Ibadah
Beranda » Berita » Pintu-Pintu Langit Terbuka di Sepertiga Malam

Pintu-Pintu Langit Terbuka di Sepertiga Malam

Pintu-Pintu Langit Terbuka di Sepertiga Malam

Saat Allah Turun ke Langit Dunia: Pintu-Pintu Langit Terbuka di Sepertiga Malam

 

 

“Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berkata: ‘Siapa yang berdoa pada-Ku, Aku akan memperkenankan doanya. Siapa yang meminta pada-Ku, pasti akan Ku-beri. Dan siapa yang meminta ampun pada-Ku, pasti akan Kuampuni.'” (HR. Bukhari no. 6321 dan Muslim no. 758)

Hadits ini bukan sekadar teks keagamaan, tetapi merupakan panggilan lembut dari Allah kepada setiap hamba-Nya yang masih terjaga dalam malam. Di saat dunia terlelap, langit dunia justru dipenuhi rahmat Ilahi. Allah yang Maha Pengasih turun mendekatkan diri kepada hamba-Nya, menghadirkan kesempatan luar biasa untuk doa yang dikabulkan, hajat yang dipenuhi, dan dosa yang diampuni.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Makna “Turun”-Nya Allah: Antara Iman dan Adab dalam Memahami

Sebagian mungkin bertanya-tanya: bagaimana Allah bisa “turun”? Bukankah Allah Maha Tinggi dan tidak serupa dengan makhluk?

Inilah pentingnya memahami ayat dan hadits yang berkaitan dengan sifat Allah sesuai dengan manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Kita meyakini apa yang Allah dan Rasul-Nya kabarkan tanpa menyerupakan-Nya dengan makhluk (tasybih), tanpa menggambarkan-Nya (takyif), tanpa menolak makna lahiriahnya (ta’thil), dan tanpa menyimpangkan maknanya (tahrif).

Imam Malik rahimahullah pernah ditanya tentang makna “istawa” dalam ayat “Ar-Rahman ‘alal ‘arsy istawa”. Beliau menjawab:

“Al-istiwa ma’lum (istawa itu sudah diketahui maknanya), kaifiyyah-nya (bagaimana caranya) tidak diketahui, mengimaninya wajib, dan bertanya tentangnya adalah bid’ah.”

Demikian pula dengan hadits ini. Kita imani bahwa Allah turun ke langit dunia dengan cara yang layak bagi keagungan dan kemuliaan-Nya. Tidak sama dengan gerakan atau perpindahan makhluk. Karena Allah Maha Suci dari segala kekurangan.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Sepertiga Malam: Waktu Emas yang Terlupakan

Saat mayoritas manusia terlelap dalam tidur yang nyenyak, di saat itulah Allah memanggil hamba-hamba-Nya dengan lembut. Malam tidak hanya untuk beristirahat, tetapi juga menjadi momen paling istimewa bagi mereka yang ingin dekat kepada Rabb-nya.

Bayangkan, Sang Pencipta langit dan bumi, yang tidak membutuhkan makhluk, justru turun dan membuka pintu-pintu langit:

“Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku kabulkan.”

“Siapa yang meminta, maka Aku beri.”

“Siapa yang memohon ampun, maka Aku ampuni.”

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Ini adalah kesempatan terbaik untuk kita yang sedang dililit masalah, beban hidup, kegelisahan hati, atau ingin memperbaiki dosa-dosa yang lama terpendam. Di sepertiga malam, doa lebih mudah dikabulkan, air mata lebih bermakna, dan pengakuan dosa lebih tulus.

Menangis dalam Sujud: Bahasa Jiwa yang Paling Jujur

Sepertiga malam bukanlah waktu untuk berdoa dengan kata-kata indah dan panjang. Cukup bisikan lirih, atau bahkan diam dalam tangis. Allah Maha Mendengar. Bahkan, air mata yang jatuh dalam sujud bisa jadi lebih fasih dari ribuan kata. Itulah sebabnya, para salafus shalih begitu menjaga malam-malam mereka.

Diriwayatkan bahwa Umar bin Khattab sering terdengar menangis dalam shalat malamnya, hingga orang-orang yang lewat di dekat rumahnya mendengar isaknya. Begitu pula Imam Hasan Al-Bashri, yang berkata:

“Dunia ini hanyalah tiga hari: kemarin yang telah pergi, esok yang belum tentu datang, dan hari ini yang ada padamu. Maka manfaatkan malam ini sebelum ia pergi.”

Ajakan untuk Bangkit: Jadikan Malam sebagai Jalan Pulang

Banyak dari kita menunggu perubahan besar dalam hidup, tapi lupa membuka pintu-pintu langit di saat Allah menunggu kita mengetuk. Kita mengeluh karena doa tak terkabul, padahal kita tak pernah meluangkan waktu untuk bangun di waktu mustajab. Kita mengaku ingin hijrah, tapi tak pernah duduk bersimpuh saat semua makhluk diam.

Wahai diri, bangunlah malam ini. Walau hanya dua rakaat. Walau hanya dengan satu permohonan. Tidak ada ruginya mencobanya. Bahkan jika sekadar duduk dan menangis di hadapan Allah, itu lebih mulia daripada tidur panjang yang melupakan-Nya.

Tips Menghidupkan Sepertiga Malam:

1. Tidur lebih awal – agar tubuh tidak terlalu lelah dan mudah bangun.

2. Pasang niat kuat sebelum tidur – niatkan untuk bangun qiyamul lail walau hanya sebentar.

3. Minta dibangunkan oleh keluarga – atau gunakan alarm.

4. Bersihkan hati dari maksiat – karena dosa membuat hati berat untuk bangun malam.

5. Mulai dengan sedikit – dua rakaat dengan khusyu’ lebih baik dari panjang tapi tergesa-gesa.

Penutup: Jadilah Hamba yang Menyambut Panggilan

Allah tidak pernah lalai dari hamba-Nya. Justru kita yang sering lalai dari-Nya. Setiap malam, Dia turun ke langit dunia, bukan karena membutuhkan kita, tetapi karena kasih sayang-Nya yang luar biasa. Maka, siapa kita yang menolak kasih sayang sebesar itu?

Jangan tunggu hidayah datang dalam bentuk besar. Kadang hidayah datang dalam bentuk kesadaran sederhana untuk bangun malam. Di situlah titik balik kehidupan dimulai. “Bangunlah, wahai hati. Tuhanmu menunggumu di sepertiga malam terakhir.” Semoga kita termasuk hamba yang menyambut panggilan kasih sayang Allah di waktu malam, dan menjadi orang-orang yang mendapat ampunan dan kemuliaan di sisi-Nya. (Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement