SURAU.CO– Imam Abu Hamid Al-Ghazali (450–505 H), seorang ulama besar dari Persia, bukan hanya dikenal sebagai ahli fikih dan filsuf, tapi juga sufi agung yang mempertautkan akal dan hati. Dalam pergumulannya yang panjang antara ilmu dan kehidupan, beliau menulis Bidayatul Hidayah kitab kecil tapi penuh makna.
Kitab ini disusun khusus bagi para penempuh jalan Allah yang masih awam namun punya semangat mencari kebenaran. Ia seperti lentera malam: tak besar cahayanya, tapi cukup menuntun kita keluar dari kegelapan hawa nafsu. Salah satu bab penting dari kitab ini adalah tentang cara-cara meninggalkan maksiat, yang ditulis Al-Ghazali bukan hanya sebagai teori, melainkan ajakan konkret agar kita benar-benar berubah.
1. Memahami Akar Maksiat, Jangan Hanya Menyalahkan Syaitan
Dalam kalimat pembukanya, Al-Ghazali menjelaskan:
فَاعْلَمْ أَنَّ لِلْمَعَاصِي أُصُولًا وَدَوَاعِيَ، فَمَا لَمْ تَقْلَعْ أُصُولَهَا مِنْ قَلْبِكَ لَا تَنْقَطِعْ دَوَاعِيهَا عَنْكَ
“Ketahuilah bahwa maksiat memiliki akar dan pendorong. Selama akar-akar itu belum tercabut dari hatimu, dorongannya tidak akan berhenti menyerangmu.”
Al-Ghazali mengajarkan bahwa meninggalkan maksiat bukan cukup dengan tekad sesaat. Kita harus mencari akarnya, apakah itu cinta dunia, ketergantungan terhadap pujian, atau lari dari kesepian dengan hiburan murahan?
Sebagian besar dari kita hanya menyalahkan godaan syaitan, padahal sering kali akar maksiat ada dalam diri: tidak kuat menahan pandangan, lalai menjaga waktu, atau terlalu nyaman dengan zona maksiat yang membius. Zaman ini bahkan memperumitnya: maksiat hanya sejauh satu klik. Maka, mencabut akar lebih penting daripada sekadar memotong rantingnya.
2. Latihan Meninggalkan Maksiat, Sedikit Demi Sedikit Tapi Konsisten
Al-Ghazali menulis:
وَاعْلَمْ أَنَّ مَنْ تَرَكَ شَيْئًا لِلَّهِ عَوَّضَهُ اللَّهُ خَيْرًا مِنْهُ
“Ketahuilah, barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.”
Kebanyakan orang gagal berhijrah karena ingin langsung sempurna. Padahal Al-Ghazali menekankan pentingnya meninggalkan maksiat secara bertahap, dengan komitmen, bukan dengan emosi sesaat.
Misalnya, bagi yang kecanduan hiburan digital yang tak bermanfaat, mulai dengan menyisihkan satu jam sehari untuk zikir atau membaca. Bagi yang sulit menundukkan pandangan, latihlah dengan menahan diri 5 menit saja lalu tambah setiap hari. Jangan remehkan langkah kecil, karena istiqamah lebih utama daripada semangat yang meledak sesaat.
3. Berteman dengan Orang Saleh
Nasihat Imam Ghazali sangat jelas:
وَاحْذَرْ أَنْ تُخَالِطَ أَصْحَابَ السُّوءِ، فَإِنَّهُمْ بَذْرُ الشَّرِّ وَأُسَاسُ الْفِتْنَةِ
“Waspadalah terhadap pergaulan dengan orang-orang buruk, karena mereka adalah benih kejahatan dan pangkal segala fitnah.”
Tak bisa dipungkiri, lingkungan sangat berpengaruh. Bahkan orang kuat imannya bisa tumbang jika dikelilingi teman yang biasa menormalisasi dosa. Maka, salah satu cara efektif meninggalkan maksiat adalah mencari komunitas yang saleh, majelis taklim, teman-teman hijrah, atau bahkan satu grup WhatsApp yang saling mengingatkan kebaikan.
Di era digital ini, berteman tak harus dekat secara fisik. Kita bisa memilih akun siapa yang kita ikuti, video mana yang kita tonton, dan grup mana yang kita ikuti. Semua itu membentuk ‘lingkungan’ baru yang bisa mendekatkan kita kepada Allah, atau sebaliknya, menjauhkan tanpa sadar.
Berhijrah Itu Perjalanan, Bukan Pelarian
Meninggalkan maksiat adalah proses panjang. Imam Al-Ghazali tidak menyuruh kita menjadi malaikat, tapi mengajak untuk jujur pada diri sendiri: Apa dosa yang paling sering aku ulang? Mengapa aku begitu sulit meninggalkannya?
Beliau tidak memberikan resep instan, tapi memberi bekal: kesadaran akar, latihan bertahap, dan lingkungan baik. Jika kita sungguh ingin meninggalkan maksiat, maka setiap detik adalah kesempatan. Jangan tunggu sempurna untuk memulai, tapi mulailah agar kelak bisa lebih baik.
اللَّهُمَّ طَهِّرْ قُلُوبَنَا مِنَ الذُّنُوبِ، وَاجْعَلْنَا مِمَّنْ يُرِيدُ الْخَيْرَ وَيَسْعَى إِلَيْهِ، آمِين.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
