SURAU.CO – Di zaman serba digital ini, manusia berlomba-lomba mencari tempat paling nyaman di dunia: kafe dengan WiFi cepat, mal yang sejuk, atau ruang hiburan dengan layar lebar. Namun, ada satu tempat yang kadang terlupakan, padahal di sanalah ketenangan jiwa sebenarnya bersemayam —masjid.
Dalam sejarah Islam, masjid tidak hanya menjadi tempat shalat, tetapi juga pusat pendidikan, sosial, bahkan pemerintahan. Rasulullah SAW sendiri menjadikan Masjid Nabawi sebagai titik awal peradaban Islam. Oleh karena itu, memakmurkan masjid merupakan wujud nyata kecintaan seorang muslim kepada Nabi Muhammad SAW.
Masjid adalah rumah Allah dan simbol kebangkitan umat. Ketika seorang muslim menaruh perhatian pada masjid, berarti ia ikut menjaga denyut nadi umat Islam. Aktivitas yang ramai dan teratur di masjid mencerminkan keberhasilan dakwah Islam.
Rasulullah SAW bersabda,
ومن كان قلبه معلقاً بالمساجد كان من السبعة الذين يحفظهم الله يوم القيامة” (رواه البخاري ومسلم)”
“Barangsiapa yang hatinya terpaut di masjid, maka ia termasuk dalam tujuh golongan yang akan mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menunjukkan betapa besarnya keutamaan orang yang memakmurkan masjid.
Sayangnya, banyak masjid hari ini yang lebih megah bangunannya daripada semarak kegiatannya. Lantai marmer mengilap, pengerasan suara canggih, AC menyala dingin, tapi saf shalat hanya terisi sebagian. Adzan berkumandang, namun yang datang hanya segelintir. Pemandangan ini menyisakan pertanyaan: di mana bukti cinta kita kepada Rasulullah?
Masjid sebagai Pusat Pemberdayaan Umat
Memakmurkan masjid bukan hanya tugas pengurus atau imam, tetapi tanggung jawab bersama. Setiap lapisan masyarakat dapat berpartisipasi. Anak-anak bisa belajar mengaji, remaja dapat berkegiatan positif, orang tua bisa mengikuti kajian atau menjadi penggerak komunitas.
Di beberapa tempat, masjid telah kembali ke ruh aslinya. Mereka mengadakan berbagai kegiatan seperti kajian islam, kursus bahasa Arab, kelas parenting Islami, santunan anak yatim hingga merangkul anak-anak muda melalui kegiatan kreatif. Inilah contoh bagaimana cinta kepada Nabi diterjemahkan menjadi aksi nyata.
Peran Generasi Muda dalam Memakmurkan Masjid
Generasi muda memiliki peran penting dalam meramaikan masjid. Mereka adalah generasi masa depan dan pewaris nilai-nilai Islam. Namun, untuk menarik minat mereka, masjid perlu membuka diri dan melakukan pendekatan. Tidak cukup hanya menyediakan pengajian, tetapi juga membuka ruang kreativitas yang Islami.
Beberapa masjid sudah mulai memfasilitasi kegiatan seperti pelatihan digital marketing, fotografi Islami, hingga diskusi keislaman dengan gaya santai. Kegiatan seperti ini tidak hanya memperluas wawasan, tetapi juga membangun rasa memiliki terhadap masjid. Dengan demikian, remaja tidak lagi merasa masjid sebagai tempat yang kaku dan jauh dari dunia mereka.
Langkah ini selaras dengan semangat Rasulullah SAW yang sangat peduli pada generasi muda. Beliau mengajak mereka berdialog, memberi peran penting, dan diberi kepercayaan. Hal ini menjadi contoh bagaimana membina generasi muda dengan pendekatan kasih sayang dan kepercayaan, bukan dengan larangan semata. Inilah semangat dakwah Rasulullah yang patut kita tiru.
Menghidupkan Masjid Lewat Program Konkret
Memakmurkan masjid tidak harus menunggu dana besar atau dukungan tokoh besar. Setiap masjid dapat dimulai dari hal kecil namun konsisten. Misalnya saja dengan membentuk tim relawan kebersihan, mengadakan kajian pekanan, menyediakan perpustakaan mini, atau membuka warung kopi halal sebagai ruang diskusi.
Masjid juga bisa bekerja sama dengan sekolah, kampus, atau komunitas lokal untuk mengadakan program sosial. Penyaluran zakat, santunan anak yatim, pelatihan kerja, hingga pendampingan ibu rumah tangga adalah bentuk kegiatan yang dapat menghidupkan fungsi sosial masjid. Ketika masjid menjadi tempat yang solutif, masyarakat akan merasa lebih dekat dan terlibat.
Yang terpenting, masjid harus mengedepankan semangat keterbukaan dan inklusivitas. Tidak boleh ada sekat antara pengurus dan jamaah. Masjid harus menjadi ruang nyaman bagi siapa saja yang ingin mendekat kepada Allah, tanpa takut dihakimi atau dianggap tidak layak.
Bukti Nyata Cinta kepada Rasulullah
Mencintai Rasulullah SAW tidak cukup dengan bershalawat dan merayakan maulid setiap tahun. Cinta sejati diwujudkan dalam usaha meneladani beliau. Ketika kita hadir di masjid, mengikuti majelis ilmu, menyambut tamu Allah dengan senyuman, membersihkan tempat ibadah, hingga menggerakkan kegiatan sosial, itu semua adalah bentuk nyata cinta kepada Rasulullah.
Mari jadikan masjid sebagai jantung kehidupan umat. Dengan memakmurkannya, kita tidak hanya menjalankan sunnah Nabi, tetapi juga memperkuat ikatan sosial, membentengi generasi muda, dan menumbuhkan peradaban Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Cinta kepada Rasulullah harus tampak nyata, dan memakmurkan masjid adalah salah satu bukti yang mulia.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
