Khazanah
Beranda » Berita » Di Balik Gelapnya Malam, Bintang Lebih Terang

Di Balik Gelapnya Malam, Bintang Lebih Terang

Di Balik Gelapnya Malam, Bintang Lebih Terang

Di Balik Gelapnya Malam, Bintang Lebih Terang.

 

 

Ada sesuatu yang menenangkan ketika duduk di ruang sederhana seperti lesehan ini. Atap dari anyaman daun kelapa, lampu yang menggantung seadanya, meja kayu tanpa kursi, dan suasana bambu yang natural — semuanya memberi isyarat bahwa kemewahan bukanlah syarat untuk mendapatkan kenyamanan. Justru, kesederhanaan inilah yang sering menenangkan hati yang lelah dengan hiruk pikuk dunia.

Di dinding terpajang sebuah kutipan dari Ali bin Abi Thalib yang sarat makna:

KEHEBATAN SEBUAH DOA

> “Jangan biarkan kesulitan membuatmu gelisah. Karena bagaimanapun juga, hanya di malam yang paling gelap, bintang-bintang tampak bersinar lebih terang.”

Kalimat itu bukan sekadar hiasan dinding. Ia adalah pengingat abadi bagi siapa pun yang sedang duduk merenung, menanti makanan datang, atau hanya sekadar melepas penat setelah perjalanan panjang. Betapa banyak orang yang datang ke tempat ini tidak hanya untuk mengisi perut, tapi juga mencari tenang untuk jiwa yang resah.

Dalam hidup, gelap adalah sesuatu yang pasti datang. Ujian, kesulitan, kegagalan, kekecewaan — semua itu adalah bagian dari malam kehidupan. Namun justru dalam gelap itulah, kita belajar mengenali cahaya. Kita mulai menyadari nilai dari harapan, keikhlasan, dan doa yang selama ini sering kita abaikan di tengah cahaya siang yang ramai.

Bintang tak pernah mengeluh tentang gelap

Ia justru menampakkan keindahan sejatinya saat langit paling pekat.

Begitu juga seorang mukmin sejati. Ia tidak tenggelam dalam duka ketika ujian datang, tetapi justru bangkit dan bersinar. Sebab dia tahu, Allah tidak pernah menguji hamba-Nya di luar batas kemampuannya. Gelap adalah fase, bukan akhir.

𝗚𝗛𝗨𝗥𝗔𝗕𝗔̄’ – 𝗔𝗦𝗜𝗡𝗚 𝗗𝗜 𝗕𝗨𝗠𝗜, 𝗠𝗨𝗟𝗜𝗔 𝗗𝗜 𝗟𝗔𝗡𝗚𝗜𝗧

Tempat lesehan ini — dengan papan nomor “01” yang mungkin dianggap sepele — bisa jadi mengandung filosofi yang dalam. Angka satu melambangkan awal. Setiap ujian adalah awal dari peningkatan. Setiap air mata adalah pembuka pintu kesabaran. Dan setiap kesulitan adalah jalan menuju kedewasaan.

Refleksi di Meja Kayu

Meja kayu sederhana di sini, tanpa ukiran mewah, tanpa lapisan kaca mahal, justru menjadi tempat berbagi cerita. Di sinilah mungkin seseorang pernah bercerita tentang gagal melamar kerja. Atau seorang ibu yang mengeluh soal biaya sekolah anaknya. Atau dua sahabat yang mendiskusikan arah hidup masing-masing. Atau mungkin hanya diam, saling memahami dalam sunyi.

Dan di atas meja ini juga, ada botol-botol air mineral — seolah mengingatkan kita bahwa kebutuhan dasar manusia sangat sederhana: air untuk melepas dahaga. Tapi dalam kesederhanaannya, air itu menyegarkan dan menyelamatkan. Begitulah hidup. Jangan terlalu mengejar yang muluk-muluk, sebab terkadang ketenangan justru hadir dari hal-hal yang sederhana, yang sering kita abaikan.

Kembali ke Kutipan: Ali bin Abi Thalib, seorang pemimpin sekaligus cendekiawan yang dikenal karena kebijaksanaannya, menempatkan bintang sebagai simbol harapan. Dan malam gelap sebagai representasi dari kesulitan. Kedua elemen ini bersatu dalam harmoni untuk memberi pelajaran hidup yang agung: Gelap bukan untuk ditakuti, tapi untuk dilalui.

Dalam Islam, malam adalah waktu terbaik untuk bermunajat. Tahajud bukan dianjurkan saat siang, tapi justru di keheningan malam. Ini mengajarkan bahwa keheningan dan kegelapan membawa peluang mendalam untuk mendekat kepada Allah.

Ilmu dan Akhlak: Dua Sayap yang Tak Boleh Terpisah Menurut Kitab Ta‘lîm al-Muta‘allim Tharîq at-Ta‘allum

Maka jangan takut pada gelap. Jadikan ia saat untuk melihat cahaya yang lebih terang.

Penutup: Jika suatu hari kau duduk di sebuah lesehan sederhana bernomor 01, di antara aroma bambu dan suara angin yang menyelinap dari celah atap, jangan lupa melihat ke dinding. Baca lagi kutipan itu. Renungi. Dan barangkali, malam gelap yang sedang kau lalui kini akan menjadi awal bersinarnya bintang dalam hidupmu.

“Karena bagaimanapun juga, hanya di malam yang paling gelap, bintang-bintang tampak bersinar lebih terang.”
— Ali bin Abi Thalib. (Tengku)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement