Khazanah
Beranda » Berita » Bangun Tidur: Momen Pertama Bersyukur

Bangun Tidur: Momen Pertama Bersyukur

Bangun Tidur: Momen Pertama Bersyukur

Bangun Tidur: Momen Pertama Bersyukur.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ “Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami, dan kepada-Nya-lah kami dibangkitkan.” (HR Al-Bukhari No. 6325)

Di antara sekian banyak nikmat Allah yang sering terlupakan, ada satu nikmat yang kita alami setiap hari: terbangun dari tidur.

Cobalah renungkan sejenak, bukankah tidur adalah kematian sementara? Bukankah dalam tidur kita benar-benar tak sadar, tak mampu mengatur apa pun, bahkan tidak tahu apakah kita akan kembali membuka mata esok hari?

Namun Allah, dengan kasih sayang-Nya, membangunkan kita lagi. Diberi napas. Diberi kesempatan. Diberi pagi yang baru.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Sayangnya, kita sering lupa untuk mengucap syukur. Padahal Nabi ﷺ telah mencontohkan ucapan pertama saat terbangun dari tidur adalah:

> “Alhamdulillahil ladzi ahyaana ba’da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuur.”

Inilah dzikir dan doa yang bukan sekadar hafalan lisan, tapi pancaran rasa syukur terdalam karena Allah telah memberi kita hari yang baru untuk hidup dan memperbaiki diri.

Tidur Adalah Kematian Sementara

Dalam Al-Qur’an, Allah menyebut tidur sebagai wafat (kematian sementara):

 “Allah mewafatkan jiwa (orang) ketika matinya dan (melepaskan jiwa) yang belum mati di waktu tidurnya.”
(QS. Az-Zumar: 42)

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Betapa dekatnya tidur dengan kematian. Saat tidur, roh kita dipegang oleh Allah. Jika Dia kehendaki, kita akan dibangunkan kembali. Jika tidak—itulah ajal.

Maka setiap kali kita terbangun, itu adalah kesempatan kedua. Kesempatan untuk memperbaiki yang kemarin, dan memulai sesuatu yang lebih baik hari ini.

Doa Bangun Tidur: Bukan Sekadar Sunnah, Tapi Kebutuhan Jiwa

Mengucapkan “Alhamdulillah…” saat bangun tidur adalah bentuk pengakuan bahwa hidup kita tidak dijamin oleh usaha kita, tetapi sepenuhnya karena rahmat Allah.

Betapa sering kita menyiapkan rencana, agenda, bahkan rapat penting di pagi hari. Tapi, bagaimana jika Allah tak membangunkan kita?

Selesai sudah. Semua rencana gagal. Semua cita-cita terhenti. Dunia tidak lagi penting bagi yang sudah tidak diberi nyawa.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Karena itu, doa bangun tidur bukan hanya sunnah, tapi kebutuhan jiwa untuk merendah di hadapan Allah dan menyadari betapa kecilnya kita.

Jangan Sekadar Hidup, Tapi Hiduplah dengan Amal Shaleh

Seperti yang disampaikan Ust. Tommy Eka Purnama:
“Pagi ini… Allah masih kasih kesempatan kita untuk hidup… bukan hanya hidup tapi juga bisa beramal shaleh. Ada juga orang hidup tapi tak beramal shaleh…”

Inilah peringatan yang sangat menyentuh. Banyak orang diberi kehidupan, tapi lalai. Pagi harinya hanya diisi rutinitas dunia tanpa zikir, tanpa shalat Subuh, tanpa semangat untuk taat.

Maka perbedaan antara “hidup yang bernilai” dan “hidup yang sekadar ada” adalah amal shaleh. Hidup kita hanya benar-benar hidup jika kita manfaatkan untuk beribadah, bersyukur, dan membawa kebaikan.

Awali Hari dengan Kesadaran Tauhid

Doa bangun tidur juga menjadi deklarasi keimanan bahwa hidup ini akan kembali kepada Allah. Frasa “wa ilaihin-nusyuur” artinya “dan kepada-Nya kita akan dibangkitkan”. Ini pengingat bahwa ada hari kebangkitan. Ada hisab. Ada akhirat.

Bangun tidur menjadi pelajaran tauhid:

Kita tidak punya kuasa atas hidup dan mati.
Kita akan dibangkitkan.
Kita akan dimintai pertanggungjawaban.

Inilah yang membuat pagi kita penuh makna jika diawali dengan mengingat Allah, bukan dengan membuka ponsel, bukan dengan keluhan, bukan dengan kegelisahan duniawi.

Hafalkan dan Amalkan, Jangan Hanya Diketahui

Ustadz menutup pesannya dengan kalimat penuh sindiran lembut: “HAFAL DONK…!!! Hanya saja kadang kita lupa membacanya.”

Memang begitulah manusia. Sering tahu tapi tidak melakukan. Hafal doa, tapi lupa mengamalkannya. Hafal ayat, tapi tak membacanya. Hafal ilmu, tapi tak menghayatinya.

Sudah saatnya kita memperbaiki itu. Jadikan doa bangun tidur sebagai kebiasaan harian yang mengawali hari dengan syukur dan kesadaran spiritual.

Penutup: Bangun, Bersyukur, Beramal

Setiap bangun tidur adalah lembaran baru. Setiap pagi adalah anugerah. Maka mari:

Ucapkan doa bangun tidur.
Syukuri kesempatan hidup yang Allah beri.
Isi hari dengan amal shaleh, bukan hanya rutinitas dunia.

SALAM SEHAT DAN BAROKAH. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang pandai bersyukur sejak mata terbuka, hingga mata terpejam kembali dalam ridha-Nya. (Tengku)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement