Fiqih
Beranda » Berita » Hukum Azan dan Iqomah di Liang Lahat Ketika Meletakkan Mayat di Dalamnya

Hukum Azan dan Iqomah di Liang Lahat Ketika Meletakkan Mayat di Dalamnya

Hukum Azan dan Iqomah di Liang Lahat Ketika Meletakkan Mayat di Dalamnya

Hukum Azan dan Iqomah di Liang Lahat Ketika Meletakkan Mayat di Dalamnya.

 

Dalam tradisi Islam, azan dan iqomah adalah panggilan penting untuk melaksanakan shalat, yang memiliki hukum dan aturan tersendiri. Namun, bagaimana hukumnya jika azan dan iqomah dilakukan di liang lahat ketika meletakkan mayat di dalamnya? Apakah diperbolehkan atau justru termasuk perbuatan bid’ah?

Jawaban dari Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah

Tanpa diragukan, bahwa azan dan iqomah di liang lahat adalah suatu bid’ah. Allah tidak menurunkan dalil yang membenarkan hal tersebut, karena perbuatan itu tidak pernah diriwayatkan dari Nabi Muhammad ﷺ maupun para sahabatnya. Segala kebaikan adalah ketika kita mengikuti mereka dan menelusuri jalan mereka.

Hal ini diperkuat dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam QS. At-Taubah ayat 100:

Ketika Cinta Membawa ke Tiang Eksekusi: Kisah Al-Hallaj

> “Orang-orang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah.”

Maka sudah jelas bahwa mengikuti jejak dan contoh para salaf adalah jalan kebaikan, sedangkan hal-hal baru yang tidak bersumber dari Nabi dan para sahabat, termasuk azan dan iqomah di liang lahat, adalah bid’ah.

Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah

Sumber Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah 1, judul: Al-Ijabah ‘an As’ilah Mutafarriqah. Semoga penjelasan ini dapat menjadi pencerahan dan pengingat untuk kita agar selalu berpegang teguh pada sunnah Nabi dan tidak menambah-nambah hal yang belum ada tuntunannya.

 

 

Doa Ibu, Jalan Sufi: Kisah Pengabdian Abu Yazid Al-Busthami


 

Nasehat untuk Diri Sendiri: Memahami Takdir dan Menemukan Kebahagiaan Sejati.

Dalam perjalanan hidup, seringkali kita dihadapkan pada berbagai kejadian yang tampak seperti kebetulan. Namun sebenarnya, tidak ada yang terjadi begitu saja tanpa alasan dan rencana. Segala sesuatu yang datang dalam hidup kita adalah bagian dari takdir Allah yang sudah ditetapkan. Dengan memahami hal ini, kita diajak untuk menjalani hidup dengan sikap yang lebih bijak dan penuh rasa syukur.

Pertama, segala sesuatu yang terjadi, baik maupun buruk, adalah takdir Allah. Ini berarti setiap peristiwa memiliki makna dan hikmah tersendiri. Saat kita menghadapi hal baik, itu adalah kesempatan untuk melatih diri agar selalu bersyukur. Bersyukur bukan hanya tentang mengucapkan terima kasih, tapi juga menghargai dan menyadari betapa besar karunia yang telah diberikan. Dengan rasa syukur, hati menjadi tenang dan hidup terasa lebih bermakna.

Kedua, ketika menghadapi hal buruk, kita diajarkan untuk bersabar. Kesulitan dan ujian adalah bagian dari proses pembelajaran hidup yang menguatkan mental dan spiritual kita. Kesabaran mengajarkan kita untuk tidak mudah menyerah dan tetap percaya bahwa Allah memiliki rencana terbaik di balik setiap cobaan.

Ketiga, kebahagiaan sejati bukanlah saat semua keinginan kita terpenuhi. Banyak orang merasa bahagia hanya ketika segala sesuatu berjalan sesuai harapan, padahal kebahagiaan itu lebih dalam dan luas. Bahagia adalah saat kita mampu menerima keadaan dengan ikhlas, memaknai setiap kejadian, dan tetap optimis bahwa Allah memberikan yang terbaik untuk kita.

Kebenaran Versi dan Tafsir Ulama Pilihan

Akhirnya, saat kita benar-benar memahami bahwa kehendak Allah adalah yang terbaik, kita akan menemukan kedamaian dalam hati. Kita tidak lagi terbebani oleh ketidakpastian dan rasa kecewa karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Kita percaya bahwa di balik setiap takdir ada kasih sayang dan kebijaksanaan Allah yang maha tahu.

Mari kita tanamkan keyakinan ini dalam diri kita, bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah takdir Allah yang penuh hikmah. Dengan bersyukur, bersabar, dan menerima, kita bisa menjalani hidup dengan bahagia dan penuh keberkahan. (Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement