Khazanah
Beranda » Berita » Akar yang Kuat dalam Kehidupan: Refleksi dari Sebatang Pohon Tanpa Daun

Akar yang Kuat dalam Kehidupan: Refleksi dari Sebatang Pohon Tanpa Daun

Akar yang Kuat dalam Kehidupan: Refleksi dari Sebatang Pohon Tanpa Daun

Akar yang Kuat dalam Kehidupan: Refleksi dari Sebatang Pohon Tanpa Daun.

 

Dalam kehidupan ini, kita sering kali menilai kekuatan dan keindahan seseorang dari apa yang tampak di permukaan. Daun-daun yang rimbun melambangkan pencapaian, popularitas, kekayaan, atau penampilan luar yang memesona. Namun, tidak semua pohon ditakdirkan memiliki daun yang indah. Ada pohon yang tampak gersang, kering, bahkan seolah mati, tetapi ia tetap berdiri tegak karena akarnya begitu kuat menghujam ke dalam tanah.

Kalimat sederhana dalam gambar tersebut “Ada pohon yang ditakdirkan tidak memiliki daun yang indah, tapi ia diberikan akar yang kuat agar tidak tumbang” adalah perumpamaan yang dalam dan penuh makna. Ia mengajarkan kita bahwa kekuatan sejati tidak selalu terlihat oleh mata, tetapi tertanam dalam hal-hal yang tak kasat mata seperti iman, kesabaran, keikhlasan, dan tekad untuk terus melangkah meski dunia tak selalu ramah.

Arti Sebatang Pohon dalam Perspektif Kehidupan

Sebatang pohon yang tak berdaun mungkin akan dianggap tidak berguna, tidak menarik, bahkan tidak bernilai. Tapi justru di situlah letak pesan pentingnya: ia tetap berdiri, tetap hidup, karena akarnya menancap kuat. Ia mungkin tidak bisa memamerkan keindahan daunnya kepada dunia, tapi ia memiliki kekuatan untuk bertahan dari badai, dari kekeringan, dari musim-musim sulit.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Begitu juga dengan manusia. Tidak semua orang diberikan takdir untuk hidup dalam kemewahan, popularitas, atau kenyamanan duniawi. Tapi setiap manusia diberikan potensi kekuatan yang berbeda. Ada yang diberi hati yang sabar, iman yang teguh, atau daya juang yang luar biasa. Inilah “akar” dalam kehidupan manusia—hal-hal mendalam yang menopang eksistensinya, yang tidak terlihat oleh orang lain, tapi menjadi penentu utama kekuatannya.

Ketika Jalan Hidup Tidak Indah: Kehidupan tidak selalu adil menurut ukuran manusia. Ada yang lahir dalam keluarga kaya, ada yang sejak kecil harus hidup dalam kekurangan. Ada yang sehat, ada yang diuji dengan sakit. Ada yang cepat berhasil, ada yang harus menempuh jalan terjal dan panjang. Namun, keindahan hidup bukan hanya diukur dari seberapa cepat kita sampai ke tujuan, melainkan seberapa kuat kita tetap berjalan meskipun penuh rintangan.

Kalimat menyadarkan kita, bahwa “meskipun jalan kita lalui tidaklah mudah, tetap kuatlah mengharungi, berjuanglah. Perjalanan masih perlu diteruskan.” Artinya, kita semua memiliki perjalanan hidup yang berbeda, dan tidak semua orang bisa melalui jalan yang sama. Maka jangan membandingkan hidup kita dengan orang lain. Fokuslah pada kekuatan akar kita masing-masing.

Akar Kehidupan: Iman, Ilmu, dan Amal

Akar kehidupan seorang Muslim adalah imannya kepada Allah. Ketika semua daun harapan rontok, ketika tidak ada lagi pujian atau penghargaan, imanlah yang membuat kita tetap berdiri. Sebagaimana pohon yang akarnya kuat, seorang mukmin yang akarnya adalah tauhid dan keyakinan pada qadha dan qadar Allah tidak akan mudah goyah oleh cobaan.

