Kisah
Beranda » Berita » Saat Allah Selamatkan Sarah, Istri Nabi Ibrahim dari Raja yang Cabul

Saat Allah Selamatkan Sarah, Istri Nabi Ibrahim dari Raja yang Cabul

Ilustrasi raja dzalim
Ilustrasi raja dzalim

Surau.co – Istri Nabi Ibrahim AS, Sarah memiliki wajah yang amat cantik. Kecantikannya, membuat banyak laki-laki berhidung belang yang tergoda. Salah satu kisah yang paling mendebarkan adalah saat sarah berhadapan dengan seorang raja lalim yang hendak mengambil kehormatannya.

Kisah tersebut diriwayatkan dalam Shahih Bukhari yang bersandar pada cerita Abu Hurairah dari Nabi Muhammad SAW. Kisah tersebut, salah satunya diceritakan ulang dalam buku Kisah-Kisah Shahih yang ditulis Syaikh Umar Sulaiman Al-Asyqor, guru besar Universitas Islam Yordania.

Semua ini bermula saat Ibrahim dan istrinya Sarah meninggalkan negerinya. Mereka pergi usai kaumnya melemparkan Ibrahim ke dalam api dan Allah menyelamatkannya. Singkat cerita, Ibrahim sampai di negeri (Kini di wilayah Mesir), di mana dia tidak memiliki kerabat.

Dalam kondisi seperti ini, orang-orang dzalim berhasrat untuk menerkam orang seperti Ibrahim. Sang raja mendengar kedatangan Ibrahim di negerinya dengan seorang wanita yang tergolong paling cantik di dunia. Sehingga hasratnya pun naik.

Sadar dalam bahaya, Ibrahim lalu mengalabui dengan menyebut Sarah sebagai saudaranya saat utusan raja bertanya. Tujuannya agar ia selamat dari siksaannya. Sebab, salah satu kebiasaan raja kala itu, jika menginginkan seorang wanita yang bersuami, maka akan menyiksa suaminya. Tetapi jika wanita itu lajang, maka mereka tidak akan menyiksa kerabatnya.

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Ibrahim dan Sarah Meminta Pertolongan Allah

Sarah, kemudian dibawa oleh Raja. Namun Ibrahim percaya dengan penjagaan dan perlindungan Allah yang telah mewasiatkan kepadanya agar tidak membocorkan hubungan sebenarnya dengan istrinya. Di samping itu, Ibrahim bersegera melakukan shalat untuk meminta perlindungan Allah. Dan Allah mengabulkan doa tersebut.

Begitu Sarah tiba dan orang lalim itu hendak menyentuhnya, raja tangannya lumpuh dan tercekik dengan keras sampai dia menjejakkan kakinya ke tanah. Akan tetapi, Sarah juga takut jika raja mati, maka orang akan menuduhnya sebagai pembunuh. Sarah, dengan dorongan permintaan Raja lalu berdoa agar Allah membebaskannya dari derita.

Sayangnya, sang Raja berdusta dan mencoba menyentuh sarah kembali. Meskipun upaya itu selalu gagal karena Raja selalu tercekik mana kala mendekati Sarah. Barulah pada percobaan ketiga dia kapok dan menyuruh pengawal memulangkan Sarah kepada Ibrahim dalam keadaan utuh.

Sarah, lalu pulang kepada suaminya dengan diiringi oleh Hajar sebagai hadiah dari raja lalim tersebut. Hajar adalah ibu Ismail, Sarah menghadiahkannya kepada Ibrahim dan dia menikahinya.

Awal Mula Hubungan Darah dengan Rasulullah

Kehadiran Hajar dalam kehidupan Ibrahim, kemudian membawa kisah sendiri. Karena Hajar kemudian melahirkan Nabi Ismail dan Rasulullah adalah salah seorang keturunan dari silsilah Nabi Ismail.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Oleh karenanya, dalam Shahih Muslim tertulis, “Sesungguhnya kalian akan menaklukkan kota Mesir. la adalah bumi yang diberi nama Qirath. Jika kalian menaklukkannya, maka berbuat baiklah kepada penduduknya, karena mereka memiliki hak dan hubungan rahim”.

Yang dimaksud oleh Rasulullah dengan hak hubungan rahim atau hubungan pernikahan dengan orang-orang Mesir adalah Hajar. Karena ada darah Hajar dalam silsilah keturunan Nabi Muhammad.

Pelajarah dari Kisah Sarah

Kisah ini menegaskan kuasa Allah untuk menjaga istri-istri para Nabi dan Rasul. Orang-orang dzalim sekuat apapun, tidak akan mampu mengobok-obok kehormatan mereka. Karena Allah menjaga dan menyelamatkannya dari niat busuk tersebut.

Di sisi lain, kisah ini juga menjadi pelajaran bahwa hendaknya seorang mukmin berlindung kepada Allah saat menghadapi ujian dan kesulitan. Ibrahim berlindung kepada Allah melalui shalat ketika dia mengantarkan istrinya kepada raja lalim tersebut. Dan Sarah sendiri juga berdoa dan bermunajat kepada Allah, maka Dia menjaganya.

 

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement