SURAU.CO – Dakwah adalah pilar penting dalam ajaran Islam. Ia merupakan tugas mulia untuk mengajak manusia ke jalan kebaikan. Namun, di era digital saat ini, kita sering menyaksikan dakwah yang disampaikan dengan cara yang keras. Sebagian orang menggunakan nada menghakimi, kata-kata kasar, dan sikap yang merendahkan. Mereka mungkin berniat baik. Akan tetapi, cara yang mereka gunakan justru menjauhkan orang dari kebenaran. Padahal, Islam secara tegas mengajarkan kita untuk berdakwah dengan santun, penuh hikmah, dan kelembutan.
Perintah Langsung dari Al-Quran
Fondasi utama dalam berdakwah telah Allah tetapkan dengan sangat jelas. Allah tidak menyisakan ruang untuk interpretasi yang salah tentang metode dakwah. Dalam Al-Quran, Allah berfirman:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125)
Ayat ini memberikan tiga pilar utama dalam berdakwah. Pertama, hikmah, yang berarti menyampaikan kebenaran dengan bijaksana. Kita harus memahami kondisi dan situasi orang yang kita ajak bicara. Kedua, pelajaran yang baik (mau’izhah hasanah). Artinya, kita memberikan nasihat yang menyentuh hati, bukan yang menyakiti perasaan. Ketiga, membantah dengan cara yang baik. Bahkan ketika terjadi perdebatan, Islam menuntut kita untuk tetap menjaga etika dan kesopanan.
Meneladani Metode Dakwah Rasulullah SAW
Tidak ada teladan yang lebih baik dalam berdakwah selain Rasulullah Muhammad SAW. Seluruh hidupnya adalah cerminan dari dakwah yang penuh kasih sayang. Beliau tidak pernah menggunakan kekerasan atau caci maki untuk menyebarkan Islam. Justru, kelembutan akhlaknyalah yang membuat banyak orang tertarik pada ajaran yang beliau bawa. Allah SWT sendiri menegaskan hal ini dalam firman-Nya:
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imran: 159)
Ayat ini merupakan bukti nyata. Allah mengonfirmasi bahwa sikap lemah lembut Rasulullah adalah rahmat dari-Nya. Sikap inilah yang menjadi magnet kebaikan. Jika saja Nabi bersikap kasar, tentu orang-orang akan lari menjauh. Ini adalah pelajaran berharga bagi setiap Muslim yang ingin mengikuti jejak beliau.
Kisah Nyata Kelembutan Nabi dalam Berdakwah
Ada banyak sekali kisah yang menunjukkan betapa santunnya Rasulullah. Salah satu yang paling terkenal adalah ketika seorang Arab Badui datang dan buang air kecil di dalam masjid. Tentu saja para sahabat sangat marah. Mereka serentak berdiri untuk menghardik orang tersebut.
Namun, apa yang Rasulullah lakukan? Beliau justru menenangkan para sahabatnya. Beliau berkata, “Biarkan dia, jangan kalian putuskan (kencingnya).” Setelah orang itu selesai, Nabi dengan lembut memanggilnya. Beliau menasihatinya, “Sesungguhnya masjid ini tidak layak untuk membuang kotoran. Masjid ini hanyalah untuk berzikir kepada Allah, salat, dan membaca Al-Quran.” Kemudian, Nabi memerintahkan sahabat untuk menyiram bekas air kencing itu dengan seember air. Sikap yang luar biasa ini menunjukkan puncak kebijaksanaan dalam berdakwah.
Dampak Buruk dari Dakwah yang Penuh Amarah
Sebaliknya, dakwah yang dilakukan dengan amarah hanya akan menghasilkan keburukan. Ketika seorang pendakwah bersikap kasar, ia sebenarnya sedang merusak citra Islam itu sendiri. Orang akan memandang Islam sebagai agama yang kaku, pemarah, dan tidak ramah. Pesan kebenaran yang ingin disampaikan pun akan tertolak mentah-mentah. Orang yang dinasihati tidak akan mendengarkan isinya. Mereka justru akan merasa diserang dan membangun dinding pertahanan diri. Dengan demikian, tujuan dakwah untuk memperbaiki keadaan sama sekali tidak akan tercapai.
Jadilah Penyampai Risalah yang Santun
Pada hakikatnya, tugas seorang dai adalah menyampaikan risalah. Ia bukanlah seorang hakim yang berhak memvonis orang lain. Hidayah sepenuhnya berada di tangan Allah. Kewajiban kita hanyalah memastikan bahwa cara kita menyampaikan pesan sudah sejalan dengan tuntunan Al-Quran dan sunnah Nabi. Mari kita bersama-sama menata kembali niat dan cara kita dalam berdakwah. Jadilah duta Islam yang membawa kesejukan dan rahmat. Sampaikanlah kebenaran dengan tutur kata yang santun, agar ia dapat meresap ke dalam hati tanpa harus melukai.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