Ilmu juga bagian dari akar. Ilmu yang benar membimbing seseorang untuk memahami makna ujian, mengerti jalan hidup, dan menyikapi dunia ini dengan hati yang lapang. Tanpa ilmu, manusia akan mudah terombang-ambing oleh narasi dunia, mudah iri pada orang lain, mudah kecewa saat gagal.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Amal juga menjadi akar yang kuat. Perbuatan baik yang terus dilakukan dengan istiqamah, meski kecil, akan menjadi bekal saat badai kehidupan menerpa. Seperti akar yang perlahan menembus tanah, amal baik akan menumbuhkan kekuatan dari dalam jiwa.

Refleksi untuk Diri Sendiri: Apa yang Menopang Kita? Dalam kesendirian, dalam masa-masa sulit, coba tanyakan pada diri sendiri: apa yang membuatku tetap bertahan? Apa yang membuatku tetap bergerak meski tidak ada yang mendukung? Jika kita menemukan bahwa jawabannya adalah doa, iman, harapan kepada Allah, atau semangat dari orang terdekat, maka itulah akar kita. Dan akar itu perlu dirawat, disirami, dijaga.

Mungkin kita tidak memiliki “daun indah”—kita tidak terkenal, tidak kaya, tidak menjadi sorotan—tapi jika kita punya akar yang kuat, kita lebih dari cukup. Sebab orang yang bergantung pada daun akan rapuh saat musim gugur datang. Tapi orang yang punya akar, akan bertahan melewati musim demi musim.

Perjalanan Masih Perlu Diteruskan

Sering kali kita ingin menyerah. Kita merasa hidup terlalu berat, terlalu gelap. Tapi kalimat terakhir dalam gambar ini mengingatkan dengan lembut: “Perjalanan masih perlu diteruskan.” Jangan berhenti. Jangan menyerah. Karena kita tidak tahu, bisa jadi hanya beberapa langkah lagi kita akan sampai pada musim yang baru, yang lebih baik.

Allah ﷻ berfirman:

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

> “Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras untuk yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmu, hendaklah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah: 6–8)

Ayat ini adalah penguat bagi setiap jiwa yang letih. Kesulitan bukan akhir. Kesulitan adalah fase dalam perjalanan yang sedang kita lalui. Maka teruslah melangkah. Jika lelah, istirahatlah sejenak, tapi jangan menyerah.

Hikmah dari Pohon Tak Berdaun: Pohon yang tak berdaun tetap bisa menjadi tempat berteduh, tempat bersandar burung, atau bahkan memberi pelajaran bagi siapa saja yang melihatnya. Ia mengajarkan tentang keteguhan, tentang kesetiaan pada akar, tentang keindahan dalam bentuk yang berbeda. Maka jangan remehkan dirimu hanya karena engkau tak seperti orang lain.

Allah menciptakan tiap manusia dengan takdir yang unik. Tugas kita bukan menjadi seperti orang lain, tetapi menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri—dengan tetap berpegang teguh pada akar nilai yang benar.

Penutup: Bersyukurlah atas Akar, Bukan Sekadar Daun

Kita mungkin tidak memiliki hidup yang tampak indah dari luar. Tapi jika kita punya iman yang kuat, ilmu yang benar, dan amal yang istiqamah, maka kita telah memiliki akar yang kokoh. Dan itu lebih penting daripada sekadar daun yang mudah gugur.

Setiap kita sedang berjalan. Setiap kita sedang berjuang. Dan selama akar itu masih tertanam dalam hati, kita akan tetap berdiri, sampai akhirnya tiba musim semi kehidupan kita.

Jangan berhenti. Jangan putus asa. Karena pohon yang tampak kering hari ini, bisa jadi sedang menyiapkan dirinya untuk berbunga esok hari. (Tengku)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement