Khazanah
Beranda » Berita » Istikamah: Amalan yang Paling Dicintai Allah

Istikamah: Amalan yang Paling Dicintai Allah

Istikamah: Amalan yang Paling Dicintai Allah
Istikamah: Amalan yang Paling Dicintai Allah

SURAU.CO – Setiap muslim tentu ingin agar amalnya Allah terima. Namun, banyak di antara kita yang masih berpikir bahwa amal kebaikan harus besar, spektakuler, dan dahsyat agar bernilai tinggi di sisi-Nya. Padahal, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah bersabda dalam hadis sahih riwayat Muslim:

أحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى الله أَدْوَمُهَا وَ إِنْقَلَّ

Amal (kebaikan) yang paling Allah cintai adalah yang berkesinambungan meski sedikit.”
(HR Muslim)

Hadis ini mengajarkan bahwa kontinuitas atau istikamah lebih penting daripada banyaknya amal. Allah lebih mencintai amalan yang kita kerjakan secara konsisten, meski kecil dan sederhana.

Kualitas Lebih Utama daripada Kuantitas

Kita sering melihat orang-orang yang semangat luar biasa beribadah saat bulan Ramadhan. Mereka berlomba-lomba membaca Al-Qur’an, bersedekah, dan melakukan berbagai amal kebaikan. Namun, setelah Ramadhan usai, mereka justru berhenti atau melambat secara drastis. Padahal, amalan yang bernilai tinggi justru yang kita jaga sepanjang waktu, meski skalanya kecil.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Rasulullah memberi teladan terbaik dalam hal ini. Ketika Alqamah bertanya kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha tentang kebiasaan amal Nabi, Aisyah menjelaskan bahwa “Nabi tidak pernah memilih hari-hari khusus untuk beramal. Nabi justru selalu beramal secara rutin dan konsisten”. (HR Bukhari no. 1987 dan Muslim no. 783)

Melalui teladan ini, kita bisa belajar bahwa bukan seberapa banyak amal yang kita lakukan dalam satu waktu, melainkan seberapa sering dan konsisten kita bisa menjaganya .

Filosofi Kura-Kura dan Kelinci

Fabel tentang kura-kura dan kelinci memberikan gambaran menarik tentang makna istikamah. Kelinci memang berlari cepat dan meninggalkan kura-kura jauh di belakang. Namun karena ia terlalu percaya diri dan lengah, ia justru tertidur di tengah lomba. Sebaliknya, kura-kura terus berjalan pelan namun konsisten hingga akhirnya menang.

Kita bisa mengambil pelajaran dari cerita ini. Kita mungkin mampu melakukan amalan besar sesekali, tetapi belum tentu amal itu membawa kita pada ridha Allah. Langkah-langkah kecil yang kita jaga secara terus-menerus justru bisa membawa kita menuju kemenangan sejati. Contohnya seperti salat sunah dua rakaat setiap malam, sedekah harian meski hanya seribu rupiah, atau membaca satu ayat Al-Qur’an setiap pagi.

Menjaga Istikamah Memerlukan Perjuangan

Menjaga amalan agar tetap istikamah memang bukan perkara mudah. Rasa malas, kejenuhan, kesibukan, dan godaan dunia sering kali mengganggu. Namun, di tengah ujian dan keutamaan seorang hamba terlihat.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Allah bahkan memberikan keistimewaan kepada orang-orang yang terbiasa beramal secara terus menerus. Ketika seseorang tidak bisa mengerjakan amalan rutinnya karena sakit, bepergian, atau tertidur, Allah tetap mencatat pahala seperti saat ia mengerjakannya. Rasulullah juga menegaskan hal ini dalam berbagai riwayat. Allah tidak mengabaikan amal yang biasa dilakukan seseorang ketika ia terhalang oleh uzur syar’i.

Jadikan Setiap Hari Ladang Amal

Kita tidak perlu menunggu Ramadhan atau momen besar lainnya untuk beramal. Allah membuka pintu kebaikan setiap hari . Kita bisa mulai dari hal sederhana: tersenyum kepada orang lain, membantu tetangga, menyapa dengan ramah, berdzikir di pagi dan petang, atau menyisihkan sebagian uang jajan untuk sedekah.

Yang penting, kita harus menjaga niat dan membangun kebiasaan. Seiring berjalannya waktu, amalan kecil yang kita kerjakan dengan kesungguhan akan membentuk keteguhan hati, membangun karakter, dan bahkan membuka jalan menuju surga .

Amalan Menentukan Pintu Surga

Dalam salah satu hadis, Rasulullah menyebutkan bahwa pintu-pintu surga akan memanggil orang-orang sesuai dengan amalan unggulan mereka . Oleh karena itu, kita perlu berpikir: dari pintu mana kita ingin masuk surga kelak? Apakah dari pintu salat, sedekah, puasa, atau tilawah?

Jawabannya bergantung pada amalan apa yang kita jaga dan tekuni setiap hari . Kita tidak perlu menunggu sempurna untuk memulai. Mari kita mulai dari yang kecil, lalu jaga dan rawat amalan itu agar tumbuh. Allah tidak melihat besar atau kecilnya amal, namun menilai kesungguhan dan konsistensi kita dalam menjalaninya.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Mari kita ubah cara memandang kita dalam beramal. Jangan tunggu waktu luang atau momen istimewa. Mulailah dari sekarang, dari amalan yang kecil, dari hal yang bisa kita lakukan setiap hari. Karena sesungguhnya, amalan yang paling Allah cintai adalah yang kita lakukan secara berkesinambungan, meskipun sedikit .

Siapa tahu, dari amal kecil yang kita jaga hari ini, Allah membukakan pintu surga untuk kita nanti.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement