Pendidikan
Beranda » Berita » Ibumu yang Penyayang Kitab Akhlaq lil Banin Juz 1 Karya Umar Baraja (Pelajaran Klasik untuk Hari Ini)

Ibumu yang Penyayang Kitab Akhlaq lil Banin Juz 1 Karya Umar Baraja (Pelajaran Klasik untuk Hari Ini)

Ibu Penyayang
Para santri mengenakan sarung, kemeja putih, dan peci, berkumpul di sekitar seorang kyai yang duduk di atas tikar anyaman sambil membaca kitab 'Akhlaq lil Banin'.

SURAU.CO – Setiap kita pasti pernah merasakan hangatnya pelukan ibu. Namun, tak sedikit pula yang justru mengabaikan betapa agungnya jasa dan kelembutan seorang ibu. Di dalam Akhlaq lil Banin, Sayyid Umar bin Ahmad Baraja menyelipkan pelajaran penting yang sederhana tapi dalam: muliakan ibumu, karena surga bertumpu di bawah kakinya.

Kitab Akhlaq lil Banin disusun oleh Sayyid Umar bin Ahmad Baraja, seorang ulama asal Hadhramaut yang berkiprah di Indonesia pada pertengahan abad ke-20. Beliau terkenal sebagai pendidik akhlak generasi muda, baik di pesantren maupun madrasah. Melalui kitab ini, ia menyusun pelajaran moral yang sederhana, sistematis, dan sangat kontekstual bagi santri dan siswa madrasah pemula.

Kitab ini menjadi salah satu rujukan utama dalam pendidikan akhlak klasik, khususnya untuk jenjang dasar. Meski sederhana, pesannya mendalam dan sangat aplikatif menanamkan cinta kepada orang tua, sopan santun, serta adab dalam kehidupan sehari-hari.

1. Ibu Sumber Cinta dan Pengorbanan

Dalam salah satu bagian kitab disebutkan:

أُمُّكَ تَتْعَبُ لِرَاحَتِكَ، وَتَسْهَرُ لِنَوْمِكَ، وَتَجُوْعُ لِشَبَعِكَ
“Ibumu letih demi kenyamananmu, begadang demi tidurmu, lapar demi kenyangmu.”

Generasi Sandwich dan Birrul Walidain: Mengurai Dilema dengan Solusi Langit

Kalimat ini bukan sekadar pengingat, tetapi tamparan halus bagi siapa saja yang sering lupa berterima kasih. Ibu adalah sosok yang mencintai tanpa syarat. Bahkan ketika tubuhnya lelah, ia masih memikirkan kenyamanan anaknya. Di dunia yang makin sibuk ini, kita perlu berhenti sejenak dan merenungi cinta yang tak banyak menuntut balasan itu.

2. Memuliakan Ibu Jalan Menuju Surga

Rasulullah ﷺ pernah bersabda saat ditanya siapa yang paling berhak untuk dihormati, beliau menjawab, “Ibumu, ibumu, ibumu, lalu ayahmu.” (HR. Bukhari & Muslim)

Sayyid Umar bin Ahmad Baraja dalam kitab ini menekankan bahwa adab kepada ibu bukan sekadar etika sosial, tapi bagian dari jalan menuju keridhaan Allah. Ia menulis:

فَاحْفَظْ حَقَّهَا وَلا تَرْفَعْ صَوْتَكَ فَوْقَ صَوْتِهَا
“Peliharalah hak ibumu dan jangan tinggikan suaramu di atas suaranya.”

Di era digital ini, suara anak sering lebih lantang di media sosial daripada di ruang makan keluarga. Anak-anak begitu aktif membuat konten, tapi terkadang lupa menanyakan kabar ibunya sendiri. Muliakan ibu, bukan hanya dengan kata, tapi dengan kehadiran dan perhatian.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

3. Menjadi Anak Zaman yang Tetap Berbakti

Kini, banyak anak tinggal jauh dari orang tua karena sekolah, pekerjaan, atau alasan lainnya. Namun, jarak bukan alasan untuk kehilangan sentuhan batin dengan ibu. Satu panggilan video, satu ucapan “terima kasih” atau “aku sayang Ibu” bisa menjadi penguat bagi hati yang terus mendoakan kita dalam diam.

Bahkan bagi yang sudah kehilangan ibu, berbakti masih bisa dilakukan dengan mendoakannya, melanjutkan amal salehnya, atau bersikap baik kepada sahabat-sahabatnya. Cinta seorang ibu adalah anugerah yang tak lekang oleh waktu. Maka, membalas cinta itu adalah jalan mulia yang tak pernah terlambat.

Mari Kembali ke Pelukan yang Hakiki

Berapa kali kita menunda menelepon ibu hanya karena sibuk? Berapa kali kita mengeluh karena diminta membantu padahal ia tak pernah mengeluh saat melahirkan kita?

اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا بِرَّ أُمَّهَاتِنَا وَرِضَاهُنَّ فِيْ كُلِّ حَالٍ
“Ya Allah, anugerahkanlah kami kemampuan berbakti kepada ibu kami dan meraih keridhaan mereka dalam setiap keadaan.”

Semoga Abdullah dalam kisah-kisah Akhlaq lil Banin menjadi cermin untuk kita. Bukan hanya dalam mengucap hormat, tapi juga dalam menunjukkan cinta kepada sosok paling berjasa: ibu. Jika engkau masih memiliki ibu, peluklah ia hari ini. Jika tidak, peluklah doamu dengan sepenuh hati.

Menerapkan Parenting Nabawi: Panduan Mendidik Karakter Anak Lewat Riyadus Shalihin


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement