Pendidikan
Beranda » Berita » Meneladani Nabi Muhammad SAW Sejak Dini dalam Akhlaq lil Banin Juz 1 Karya Umar Baraja (Pelajaran dari Klasik untuk Hari Ini)

Meneladani Nabi Muhammad SAW Sejak Dini dalam Akhlaq lil Banin Juz 1 Karya Umar Baraja (Pelajaran dari Klasik untuk Hari Ini)

Nabi Muhammad SAW
Para santri mengenakan sarung, kemeja putih, dan peci, berkumpul di sekitar seorang kyai yang duduk di atas tikar anyaman sambil membaca kitab 'Akhlaq lil Banin'.

SURAU.COUmar bin Ahmad Baraja, seorang ulama abad ke-20 yang berasal dari Hadramaut, dikenal luas karena kontribusinya dalam pendidikan akhlak anak-anak. Kitab Akhlaq lil Banin ditulis khusus untuk siswa madrasah tingkat dasar sebagai panduan moral dan budi pekerti yang bersumber dari ajaran Islam. Bahasa yang digunakan dalam kitab ini sangat sederhana, namun pesan-pesannya menyentuh dan mendalam. Kitab ini kini menjadi bacaan wajib di banyak pesantren dan sekolah Islam, terutama di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Ia menempati posisi penting dalam khazanah Islam klasik sebagai jembatan awal bagi anak-anak dalam memahami ajaran luhur Nabi Muhammad SAW.

Rasulullah SAW Teladan Sempurna Sejak Kecil

Kitab Akhlaq lil Banin menekankan pentingnya menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan utama dalam hidup, bahkan sejak masa kanak-kanak. Dalam salah satu bagian disebutkan:

“كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي صِغَرِهِ صَادِقًا، أَمِينًا، طَيِّبَ الْأَخْلَاقِ”
Nabi SAW sejak kecil adalah orang yang jujur, dapat dipercaya, dan berakhlak mulia.

Kalimat ini seolah ingin mengatakan bahwa karakter luhur tidak datang tiba-tiba saat dewasa, melainkan ditanamkan sejak usia dini. Oleh karena itu, pendidikan akhlak anak-anak harus diarahkan pada teladan hidup yang paling sempurna: Rasulullah SAW.

Dalam kehidupan sekarang, anak-anak mudah sekali terseret dalam budaya yang dangkal. Banyak dari mereka lebih mengenal tokoh fiktif di media dibanding Rasulullah. Karena itu, mengenalkan sosok Nabi SAW sebagai teladan dalam tutur kata, perilaku, dan sikap sejak usia dini adalah langkah penting yang tak boleh ditunda.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Mengapa Nabi Layak Dicintai dan Dikenalkan Sejak Dini?

Dalam kitab ini diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW sangat mencintai anak-anak. Ia selalu menyambut mereka dengan senyum, bahkan sering memangku cucunya saat salat. Sikap lembut dan kasih sayang beliau menunjukkan bahwa pendidikan harus berangkat dari cinta, bukan dari kekerasan.

Salah satu kutipan mengisahkan:

“كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحِبُّ الصِّبْيَانَ وَيَرْحَمُهُمْ”
Nabi SAW mencintai anak-anak dan menyayangi mereka.

Dalam kehidupan modern, pendidikan sering kali didekati dengan tekanan. Orang tua lebih sibuk menuntut prestasi akademik dibanding membentuk karakter mulia. Padahal, cinta dan kasih sayang adalah fondasi dari semua pendidikan yang berhasil. Keteladanan Nabi SAW seharusnya menginspirasi semua orang tua dan pendidik untuk lebih lembut dalam mendidik anak.

Rasulullah SAW  Bukan Sekadar Cerita, Tapi Teladan Hidup

Sayangnya, banyak anak mengenal Nabi Muhammad SAW hanya lewat cerita-cerita tanpa ruh. Mereka mendengar kisah Isra’ Mi’raj, tetapi tidak memahami kasih sayang beliau terhadap kucing. Mereka tahu tentang Perang Badar, tetapi tidak diajari bagaimana Rasul menyapa tetangga yang non-Muslim dengan senyuman.

Menerapkan Parenting Nabawi: Panduan Mendidik Karakter Anak Lewat Riyadus Shalihin

Kitab Akhlaq lil Banin secara sederhana mengajak anak-anak untuk meneladani hal-hal kecil dari Rasulullah SAW. Contohnya, menyapu tempat tidur sebelum tidur, memulai dengan tangan kanan, atau membalas salam dengan ramah.

Kebiasaan kecil ini, jika dilakukan secara konsisten, akan membentuk pribadi yang halus dan sadar diri. Rasulullah SAW tidak hanya mulia dalam perkara besar, tetapi juga dalam hal-hal remeh yang justru sering kita abaikan. Maka, pengenalan ini bukan sekadar pelajaran teori, melainkan sebuah proses internalisasi nilai yang mesti dibiasakan sejak kecil.

Sudahkah Kita Mengenalkan Cinta Rasul pada Anak?

Mengenalkan sosok Nabi Muhammad SAW pada anak-anak bukanlah tugas guru semata. Orang tua, keluarga, bahkan masyarakat luas bertanggung jawab dalam membentuk citra Rasul sebagai panutan. Bukan sekadar lewat lagu-lagu religi, tetapi melalui cerita-cerita hidup yang membekas di hati.

Karena itu, mari kita mulai dari hal kecil. Bacakan kisah Rasul sebelum tidur. Ajarkan anak tersenyum dan mengucapkan salam. Tunjukkan bahwa mencintai Nabi adalah mencintai kelembutan, ketulusan, dan kebaikan.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ قُلُوبَنَا تَهْتَدِي بِهَدْيِ نَبِيِّكَ وَتَسِيرُ عَلَى خُطَاهُ
Ya Allah, jadikanlah hati kami menempuh petunjuk Nabimu dan berjalan di atas jejak langkahnya.

Sebab Kerusakan Anak Wanita


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement