Langit senja menjadi saksi hadirnya lentera-lentera cahaya di kampung-kampung kita. Bukan lentera biasa, tetapi lentera ilmu dan iman yang menuntun umat dari gelapnya kejahilan menuju terang benderangnya hidayah. Inilah “LENTERA TAMASYA” — singkatan dari Taklim Maghrib Sampai Isya — sebuah ikhtiar dakwah penuh makna yang digagas oleh Penyuluh Agama Islam di Kecamatan Lengayang.
TAMASYA: Jalan-Jalan Menuju Ilmu
Istilah “TAMASYA” biasanya mengundang gambaran akan perjalanan ringan, menyenangkan, dan membawa kesan rekreatif. Namun, di balik akronim yang kreatif ini, tersembunyi misi besar yang lebih agung: membumikan dakwah di waktu-waktu utama, yaitu antara Maghrib hingga Isya. Waktu di mana Rasulullah ﷺ menganjurkan umatnya untuk memperbanyak dzikir, menuntut ilmu, dan mempererat ukhuwah.
Dengan pendekatan yang sederhana namun menggugah, TAMASYA menjadi wahana edukasi rohani yang dibingkai dalam suasana santai namun sarat hikmah. Masyarakat tidak diajak untuk meninggalkan kesibukan dunia, tapi justru diingatkan agar dunia tidak melalaikan mereka dari akhirat.
Taklim Maghrib Sampai Isya: Menyambung Tradisi Ilmu
Di banyak nagari, waktu selepas Maghrib sering kali menjadi masa yang lengang, bahkan diisi dengan aktivitas kurang produktif seperti menonton televisi, berselancar di media sosial, atau sekadar nongkrong. LENTERA TAMASYA hadir menghidupkan kembali tradisi keilmuan Islam yang telah diwariskan sejak zaman Rasulullah ﷺ dan dilanjutkan oleh para ulama dan orang-orang shaleh terdahulu.
Taklim selepas Maghrib bukan hanya pengajian biasa. Ia adalah ruang bertemunya hati-hati yang merindukan nasihat, memperbaiki diri, dan mempererat silaturahmi dalam balutan ilmu. Di sinilah para penyuluh agama memainkan peran strategis, bukan sekadar menyampaikan materi, tetapi membimbing, menginspirasi, dan menjadi teladan bagi umat.
Lentera yang Menyala di Pelosok
Mengapa disebut “Lentera”? Karena ia memberi cahaya. Di tengah malam kegelapan spiritual dan sosial yang mulai menggerogoti banyak lini kehidupan, program ini menjadi suluh peradaban. Ia menyinari ruang-ruang rumah, mushalla, masjid, bahkan hati umat yang telah lama kehilangan cahaya ketenangan.
Bagi penyuluh agama, ini bukan sekadar program kerja. Ini adalah dakwah bil hal — menghidupkan masyarakat dengan kehadiran, bukan hanya dengan ceramah. Mereka menyambangi masjid-masjid di nagari, berdiskusi, mendengar keluhan, menyapa anak-anak muda, dan menguatkan kaum ibu dan ayah dengan bimbingan agama yang menyejukkan.
Dari Penyuluh untuk Umat: Dakwah yang Menyentuh
Penyuluh Agama Islam Lengayang yang tergabung dalam Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) telah menunjukkan bagaimana dakwah tidak harus selalu monumental, tapi bisa dimulai dari yang kecil, konsisten, dan menyentuh.
Program LENTERA TAMASYA menjadi medium dakwah yang relevan, berorientasi pada kebutuhan umat. Isu-isu yang diangkat pun sangat kontekstual: pendidikan anak, pergaulan remaja, kewajiban shalat, akhlak keluarga, hingga bahaya syirik dan pentingnya tauhid. Dengan pendekatan yang bersahabat dan tidak menggurui, masyarakat merasa dekat dan menerima dakwah dengan hati terbuka.
Peran Media Sosial dalam Dakwah Modern
Tak ketinggalan, penyuluh agama Lengayang juga memanfaatkan platform digital sebagai penopang dakwah. Dengan akun sosial media bernama @LENGAYANG di Facebook, Instagram, TikTok, dan YouTube, mereka mendokumentasikan kegiatan, menyebar pesan kebaikan, dan menjangkau masyarakat yang lebih luas, termasuk generasi muda yang lebih aktif di ruang digital.
Inilah dakwah kekinian: memadukan tradisi taklim di masjid dengan distribusi pesan di dunia maya. Karena cahaya dakwah tidak boleh hanya bersinar di satu tempat — ia harus menjangkau sebanyak mungkin jiwa yang merindukan petunjuk.
Menghidupkan Malam, Menghidupkan Hati
Dari Maghrib hingga Isya, waktu tak lama itu bisa menjadi momen paling bermakna dalam sehari. Saat langit berubah dari jingga menjadi kelam, manusia sering larut dalam kelelahan dan hiburan dunia. Tetapi justru di waktu inilah, para penyuluh hadir untuk menghidupkan hati umat. Mengingatkan bahwa dunia hanyalah perjalanan, dan akhirat adalah tujuan abadi.
Sabda Rasulullah ﷺ:
“Dunia itu terkutuk, dan segala isinya terkutuk, kecuali zikir kepada Allah, dan apa yang mendekatkannya, seorang alim, dan seorang yang belajar.” (HR. Tirmidzi)
Melalui LENTERA TAMASYA, umat diajak menjadi bagian dari golongan yang dikecualikan dari kutukan dunia itu — golongan penuntut ilmu dan pengingat Allah.
Lentera yang Menyalakan Generasi
Salah satu kekuatan program ini adalah segmentasi yang menyentuh seluruh lapisan. Anak-anak diajak dengan pendekatan bermain dan kisah. Remaja diajak melalui diskusi yang menyentuh realitas mereka. Orang tua dibimbing dengan hikmah dan keteladanan. Semua bersatu dalam semangat memperbaiki diri.
Karena itulah, program seperti ini adalah investasi jangka panjang bagi generasi. Ia membentuk karakter, membangun kesadaran agama, dan mengurangi potensi penyimpangan sosial.
Menjadi Bagian dari Perubahan
LENTERA TAMASYA bukan hanya milik para penyuluh. Ia adalah milik umat. Karena itu, siapapun bisa terlibat — menjadi peserta, donatur, penggiat, bahkan sekadar menyebarkan informasi adalah bentuk kontribusi dakwah.
Mari kita hidupkan rumah-rumah kita dengan cahaya ilmu. Jadikan waktu Maghrib hingga Isya bukan waktu yang kosong, tapi waktu yang bernilai, berkah, dan menguatkan keluarga. Sebab, rumah yang kosong dari dzikir dan ilmu, akan dihuni oleh kegelisahan dan kehampaan.
Penutup: Cahaya yang Terus Menyala
Seperti lentera yang tak henti menyala di kegelapan, begitu pula program ini diharapkan terus hidup dalam masyarakat. Jangan biarkan malam kita hanya diisi dengan kebisingan dunia. Isilah dengan ilmu, dzikir, dan amal salih. Jadikan TAMASYA bukan sekadar kegiatan rutin, tapi sebuah gerakan membumikan dakwah dari surau-surau kecil hingga ke jagat digital.
Semoga Allah menjaga semangat para penyuluh agama, memberi keikhlasan dan keteguhan dalam berdakwah, dan membuka hati umat untuk terus menerima cahaya-Nya.
> “Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya.”
(QS. Al-Baqarah: 257)
#LengayangBerdakwah #TamasyaMaghrib #LenteraUmat #PenyuluhBergerak #IPARI2025 (Tengku)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
