Sosok
Beranda » Berita » Dakwah Menurut Kiai Zakky Mubarak

Dakwah Menurut Kiai Zakky Mubarak

KH Zakky Mubarak bicara soal dakwa
KH Zakky Mubarak menegaskan kewajiban dakwah setiap Muslim, bukan hanya tugas kiai, dakwah adalah tanggung jawab. ( Foto jatman.or.id)

SURAU. CO. Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Zakky Mubarak, memberikan pengingat penting. Beliau menegaskan bahwa dakwah bukan hanya tanggung jawab ulama. Aktivitas dakwah merupakan kewajiban setiap individu Muslim. Semua orang harus menjalankannya sesuai kapasitas masing-masing.

“Tugas setiap orang Muslim adalah berdakwah menurut kemampuannya masing-masing,” ujar Kiai Zakky. Beliau menyampaikannya dalam sebuah video di akun Facebook Zakky Mubarak Syamrakh pada Jum’at (25/7/2025). Menurutnya dakwah  bukan hanya tugas para kiai, para ulama, atau para guru. ” Dakwah itu tugas semua Muslim,” tegasnya.

Menurut Kiai Zakky, inti dari aktivitas dakwah sangatlah sederhana. Dakwah pada dasarnya adalah upaya menyampaikan kebenaran. Karena itu, seseorang tidak seharusnya menolak jika diminta memberi penjelasan. Terutama bila ia memiliki pemahaman tentang ajaran Islam.“Menyampaikan kebenaran itu suatu kewajiban. Dakwah itu ya menyampaikan kebenaran,” jelasnya. “Maka jangan menolak jika kita ditanya orang lain tentang Islam yang kita pahami. Kalau tidak paham, ya jangan dijawab. Tapi kalau paham, maka jelaskan.”

Inti Dakwah adalah Menyampaikan Kebenaran

Kemudian Kiai Zakky mengutip landasan dari Al-Qur’an. Beliau merujuk pada Surat Ali Imran ayat 104. Ayat ini menjadi dasar pentingnya peran dakwah dalam komunitas Muslim.  “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104).

Selain Al-Qur’an, beliau juga mengingatkan sabda Nabi Muhammad SAW. Hadis ini sangat populer dan relevan dengan kewajiban dakwah setiap muslim yaitu,  “Sampaikan dariku meskipun satu ayat.” Kiai Zakky memberikan contoh yang mudah dipahami. “Al-Fatihah itu tujuh ayat. Bismillah saja satu ayat. Kalau kita menyampaikan makna dari Bismillah, itu sudah termasuk berdakwah,” terangnya. Hal inilah. lanjut Kiai Zakky, betapa dakwah dapat dimulai dari hal-hal yang kecil.

Membangun Etos Kerja Muslim yang Unggul Berdasarkan Kitab Riyadus Shalihin

Berwawasan Luas dan Referensi Kuat

Untuk memastikan dakwah tidak menyimpang, seorang pendakwah harus memiliki bekal. Bekal tersebut adalah wawasan yang luas dan referensi yang kuat. Hal ini penting agar umat tidak tersesat oleh informasi yang keliru. “Agar umat tidak sesat, seorang da’i harus berwawasan luas dan memiliki referensi yang kuat,” kata KH Zakky Mubarak.

Kualifikasi tersebut tercermin jelas pada sosok KH. Dr. KH. Zakky Mubarak, MA. Pria kelahiran Cirebon pada 20 Februari 1950 mengatakan semua orang untuk ikut serta dalam dakwah. “Inilah yang harus kita perhatikan dalam kehidupan sehari-hari agar kita adil dan aktif dalam dakwah Islamiyah,” pungkasnya.

Kiai Zakky adalah pendakwah dan ulama yang mumpuni. Riwayat pendidikannya menunjukkan perpaduan antara ilmu formal dan agama. Ia menamatkan pendidikan dasar negeri dan madrasah ibtidaiyah. Kemudian ia menyelesaikan SMP negeri dan madrasah tsanawiyah. Pendidikan pesantren telah diikutinya sejak usia dini.

Jenjang pendidikan tingginya juga sangat impresif. Ia meraih gelar Sarjana Muda (BA) dari Fakultas Ushuluddin IAIN Jakarta pada 1975. Gelar Sarjana Lengkap (Drs.) menyusul pada tahun 1978. Tidak berhenti di sana, ia melanjutkan program S-2 (MA) di IAIN Jakarta. Program ini merupakan kerja sama dengan Universitas Indonesia. Ia pun meraih gelar Doktor (S-3) dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 2006.

Akademis dan Dakwah

KH Zakky Mubarak tidak hanya mumpuni dalam teori. Beliau juga seorang praktisi dakwah yang sangat aktif. Ia menjadi dosen di Universitas Indonesia (UI). Selain itu, ia juga mengajar di berbagai perguruan tinggi lain di Jakarta. Aktivitasnya sebagai pendakwah membawanya ke berbagai kota di seluruh Indonesia.

Frugal Living Ala Nabi: Menemukan Kebahagiaan Lewat Pintu Qanaah

Di lingkungan UI, beliau pernah menjabat sebagai Ketua Mata Kuliah Umum (MKU) Agama. Ia juga menjadi Ketua Masjid Ukhuwah Islamiyah di kampus Depok. Kiprahnya di Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta Pusat juga sangat panjang. Ia memulai sebagai Kepala Perpustakaan hingga menjadi Imam Besar.

Waktunya banyak didedikasikan untuk pengembangan ilmu dan dakwah. Beliau aktif mengisi ceramah di berbagai forum pengajian. Ia juga menjadi narasumber di media cetak maupun elektronik. Pengalamannya sebagai pembimbing haji khusus juga memperkaya wawasannya.

Kiai Zakky telah menghasilkan berbagai karya ilmiah. Beberapa di antaranya adalah “Pemikiran al-Ghazali tentang Pendidikan”, “Manajemen Pengelolaan Masjid”, dan disertasi doktoralnya “Akal dan Kalbu Dalam Pandangan al-Ghazali”. Tulisan-tulisannya menunjukkan kedalaman referensi yang beliau miliki.

Aktivitas organisasinya juga sangat menonjol. Beliau pernah menjabat Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia Provinsi DKI Jakarta. Beliau juga menjabat Ketua Lembaga Dakwah PBNU periode 2010-2015. Kini, beliau pernah mengemban amanah sebagai Rais Syuriah PBNU. Sekarang menjadi . Melalui perjalanan hidup dan ilmunya, KH Zakky Mubarak mengajak umat Islam untuk proaktif.

Menyelaraskan Minimalisme dan Konsep Zuhud: Relevansi Kitab Riyadhus Shalihin di Era Modern

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement