Kalam
Beranda » Berita » Safinatun Najah: Kitab Klasik Penuntun Ibadah Umat Muslim

Safinatun Najah: Kitab Klasik Penuntun Ibadah Umat Muslim

SURAU.CO. Kitab Safinatun Najah merupakan salah satu karya penting dalam khazanah keilmuan Islam yang berperan besar dalam pengajaran fikih, khususnya di lingkungan pesantren dan lembaga pendidikan Islam di Indonesia.

Penyusun kitab ini adalah Syaikh Salim bin Abdullah bin Saad bin Samir (Sumair) al-Hadhrami—seorang ulama terkemuka asal Hadramaut, Yaman, pada abad ke-13 Hijriah (ke-19 Masehi)—kitab ini menjadi pedoman ibadah yang ringkas namun mendalam dalam tradisi fikih mazhab Syafi’i. Hingga kini, Safînatun Najah  tetap relevan sebagai rujukan utama dalam memahami dasar-dasar hukum Islam yang bersifat praktis dan aplikatif.

Sejarah dan Penulis Kitab

Syaikh Salim bin Abdullah bin Saad bin Samir al-Hadhrami, sang penulis, adalah sosok ulama yang memiliki pengaruh besar dalam penyebaran ilmu pengetahuan Islam. Beliau merupakan seorang ‘alim yang ahli dalam bidang fikih dan memiliki kemampuan merumuskan ajaran Islam secara ringkas namun padat. Karya beliau, Safinatun Najah, mencerminkan kecerdasan dan keahliannya dalam menyajikan materi fikih yang mudah dipahami.

Judul lengkap kitab ini adalah Safînatun Najâh fīmā yajibu ‘ala al-‘abd li maulāh, yang berarti “Kapal Keselamatan dalam Kewajiban Seorang Hamba kepada Tuhannya.” Sesuai dengan namanya, kitab ini bertujuan untuk membimbing umat Islam dalam memahami kewajiban-kewajiban agama yang bersifat fardhu ain dan  berfokus pada rukun Islam, meliputi bab thaharah (bersuci), tata cara shalat, puasa, zakat, dan haji.

Kitab ini tersusun dari 74 fasal yang tersusun secara sistematis dan mudah dipahami. Syaikh Salim menyajikan materi dengan bahasa yang singkat dan padat, menghindari detail argumentasi yang berlebihan. Hal ini bertujuan agar para santri dan pemula mudah untuk memahami dan menghafal kitab ini yang memang ditujukan untuk menjadi fondasi awal bagi para santri dalam memahami dasar-dasar fikih.

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Kitab Safinatun Najah dalam Kurikulum Pesantren

Pesantren menempatkan Safinatun Najah pada posisi istimewa dalam kurikulum pendidikan mereka. Para pengajar biasanya menggunakannya di jenjang dasar untuk membangun fondasi pemahaman fikih bagi para santri. Di banyak pesantren salafiyah, madrasah diniyah, hingga Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), para guru menjadikan kitab ini sebagai bahan wajib hafalan. Mereka menganggap santri yang belum menguasainya belum siap melanjutkan ke kitab-kitab fikih tingkat lanjutan

Popularitas Safinatun Najah tidak terbatas pada pesantren di Indonesia saja. Kitab ini juga begitu masyhur di berbagai wilayah dunia Islam yang menganut mazhab Syafi’i. Di Timur Tengah, kitab ini juga digunakan oleh pelajar dari komunitas Syafi’iyyah, meskipun penyebarannya tidak sekuat di Asia Tenggara.

Syarah Kitab Safinatun Najah

Karena kepopulerannya, banyak ulama menulis syarah (penjelasan) dan ulasan terhadap Kitab Safînatun Najâh. Mereka menerbitkan karya-karya tersebut dalam bentuk buku dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Berikut beberapa syarah yang sudah mereka hasilkan di antaranya:

  1. Kitab Kasyifatus Saja ‘ala Safînatun Najâh karya Syaikh Nawawi Banten
  2. Kitab Durrotu Tsaminah Hasyiyah ala Safinatin Najah karya Syaikh Ahmad bin Muhammadal-Hadrawi
  3. Kitab Nailur Roja’ Syarah Safînatin Naja karya Sayyid al-Habib Ahmad bin Umar Asy-Syatiri.
  4. Kitab Nasîm al‑Hayâh Syarah Safînatin Najâh karya Syaikh Al-Faqih Al-Qodhi Abdullah bin Awad bin Mubarok Bukair.
  5. Kitab Innarotut Duja bi Tanwiril Hijâ Syarah Safînatun Najah karya Syaikh Muhammad bin Ali bin Husein Al-Maliki.

Kehadiran syarah-syarah ini menunjukkan betapa pentingnya kitab Safinatun Najah dalam tradisi keilmuan Islam. Para ulama berusaha memberikan penjelasan yang lebih mendalam dan komprehensif agar umat Islam dapat memahami ajaran agama dengan lebih baik.

Kitab Safinatun Najah: Panduan Ibadah Praktis bagi Kaum Awam

Bagi masyarakat umum yang bukan santri, Safinatun Najah berfungsi sebagai panduan praktis dalam beribadah. Kitab ini hadir sebagai solusi bagi mereka yang ingin menjalankan ajaran agama dengan baik tentu dengan menggunakan bahasa yang lugas dan sistematik membuat kitab ini sangat cocok untuk dipelajari secara mandiri atau dalam pengajian.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Meskipun ditulis berabad-abad lalu, Safinatun Najah tetap relevan hingga saat ini. Di era modern, kitab ini masih menjadi rujukan penting dalam memahami fikih. Beberapa lembaga bahkan telah mengadaptasi kitab ini ke dalam format digital, aplikasi mobile, dan versi terjemahan bergambar untuk anak-anak. Hal ini membuktikan bahwa kitab ini tetap menjadi sumber inspirasi dan panduan bagi umat Islam di seluruh dunia.

Safinatun Najah bukan hanya sekadar kitab klasik. Kitab ini adalah warisan berharga yang terus menginspirasi dan membimbing umat Islam. Mempelajarinya sama dengan menyiapkan “kapal keselamatan” menuju ridha Allah SWT.(kareemustofa)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement