Di tengah berbagai tantangan zaman yang menggerus nilai-nilai spiritual, moral, dan ekologi, hadirnya gerakan MANGGIS—singkatan dari Mangrove Penyuluh Agama Islam—menjadi sebuah oase yang menyegarkan. Logo yang menggambarkan pohon rindang berakar kuat ini bukan sekadar simbol visual, tetapi manifestasi dari misi mulia yang menyatukan tiga kekuatan besar: dakwah Islam, penyuluhan sosial keagamaan, dan kepedulian terhadap lingkungan.
Pohon dalam logo MANGGIS mencerminkan makna yang dalam: akar yang menghujam kuat ke tanah adalah simbol keteguhan akidah, batang yang kokoh mencerminkan istiqamah dalam perjuangan, dan ranting serta dedaunan yang rimbun mencerminkan manfaat yang luas bagi umat dan alam.
Akar yang Mengakar di Bumi, Cabang yang Menjulang ke Langit
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
> “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit.” (QS. Ibrahim: 24)
Pohon mangrove yang menjadi inspirasi utama gerakan ini adalah gambaran nyata dari ayat tersebut. Mangrove dikenal sebagai tanaman yang tahan terhadap terpaan ombak dan arus pasang surut. Ia tumbuh di wilayah yang sulit—pantai berlumpur, air asin, dan gelombang tak bersahabat—namun tetap berdiri gagah, menahan abrasi, dan menjadi pelindung ekosistem.
Demikian pula seorang penyuluh agama Islam. Ia dituntut untuk tetap kokoh di tengah arus zaman, tak goyah oleh materialisme, liberalisme, dan sekularisme. Ia harus memiliki akar akidah yang kuat, wawasan keilmuan yang dalam, dan integritas moral yang utuh. Dalam kondisi apa pun, penyuluh tidak hanya hadir untuk mengajar, tapi juga untuk menyelamatkan masyarakat dari kehancuran spiritual dan sosial, sebagaimana mangrove melindungi garis pantai dari abrasi.
Mangrove sebagai Dakwah Ekologis
Gerakan MANGGIS juga menegaskan bahwa dakwah Islam tak sebatas pada masjid dan mimbar, tapi bisa menjelma dalam bentuk aksi nyata terhadap lingkungan. Penanaman mangrove bukan sekadar kegiatan pelestarian alam, tapi bentuk ibadah, pengabdian, dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga bumi sebagai amanah dari Allah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Tidaklah seorang Muslim menanam tanaman, lalu tanaman itu dimakan oleh burung, manusia, atau binatang, melainkan itu menjadi sedekah baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Melalui semangat ini, MANGGIS membangkitkan kesadaran ekologis umat Islam bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari iman. Penanaman mangrove menjadi simbol nyata dari ajaran tauhid yang tidak hanya menghubungkan manusia dengan Allah, tetapi juga dengan sesama makhluk dan alam semesta.
Penyuluh Agama: Garda Terdepan Perubahan Sosial
Dalam konteks sosial, penyuluh agama memiliki peran strategis sebagai agen perubahan. Di pelosok desa, pesisir, dan daerah terpencil, penyuluh menjadi pelita yang menuntun masyarakat memahami Islam secara rahmatan lil ‘alamin. Mereka tidak hanya mengajarkan fiqh ibadah, tetapi juga mendampingi masyarakat dalam menghadapi masalah rumah tangga, ekonomi, narkoba, hingga kerusakan moral generasi muda.
Dengan semangat MANGGIS, penyuluh agama menjadi lebih dari sekadar pengajar; mereka menjadi pejuang peradaban. Melalui pendekatan partisipatif, penyuluh bisa mengajak masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan produktif dan edukatif, seperti:
Penanaman mangrove bersama santri dan pelajar.
Kajian Islam bertema lingkungan dan etika ekologi.
Pelatihan wirausaha berbasis produk olahan mangrove (seperti sirup, teh daun mangrove, atau batik pewarna alam).
Edukasi kebersihan pantai dan pencegahan bencana.
Ini adalah bentuk dakwah bil hal yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, membangun kepekaan, dan memperkuat ukhuwah.
MANGGIS: Sinergi Ilmu, Iman, dan Aksi
Nama MANGGIS mungkin terdengar sederhana, bahkan seperti buah-buahan tropis yang manis. Namun di balik itu, ia mengandung makna sinergis antara:
1. MANGrove → Perlambang akar kuat, ketahanan lingkungan, dan penjaga bumi.
2. Penyuluh Agama Islam → Figur yang membina umat secara langsung, membumi, dan berdampak.
Gabungan keduanya membentuk paradigma baru dalam penyuluhan keagamaan: dari yang semula bersifat verbal-instruktif menjadi transformasional dan ekologis.
Program ini bisa menjawab keresahan banyak penyuluh yang selama ini merasa terjebak dalam rutinitas tanpa inovasi. Dengan MANGGIS, penyuluh kembali menemukan jati dirinya sebagai penjaga nilai-nilai agama dan penjaga harmoni alam.
Kaderisasi Penyuluh Lingkungan dan Dakwah Berbasis Komunitas.
Salah satu misi besar dari gerakan MANGGIS adalah melahirkan kader penyuluh agama yang juga paham dan peduli terhadap isu-isu lingkungan. Dengan pelatihan dan pembekalan yang tepat, penyuluh bisa menjadi:
Pendakwah Hijau yang menyampaikan pesan Islam melalui isu lingkungan.
Fasilitator Masyarakat yang mampu menggerakkan komunitas dalam pelestarian mangrove.
Pendidik Generasi Muda yang menanamkan nilai tauhid dan tanggung jawab ekologis sejak dini.
Mitigasi Bencana yang memahami peran vegetasi pantai dalam menghadapi perubahan iklim.
Semangat ini sesuai dengan firman Allah:
> “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41)
Penutup: Menjaga Warisan untuk Generasi Mendatang
Gerakan MANGGIS adalah bentuk kesadaran bahwa kita hidup tidak hanya untuk hari ini, tapi juga untuk generasi mendatang. Menanam pohon adalah menanam harapan. Melatih penyuluh adalah membangun peradaban. Menyampaikan dakwah adalah menjaga amanah.
Jika kita tanamkan nilai-nilai ini dengan ikhlas dan istiqamah, maka MANGGIS bukan sekadar program, tapi akan menjadi gerakan peradaban Islam berbasis komunitas dan cinta lingkungan.
Semoga setiap akar mangrove yang ditanam menjadi saksi bahwa penyuluh agama tidak hanya bicara di atas mimbar, tapi juga menjejak di lumpur, menanam kebaikan, dan meninggalkan warisan hijau untuk bumi yang lebih berkah. #MANGGIS #PenyuluhAgama #DakwahLingkungan #IslamRahmatanLilAlamin #MangroveUntukUmat. (Tengku Iskandar)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
