Doa
Beranda » Berita » Rasionalitas Do’a

Rasionalitas Do’a

rasionalitas do'a
ilustrasi orang berdo'a

Surau.co. Do’a secara bahasa berasal dari kata da’a–yad’u yang berarti memanggil, meminta, atau menyeru. Rasionalitas do’a merupakan suatu gesekan antara harapan dan realita. Dalam istilah syar’i, do’a adalah permohonan seorang hamba kepada Allah untuk mendapatkan kebaikan atau menolak keburukan, baik dalam urusan dunia maupun akhirat.

Imam Ibn Qayyim al-Jauziyah menjelaskan bahwa do’a adalah inti dari ibadah karena ia mencerminkan pengakuan hamba atas kebutuhan, kelemahan, dan ketergantungannya kepada Allah. Dalam kitab Al-Jawāb al-Kāfī, beliau menyebutkan bahwa do’a adalah senjata orang beriman dan tiang agama.

Dalil Perintah Do’a

Allah secara eksplisit memerintahkan hamba-Nya untuk berdo’a dalam berbagai ayat Al-Qur’an. Dalam Surah Ghafir ayat 60, Allah berfirman:

“Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”

Rasulullah SAW juga bersabda, “Barangsiapa yang tidak berdo’a kepada Allah, maka Allah murka kepadanya” (HR. Tirmidzi no. 3373), yang menunjukkan bahwa meninggalkan do’a merupakan bentuk kesombongan dan kelalaian.

Doa Suami untuk Istri: Hadiah Terindah dalam Rumah Tangga

Selain itu, dalam Surah Al-Baqarah ayat 186 Allah menegaskan bahwa Dia dekat dengan hamba-Nya dan mengabulkan permohonan orang yang berdo’a.

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia berdo’a kepada-Ku…”

Manfaat dan Tujuan Do’a

Do’a memiliki banyak manfaat baik secara spiritual, emosional, maupun sosial. Secara spiritual, do’a memperkuat hubungan antara hamba dengan Tuhannya dan meningkatkan keimanan serta ketawakkalan. Do’a juga menenangkan jiwa, meringankan beban hidup, serta menjadi sarana pengharapan saat manusia mengalami kesulitan.

Dalam hadits riwayat Ahmad dan Hakim, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah selain do’a.” (HR. Ahmad dan Hakim, Shahihul Jami’ no. 3409). Hal ini menunjukkan bahwa do’a menempati posisi yang tinggi dalam Islam.

Tujuan utama dari do’a bukan semata untuk mendapatkan apa yang diinginkan, tetapi sebagai bentuk ketundukan dan pengakuan bahwa manusia tidak memiliki daya dan upaya tanpa izin Allah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa do’a adalah bentuk penyembahan tertinggi karena menunjukkan perendahan diri dan kepasrahan total kepada Allah.

Dzikir Pagi Petang: Perlindungan Hakiki dari Allah, Bukan dari Jimat

Rasionalitas Do’a

Secara rasional, do’a dapat dijelaskan melalui aspek psikologis dan kejiwaan manusia. Dalam ilmu psikologi, kegiatan berdo’a terbukti dapat memberikan efek terapeutik dan ketenangan mental. Do’a menjadi salah satu metode coping mechanism (strategi menghadapi tekanan) yang paling sehat dan efektif.

Seorang psikolog ternama Carl Jung mengatakan,

“Bagi mereka yang sungguh-sungguh percaya, do’a memberikan rasa aman dan tujuan dalam hidup.” Penelitian yang dilakukan oleh Harvard Medical School juga menemukan bahwa aktivitas spiritual seperti berdo’a dapat mengurangi stres, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, dari sudut pandang logika, do’a tidak bertentangan dengan usaha. Islam mengajarkan bahwa do’a harus disertai dengan ikhtiar. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,

“Berdoalah kepada Allah dan kamu yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan do’a dari hati yang lalai dan tidak serius.” (HR. Tirmidzi).

Dzikir Petang: Berlindung Dengan Kalimat Allah

Artinya, do’a bukan pengganti usaha, tetapi pendamping yang menyempurnakan usaha manusia. Bahkan dalam logika kehidupan, ketika manusia menghadapi hal yang tidak bisa mereka kontrol—seperti sakit parah, kehilangan, atau musibah besar—do’a menjadi harapan terakhir dan satu-satunya bentuk kepasrahan yang menyelamatkan jiwa dari keputusasaan.

Do’a merupakan inti dari ibadah dan perintah langsung dari Allah SWT kepada manusia. Do’a bukan sekadar permintaan, tetapi bentuk pengakuan atas kelemahan dan kehambaan manusia di hadapan Tuhannya. Islam mendorong umatnya untuk senantiasa berdo’a, baik dalam keadaan lapang maupun sempit.

Do’a bukan hanya memiliki nilai spiritual, tetapi juga rasionalitas do’a. Dari sudut pandang medis dan psikologis, do’a terbukti memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan mental dan fisik. Karenanya, memperbanyak do’a bukan hanya bentuk ketaatan, tetapi juga strategi hidup yang menyelamatkan. *TeddyNs


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement