral, rutinitas sholat melatih disiplin waktu, kebersihan (wudhu), kerendahan hati, dan tanggung jawab. Semua nilai ini berkontribusi dalam pembentukan karakter individu yang beradab. Pendidikan agama formal dan informal menekankan bahwa kegiatan ritual berulang seperti sholat membentuk kebiasaan positif yang mempengaruhi perilaku sehari-hari.
Dari perspektif kesehatan mental dan psikologis, penelitian modern menunjukkan praktik sholat dapat mengurangi kecemasan, membantu regulasi emosi, dan berperan sebagai mekanisme ketenangan melalui fokus, pernapasan teratur, dan repetisi ritual. Bukti ilmiah pada berbagai studi menunjuk pada korelasi positif antara praktik ibadah teratur dengan kesejahteraan psikologis.
Secara sosial, sholat berjamaah dan ritual terkait (masjid, jadwal, silaturahim) memperkuat jaringan komunitas, solidaritas, dan tanggung jawab kolektif β aspek yang memelihara kohesi sosial dalam banyak masyarakat Muslim. Praktik berjamaah memberi dimensi nyata bagi agama sebagai pengikat sosial, bukan sekadar urusan privat.
Praktik dan Kualitas Sholat
Pahala memang disebutkan dalam Al-Qurβan dan hadits sebagai ganjaran atas ketaatan. Namun menyederhanakan makna sholat sebagai semata-mata βalat mendapat pahalaβ adalah pembacaan yang sempit. Inti ajaran menempatkan niat (niyyah) sebagai penentu hakikat perbuatan, sehingga sholat menjadi medium niat yang benar: hubungan, ketundukan, dan transformasi diri, bukan sekadar transaksi moral.
Fokus utama sholat adalah ketaatan dan penghambaan (ubudiyah) kepada Allah, yang melampaui hitung-hitungan ganjaran duniawi atau bahkan semata-mata perhitungan pahala akhirat.
Kualitas sholat yakni ketenangan hati, konsentrasi, dan penghayatan. Tanpa khusyu, sholat dapat menjadi rutinitas mekanis; oleh karena itu pembinaan batin dan pemahaman teks sangat penting untuk menjauhkan ibadah dari sekadar formalitas. Ini menegaskan bahwa aspek internal lebih utama daripada sekadar tampilan eksternal.
Memahami makna sholat secara menyeluruh menuntut perhatian pada niat, kualitas pelaksanaan, serta kesadaran bahwa sholat bermakna jauh lebih luas daripada sekadar mencari pahala. *TeddyNs
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.