Ibadah Khazanah
Beranda » Berita » Cara Meninggalkan Maksiat (Menjaga Dua Kaki) dalam Bidayatul Hidayah karya Imam Al-Ghazali

Cara Meninggalkan Maksiat (Menjaga Dua Kaki) dalam Bidayatul Hidayah karya Imam Al-Ghazali

Menjaga Dua Kaki
Seorang pria Muslim yang tenang dan introspektif duduk sendiri, merenung dalam-dalam dengan cahaya bersinar dari hatinya.

SURAU.CO – Kaki adalah anugerah yang sering kita abaikan dalam renungan spiritual. Kita melangkah ke mana pun sesuka hati, kadang lupa bahwa setiap tapak akan dimintai pertanggungjawaban. Imam Al-Ghazali dalam Bidayatul Hidayah menyuguhkan nasihat sederhana namun dalam: jagalah dua kakimu dari berjalan menuju keburukan. Nasihat ini penting di tengah zaman yang memudahkan kita mengakses tempat-tempat yang menjauhkan dari nilai-nilai kebaikan.

Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali Al-Thusi adalah salah satu ulama paling berpengaruh dalam sejarah Islam. Lahir di Thus, Persia (1058–1111 M), ia dikenal luas sebagai ahli fikih, filsuf, sufi, dan pendidik. Karya-karyanya seperti Ihya’ Ulumuddin dan Bidayatul Hidayah menjadi rujukan di banyak pesantren dan madrasah hingga hari ini.

Bidayatul Hidayah merupakan kitab ringkas namun padat hikmah. Ditulis khusus untuk para pemula di jalan spiritual, kitab ini membahas adab lahiriah dan batiniah seorang penuntut ilmu. Salah satu bagian pentingnya adalah anjuran menjaga anggota tubuh dari perbuatan dosa termasuk dua kaki.

Langkah yang Terarah, Jangan Pergi ke Tempat Maksiat

Imam Al-Ghazali berpesan:

وَلاَ تَخْطُ بِرِجْلِكَ إِلَى مَعْصِيَةٍ
“Jangan melangkah dengan kakimu menuju maksiat.”

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Nasihat ini terdengar sederhana, tetapi penuh makna. Ia mengajak kita menyadari bahwa kaki tak hanya membawa tubuh, tetapi juga membawa nilai dan konsekuensi. Melangkah ke tempat-tempat yang berpotensi maksiat baik fisik maupun virtual adalah awal dari kelalaian hati.

Dalam kehidupan hari ini, langkah kaki tak hanya berarti fisik. Kita juga bisa “melangkah” ke ruang digital, situs terlarang, hiburan yang merusak, atau tempat yang menjauhkan kita dari cahaya Ilahi.

Pilih Jalan Menuju Kebaikan

Al-Ghazali tidak hanya melarang, ia juga mengarahkan. Menjaga kaki dari maksiat berarti juga mengarahkan langkah menuju kebaikan:

وَسِرْ إِلَى الْمَسْجِدِ، وَاحْضُرْ مَجَالِسَ الذِّكْرِ، وَزُرِ الْعُلَمَاءَ، وَصَاحِبِ الصَّالِحِينَ
“Berjalanlah menuju masjid, hadirilah majelis zikir, kunjungilah para ulama, dan bersahabatlah dengan orang-orang saleh.”

Langkah kaki menjadi amal jika diarahkan dengan niat yang lurus. Saat kita memilih pergi ke pengajian daripada konser yang merusak, memilih berjalan ke rumah saudara untuk silaturahmi daripada nongkrong yang sia-sia, itulah kemenangan spiritual.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Saya teringat seorang kawan yang memutuskan berhenti dari komunitas balap liar. Ia bercerita, “Saya sadar, kaki saya terlalu sering membawaku ke kebodohan.” Kini, ia justru aktif menjadi relawan di komunitas kemanusiaan. Langkah kakinya berubah arah, hidupnya pun ikut berubah.

Kaki yang Membawa Cahaya

Setiap langkah kaki menyimpan potensi pahala atau dosa. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ خَطَا خُطْوَةً إِلَى الْمَسْجِدِ كُتِبَ لَهُ بِهَا حَسَنَةٌ
“Barang siapa melangkah satu langkah ke masjid, maka dituliskan baginya satu kebaikan.”

Al-Ghazali menekankan bahwa setiap anggota tubuh kelak akan bersaksi atas apa yang kita lakukan. Maka kaki pun akan berkata: “Aku melangkah ke tempat ini, aku menjauhi tempat itu.”

Renungkan: ke mana saja kaki ini membawa kita selama seminggu terakhir? Sudahkah ia menuntun kita ke jalan kebaikan, atau justru menjauhkan dari Allah?

Krisis Keteladanan: Mengapa Kita Rindu Sosok dalam Riyadus Shalihin?

Langkah Kecil, Dampak Besar

Setiap langkah adalah pilihan. Kita bisa melangkah menuju rahmat atau menuju penyesalan. Maka mari kita jaga kaki kita, sebagaimana kita menjaga hati.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ خُطَانَا فِي مَرْضَاتِكَ، وَلَا تَجْعَلْهَا فِي سُخْطِكَ
“Ya Allah, jadikanlah langkah kami menuju keridhaan-Mu, dan jangan Kau jadikan ia menuju kemurkaan-Mu.”

Sebelum kaki ini melangkah keluar rumah atau mengetik arah di ponsel, mari kita tanyakan: “Apakah langkah ini akan diridhai Allah?”

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement