Ibadah Khazanah
Beranda » Berita » Adab Memilih Sahabat dalam Bidayatul Hidayah Karya Imam Al-Ghazali

Adab Memilih Sahabat dalam Bidayatul Hidayah Karya Imam Al-Ghazali

Adab Sahabat
Potret kedua sahabat belajar kitab bersama.

SURAU.CO – Dalam sebuah diskusi santai di warung kopi, seorang teman pernah berkata, “Hati-hati milih temen, bisa jadi dia membawa kamu ke surga, tapi juga bisa nyeret ke neraka.” Meski terdengar seperti candaan, kalimat ini mengandung kebenaran yang dalam. Di tengah derasnya pergaulan era digital, memilih sahabat sejati menjadi tugas spiritual yang tak mudah.

Imam Al-Ghazali, dalam Bidayatul Hidayah , membimbing kita untuk tidak asal dalam persahabatan. Bagi beliau, memilih sahabat adalah hal besar karena sahabat akan mempengaruhi kualitas hati dan arah hidup seseorang.

Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali Al-Thusi (450–505 H) adalah seorang ulama besar yang hidup di era Dinasti Seljuk. Beliau dikenal sebagai Hujjatul Islam , seorang pembela agama yang menyatukan keilmuan fikih, filsafat, dan tasawuf dalam satu tarikan napas keilmuan yang dalam dan seimbang.

Karya Bidayatul Hidayah merupakan pintu masuk menuju kitab-kitab besar Al-Ghazali seperti Ihya Ulumuddin . Ditulis sebagai panduan dasar untuk para pencari jalan menuju Allah, kitab ini memuat adab-adab harian yang sering kali dianggap sepele namun berdampak besar bagi keselamatan akhirat. Salah satu bab pentingnya mengulas adab dalam memilih sahabat.

1. Pilihlah Sahabat yang Jujur dan Bertakwa

Al-Ghazali menulis:

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

فَإِنَّهُ لَا خَيْرَ فِي صُحْبَةِ مَنْ لَا يَتَّقِي اللهَ

Tidak ada kebaikan dalam bersahabat dengan orang yang tidak bertakwa kepada Allah .”

Dalam pandangan beliau, ketakwaan adalah fondasi utama dalam persahabatan. Sahabat yang tak takut pada Allah akan mudah menjerumuskan, menipu, atau berkhianat. Maka, pertemanan tidak cukup bermodal keasyikan atau hobi yang sama. Lebih dari itu, ia harus menumbuhkan kedekatan dengan Sang Pencipta.

Di tengah gaya hidup yang serba bebas, kriteria sahabat semacam ini memang langka. Namun bukan berarti tidak ada. Kita perlu menajamkan hati, memperhatikan adab dan tindakan seseorang, bukan sekadar kata-kata manis atau tampilannya di media sosial.

2. Hindari Bersahabat dengan Orang Fasik dan Tamak

وَإِيَّاكَ وَصُحْبَةَ الْفَاسِقِ وَالْحَرِيصِ عَلَى الدُّنْيَا
“Jauhilah bersahabat dengan orang fasik dan orang yang rakus terhadap dunia.”

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Al-Ghazali menegaskan bahwa orang yang tenggelam dalam kefasikan atau kerakusan dunia akan menulari sahabatnya. Karena sahabat itu seperti cermin dan penular, kita lambat laun akan menyerupai siapa yang kita dekati.

Hari ini, banyak yang menilai pertemanan dari seberapa viral, kaya, atau terkenalnya seseorang. Namun Al-Ghazali justru mengajarkan agar kita berhati-hati: jangan biarkan pertemanan membawa kita jauh dari akhirat.

3. Bertemanlah dengan Orang yang Mendorongmu di Kebaikan

وَصَاحِبْ مَنْ يُذَكِّرُكَ ذِكْرُهُ، وَيُعِينُكَ عَمَلُهُ، وَيَرْشِدُكَ قَوْلُهُ
“Bersahabatlah dengan orang yang jika kamu melihatnya, kamu jadi ingat kepada Allah; perbuatannya mendorongmu beramal, dan ucapannya membimbingmu menuju kebenaran.”

Imam Al-Ghazali mengajak kita untuk menimbang manfaat ruhani dari sebuah pertemanan. Jika sahabat bisa cermin menjadi, maka pilihlah cermin yang memantulkan cahaya, bukan kegelapan.

Dalam pengalaman saya sendiri, sahabat yang baik bukan hanya tempat curhat, tapi yang diam-diam mendoakan kita. Ia tidak banyak bicara, tapi tindakannya selalu menjaga nilai. Ia mungkin tak selalu ada di depan, tapi hadirnya terasa ketika kita membutuhkan bimbingan moral.

Krisis Keteladanan: Mengapa Kita Rindu Sosok dalam Riyadus Shalihin?

Sahabat Adalah Investasi Akhirat

Sahabat sejati bukan hanya teman jalan-jalan, tapi teman menuju jalan kebaikan. Imam Al-Ghazali memberi kita kriteria yang jelas: bertakwa, jujur, zuhud terhadap dunia, dan selalu mengingatkan kita kepada Allah.

اللهم ارزقنا صُحبةَ الصادقين، واجعلنا من الذين يُؤثِرونَ الخيرَ لأخوانهم كما يُحبونَ لأنفُسهم.

Amin.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement