SURAU.CO – Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali ragu untuk berbagi. Ada kekhawatiran kekurangan, takut tidak cukup, atau merasa apa yang kita miliki terlalu sedikit untuk dibagi. Namun, kisah dari seorang sahabat mulia, Ali bin Abi Thalib, mengajarkan bahwa kebaikan yang tulus tidak akan pernah sia-sia. Bahkan, Allah bisa membalasnya secara langsung dan berkali-kali lipat.
Kisah ini terjadi pada suatu hari ketika Ali bin Abi Thalib sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Di tangannya, ia membawa dua buah delima segar. Buah itu ia niatkan sebagai hadiah kecil untuk istrinya, Fatimah az-Zahra, putri tercinta Rasulullah ﷺ. Delima tersebut bukan sekadar buah, tapi lambang cinta dan perhatian Ali kepada keluarganya.
Namun, Allah menghendaki kisah indah ini menjadi pelajaran besar bagi umat. Dalam perjalanan, Ali bertemu dengan seorang fakir miskin. Lelaki itu tampak kelaparan dan sangat membutuhkan makanan. Tanpa ragu, Ali segera memberikan satu dari dua buah delima yang dibawanya. Ia tidak berpikir panjang, dan tidak menunda-nunda. Ia hanya menyisakan satu buah untuk istrinya, sementara yang satunya ia sedekahkan dengan penuh keikhlasan.
Sesampainya di rumah, Ali menceritakan kejadian itu kepada Fatimah. Ia menjelaskan bahwa ia hanya membawa satu buah delima karena yang satunya telah diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan.
Tak lama berselang, datanglah sahabat Nabi yang lain, Salman Al-Farisi. Ia mengetuk pintu rumah Ali dan Fatimah, lalu menyerahkan bingkisan dari Rasulullah ﷺ. Di dalamnya ada sembilan buah delima. Salman mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ mengirim buah-buah itu khusus untuk Fatimah.
Namun ketika Fatimah menghitung, jumlahnya hanya sembilan. Ali lalu berkata dengan yakin, “Jika ini benar dari Rasulullah ﷺ, maka jumlahnya pasti sepuluh.” Ucapan itu membuat Salman terdiam. Ia akhirnya mengakui bahwa ia telah mengambil satu buah delima untuk dirinya sendiri sebelum sampai ke rumah Ali. Salman pun langsung menyerahkan delima yang tersisa, hingga jumlahnya genap sepuluh.
Ali tersenyum, lalu mengutip firman Allah SWT:
مَنْ يَحْسِنْ فَلْيُجْزَ بِالْحَسَنَةِ عَشْرُ أَضْعَافِهَا” (الأنعام: ١٦٠)”
“Barang siapa berbuat kebaikan, maka akan dibalas sepuluh kali lipat.” (QS. Al-An’am: 160)
Pelajaran Berharga dari Kisah Sederhana
Kisah ini sederhana, namun sarat makna. Satu buah delima yang diberikan dengan ikhlas kepada orang yang membutuhkan, dibalas oleh Allah SWT sepuluh kali lipat—dan balasannya datang tunai, langsung, tidak menunggu hari kiamat.
Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya. Ketika seseorang bersedekah dengan hati yang bersih, Allah tidak hanya memberikan pahala, tetapi juga bisa mendatangkan balasan dunia yang nyata. Kadang balasan itu berupa rezeki, kesehatan, ketenangan, atau jalan keluar dari masalah.
Lebih dari itu, kisah ini juga mengajarkan nilai kejujuran. Salman Al-Farisi tidak mencari alasan, ia langsung mengakui kesalahannya saat menyadari khilaf. Ini adalah contoh sikap amanah dan rendah hati. Di sisi lain, Ali menunjukkan ketulusan yang luar biasa. Ia tidak mempermasalahkan jumlah, tidak meminta ganti, bahkan tidak menyesali sedekahnya. Ia yakin pada janji Allah, dan keyakinan itu terbukti benar.
Relevansi untuk Kehidupan Kita Hari Ini
Di zaman sekarang, banyak orang merasa sulit bersedekah karena tekanan ekonomi atau rasa takut kekurangan. Padahal, seperti yang ditunjukkan oleh Ali bin Abi Thalib, keikhlasan dalam memberi justru mendatangkan keberkahan. Tidak harus dalam jumlah besar. Satu buah delima pun bisa menjadi jalan turunnya rezeki yang luar biasa.
Kita bisa mulai dari hal-hal kecil. Memberi makanan kepada tetangga, membantu teman yang kesulitan, atau sekadar menyisihkan sedikit uang untuk sedekah. Kuncinya ada pada keikhlasan. Jangan menunggu kaya untuk berbagi. Justru, dengan berbagi kita bisa membuka pintu-pintu rezeki.
Penutup
Kisah sedekah satu delima dari Ali bin Abi Thalib ini bukan sekadar cerita sejarah, tapi pelajaran hidup yang terus relevan sepanjang masa. Ia mengajarkan kita bahwa sedekah adalah investasi, bukan kerugian. Bahwa memberi adalah bentuk keyakinan terhadap janji Allah, bukan sekadar kebaikan sosial. Dan bahwa dalam setiap perbuatan baik, ada tangan Allah yang tak terlihat, yang siap membalas dengan cara-Nya yang tak terduga.
Jangan takut memberi. Karena bisa jadi, satu hal kecil yang kita berikan hari ini akan kembali kepada kita dengan sepuluh kali lipat kebaikan esok hari.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
