Sejarah
Beranda » Berita » Sejarah dan Perkembangan Islam pada Suku Kokoda Papua

Sejarah dan Perkembangan Islam pada Suku Kokoda Papua

Sejarah dan Perkembangan Islam pada Suku Kokoda Papua
Gambar AI, Sumber: gemini.google.com.

SURAU.CO. Suku Kokoda adalah salah satu suku asli Papua Barat Daya yang mendiami wilayah Sorong, Sorong Selatan, dan sekitarnya. Orang-orang mengenal mereka sebagai suku yang unik karena banyak warganya memeluk agama Islam, meskipun Papua lebih terkenal dengan mayoritas penduduk Kristen. Kehidupan beragama suku ini menarik untuk dibahas karena Islam tumbuh menyatu dengan tradisi lokal yang sudah ada sejak lama.

 

Awal Masuknya Islam ke Kokoda

Islam sampai ke Kokoda melalui beberapa jalur. Pertama, lewat pengaruh Kesultanan Tidore dan Ternate yang sejak lama menjalin hubungan dagang dan politik dengan wilayah Papua Barat. Kedua, dari para pendatang Muslim dari daerah sekitar seperti Fakfak dan Inawatan yang kemudian menikah dan menetap bersama masyarakat Kokoda. Dari sana, ajaran Islam menyebar dari satu keluarga ke keluarga lain, hingga menjadi bagian penting dari kehidupan mereka.

Kepala suku Kokoda bahkan pernah mengatakan bahwa nenek moyang mereka sudah mengenal Islam sejak masuknya pengaruh Tidore. Akibatnya, mereka kini memadukan adat yang dulunya bersifat tradisional dengan ajaran Islam.

 

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Perpaduan Agama dan Adat

Islam di Kokoda tidak menghapus budaya lokal. Sebaliknya, ajaran agama ini justru melebur di dalamnya. Contohnya terlihat pada magaomo, yaitu upacara adat untuk syukuran kelahiran, khitan, atau pernikahan. Dalam pelaksanaannya, masyarakat tetap memakai tata cara adat, tetapi doa-doa yang dibacakan sesuai ajaran Islam.

Kesenian juga menjadi sarana perpaduan tersebut. Musik tradisional Tifa Syawat, yang menggunakan gendang tifa, gong, dan suling, sering dimainkan dalam acara Maulid Nabi atau perayaan keagamaan lainnya. Melalui musik ini, tradisi Kokoda tetap hidup sekaligus menjadi bagian dari syiar Islam.

 

Identitas Sosial Muslim Kokoda

Adat dan agama membentuk identitas suku Kokoda. Misalnya, pernikahan tetap dilaksanakan dengan upacara adat, tetapi akad nikah mengikuti syariat Islam. Dahulu, jenazah dibakar di atas pohon sagu sesuai adat lama. Namun, setelah mengenal Islam, mereka menggantinya dengan penguburan sesuai ajaran agama.

Hubungan antaragama di Kokoda juga sangat rukun. Meskipun sebagian penduduk memeluk Kristen, mereka tetap hidup berdampingan. Prinsip “sa pu sodara” atau persaudaraan membuat setiap warga saling membantu dan menghadiri acara besar, baik adat maupun agama.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

 

Pendidikan Agama

Pendidikan agama mendapat perhatian khusus di Kokoda. Para orang tua dan tokoh masyarakat mengajarkan anak-anak membaca Al-Qur’an sejak kecil. Mereka percaya bahwa pembelajaran dini akan menjaga iman sekaligus identitas mereka sebagai Muslim Kokoda.

Beberapa kampung mengelola madrasah atau tempat belajar mengaji secara swadaya. Selain itu, tokoh agama lokal sering mengajarkan Islam dalam bahasa Kokoda sehingga anak-anak dan orang tua lebih mudah memahaminya. Selain itu, tokoh agama lokal sering mengajarkan Islam dalam bahasa Kokoda sehingga anak-anak dan orang tua lebih mudah memahaminya.

 

Tantangan dan Perubahan

Dulu, suku Kokoda hidup secara nomaden. Sekarang, mereka mulai menetap di kampung permanen seperti Warmon. Hal ini mempermudah akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan administrasi. Namun, perubahan ini juga membawa tantangan, seperti masuknya budaya luar yang dapat memengaruhi tradisi dan nilai mereka.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Oleh karena itu, masyarakat Kokoda berusaha mempertahankan adat sambil tetap membuka diri terhadap perkembangan zaman. Mereka terus menjalankan kegiatan keagamaan, seni, dan adat agar generasi muda tidak melupakan akar budaya mereka.

 

Islam sebagai Bagian dari Identitas Kokoda

Bagi suku Kokoda, Islam adalah bagian dari kehidupan. Nilai-nilai agama ini hadir dalam gotong royong, saling membantu, dan menghormati sesama. Tradisi adat menjadi sarana memperkuat ajaran agama, sedangkan agama memberi makna baru bagi adat.

Perpaduan ini membuat Islam di Kokoda memiliki ciri khas. Masyarakat Kokoda tidak hanya menemui Islam di masjid atau pengajian, tetapi juga menjaganya dalam musik, tarian, dan upacara adat hingga sekarang.

Artikel lainnya dari Vio Surau.co


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement