Khazanah
Beranda » Berita » Keutamaan 3 Perkara: Sedekah, Tersenyum, dan Prasangka Baik Kepada Allah

Keutamaan 3 Perkara: Sedekah, Tersenyum, dan Prasangka Baik Kepada Allah

Keutamaan 3 Perkara
Keutamaan 3 Perkara: Sedekah Walau Sempit, Tersenyum Walau Sedih, dan Prasangka Baik Kepada Allah. Ilustrasi Gambar : AI

SURAU.CO – Dalam perjalanan hidup seorang Muslim, tidak selamanya kita berada di atas. Ada masa ketika Allah menguji kita dengan kesempitan rezeki, kesedihan hati, atau perasaan kecewa karena takdir. Namun, justru di saat-saat seperti itulah yang membuktikan kualitas iman kita. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk tetap memperhatikan keutamaan 3 (tiga) perkara yaitu ; sedekah walau sempit, tersenyum walau sedang sedih, dan prasangka baik kepada Allah walau dalam kesusahan. Ketiga perkara ini tampak sederhana, namun memiliki keutamaan luar biasa di sisi Allah SWT.

Jangan Meninggalkan Sedekah Walau Dalam Keadaan Sempit

Sedekah adalah salah satu amalan utama dalam ajaran Islam yang memiliki banyak keutamaan dan pahala besar. Dalam Al-Qur’an maupun hadits, senantiasa menekankan perintah untuk bersedekah. Perintah sedekah tidak hanya kepada orang-orang yang kaya, tetapi juga kepada mereka yang hidup dalam keterbatasan. Bahkan, dalam beberapa riwayat, orang yang bersedekah dalam keadaan sempit justru mendapat ganjaran yang lebih besar karena ia memberikan dari apa yang sangat ia butuhkan.

Banyak dari kita mungkin berpikir bahwa bersedekah hanyalah kewajiban orang kaya atau orang berkelebihan harta. Padahal, sedekah bukan hanya soal jumlah atau nilai materi, melainkan niat dan keikhlasan dalam memberi. Islam memandang sedekah sebagai bentuk keimanan dan empati terhadap sesama. Banyaknya harta yang menjadi sedekah tidak menentukan nilai spiritual dari sedekah itu sendiri, tetapi ketulusan hati yang menentukan nilai sedekah di mata Allah.

Islam sangat menhajurkan amalan sedekah. Bahkan saat seseorang tidak memiliki harta berlimpah, Allah tetap memerintahkan untuk memberi, walau sedikit. Firman Allah dalam QS. Ali Imran ayat 134:

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ ١٣٤

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

(Yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.

Bersedekah saat lapang mungkin mudah karena kita memberi dari kelebihan. Tapi bersedekah dalam keadaan sempit adalah bentuk ketulusan dan keimanan yang luar biasa. Allah sangat memuliakan orang yang memberi walau ia sendiri kekurangan. Sedekah seperti ini bukan hanya bernilai pahala, tetapi menjadi bukti bahwa hati seseorang tidak terikat pada dunia, melainkan pada kepercayaan kepada Allah sebagai pemberi rezeki. Keutamaan lainnya, sedekah menjadi sebab datangnya pertolongan Allah, pembuka rezeki, dan penghapus dosa. Rasulullah SAW bersabda:

“Takutlah kalian kepada api neraka walau hanya dengan (bersedekah) sepotong kurma.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tersenyum Walau Sedang Sedih

Dalam Islam, senyum adalah ibadah yang ringan namun bernilai pahala besar. Senyum bisa menjadi penyejuk bagi orang lain, bahkan menjadi harapan yang menular. Secara psikologis, senyum juga mampu memperbaiki suasana hati sendiri. Senyum, meski tampak kecil namun bisa menjadi ibadah luar biasa jika kita lakukan dengan niat yang benar. Rasulullah SAW bersabda:

“Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi)

Tips Bisnis Berkah: Cara Efektif Menghindari Syubhat dalam Transaksi Modern

Hadits ini menunjukkan betapa bernilainya senyum, bahkan dalam kondisi kita tak punya harta sekalipun. Senyum adalah bentuk sedekah termudah, tanpa biaya, namun bisa memberikan dampak luar biasa pada orang lain. Maka, jika dalam keadaan biasa saja Allah begitu menganjurkan kita senyum, bagaimana dengan senyum yang kita berikan di tengah kesedihan? Tentu lebih besar lagi nilainya karena ia lahir dari perjuangan hati.

Nabi Muhammad SAW juga adalah sosok yang terkenal ramah dan murah senyum, walaupun beliau mengalami banyak cobaan, seperti kehilangan orang-orang terkasih dan penolakan oleh kaumnya. Namun, beliau tetap menyebarkan kasih sayang dan semangat melalui senyuman.

Berprasangka Baik kepada Allah Walau Dalam Keadaan Sulit

Salah satu ujian paling besar dalam hidup adalah tetap yakin kepada kebaikan Allah saat keadaan tampak buruk. Prasangka baik atau husnuzhan kepada Allah adalah puncak dari keimanan yang dewasa. Dalam Al-Qur’an, Allah berulang kali menyebut bahwa setiap musibah atau kesulitan yang menimpa manusia tidak lain adalah ujian dan bentuk kasih sayang-Nya. Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 286:

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ٢١٦

Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

Keutamaan dari berprasangka baik adalah hati yang tenang, tidak mudah panik, dan senantiasa bersyukur. Ia menjadi tameng dari putus asa dan depresi, karena tahu bahwa di balik setiap kesulitan ada hikmah dan rencana terbaik dari Sang Pencipta.

Tiga Perkara, Satu Tujuan

Ketiga perkara ini—sedekah walau sempit, senyum walau sedih, dan prasangka baik walau sulit—mempunyai satu benang merah, yaitu kekuatan iman dan pengendalian diri. Dalam keadaan sulit, manusia cenderung memikirkan diri sendiri. Namun Islam mengajarkan sebaliknya: tetap memberi, tetap ramah, dan tetap yakin kepada Allah.

Maka, saat hidup terasa berat, saat masalah datang silih berganti, tetaplah berprasangka baik kepada Allah. Yakinlah bahwa di balik setiap kesulitan, pasti ada kemudahan. Di balik setiap air mata, ada pelangi yang menunggu. Karena Allah, Tuhan Yang Maha Penyayang, tidak akan pernah menyia-nyiakan kesabaran dan keikhlasan hamba-Nya.

Amalan-amalan ini kecil secara fisik, tetapi besar di sisi Allah karena menunjukkan kematangan ruhani dan ketulusan hati. Maka marilah kita berlatih untuk tetap istiqamah dalam melakukan tiga perkara ini, sebagai jalan menuju ridha Allah dan ketenangan hidup, dunia dan akhirat.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement