Surau.co. Gempa berkekuatan 8,8 skala Richter di lepas pantai Rusia. Gempa ini memicu peringatan tsunami di Pasifik terjadi pada apa yang dikenal sebagai “patahan megathrust”. Lempeng Pasifik telah bergerak sehingga membuat wilayah Semenanjung Kamchatka di lepas pantai Timur Jauh Rusia sangat rentan terhadap gempa susulan.
Peristiwa “Subduksi”, di mana satu lempeng mendorong lempeng lain, mampu menghasilkan gempa bumi yang jauh lebih kuat daripada “strike slip“. Seperti gempa yang melanda Myanmar pada bulan Maret. Peristiwa “megathrust” dangkal lebih mungkin menyebabkan tsunami karena peristiwa tersebut menerobos dasar laut dan memindahkan volume air yang sangat besar.
Lokasi Gempa
Gempa tektonik ini terjadi di dekat pesisir timur Rusia, tepatnya 136 kilometer sebelah timur Semenanjung Kamchatka. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, episenter gempa terletak pada koordinat 52,51 LU; 160,26 BT pada kedalaman 18 km.
Dengan episentrumnya di dekat kota Petropavlovsk-Kamchatsky, gempa bumi ini merupakan yang terbesar sejak peristiwa Tohuku yang dahsyat pada tahun 2011. Saat itu menyebabkan tsunami yang mengakibatkan kehancuran pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi di Jepang.
Wilayah Kamchatka sangat rentan dan pernah mengalami peristiwa berkekuatan 9 skala richter pada bulan November 1952. Gempa dahsyat itu menghancurkan kota Severo-Kurilsk dan menyebabkan kerusakan parah hingga ke Hawaii.
Roger Musson, peneliti kehormatan di Survei Geologi Inggris mengatakan. “Zona seismik Kamchatka adalah salah satu zona subduksi paling aktif di sekitar Cincin Api Pasifik, dan Lempeng Pasifik bergerak ke arah barat dengan kecepatan sekitar 80 mm (3 inci) per tahun,” ujarnya.
Resiko Tsunami
Dengan kedalaman yang relatif dangkal yaitu 20,7 km (13 mil), gempa bumi hari Rabu kemarin memang berpotensi menimbulkan risiko tsunami, kata para ahli. “Ini adalah gempa bumi lepas pantai dan ketika terjadi gempa bumi lepas pantai, ada potensi tsunami,”. Kata Adam Pascal, kepala ilmuwan di Pusat Penelitian Seismologi Australia.
“Jika gempa bumi terjadi relatif dangkal, kemungkinan besar akan terjadi keretakan pada permukaan dasar laut,”. Ia menambahkan bahwa “Kami telah menyaksikan dalam beberapa kasus, gempa bumi besar seperti ini dapat terjadi tanpa menyebabkan tsunami karena kedalamannya terlalu dalam dan geserannya tidak terasa di permukaan”.
Rekaman video saksi mata menunjukkan saat warga di Semenanjung Kamchatka yang terpencil merasakan gempa berkekuatan 8,8 skala Richter melanda, membuat mereka berlarian menyelamatkan diri.
Gelombang tsunami setinggi sekitar 1,7 meter (5,5 kaki) mencapai Hawaii, lebih rendah dari yang diperkirakan semula. Tetapi para ilmuwan memperingatkan bahwa gelombang tersebut tidak harus terlalu besar untuk menimbulkan kerusakan pada garis pantai yang relatif rendah di negara-negara kepulauan Pasifik.
Ancaman Tsunami di Indonesia
Kepala Pusat Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono mengatakan ketinggian gelombang tsunami yang tersebar di beberapa wilayah Timur Indonesia, tak sampai lebih dari satu meter. Gelombang tertinggi hanya tercatat di Jayapura setinggi 0,2 meter.
“Hasil monitoring terhadap peralatan tsunami guide kami mencatat sembilan TAT (Time around time) gate yang berkaitan dengan daerah yang kami sebut adanya potensi tsunami dengan ancaman waspada kurang dari setengah meter”. Kata Daryono dalam jumpa pers virtual, Rabu (30/7).
Pertama, tsunami minor terjadi di Jayapura atau di Pelabuhan Dok II, dengan ketinggian gelombang 0,2 meter. Kedua, di Pelabuhan Tapaleo, Halmahera Tengah tsunami terjadi pukul 14.15 WIB dengan ketinggian 0,06 meter.
Ketiga, di Sarmi, Papua pukul 14.20 WIB dengan ketinggian mencapai 0,2 meter. Keempat, di Sorong, Papua Barat, ketinggian air 0,2 meter. Kelima, Depapre, Jayapura, tsunami pukul 14.45 WIB dengan ketinggian 0,2 meter.
Keenam, di Sausapor pada pukul 15.04 WIB dengan ketinggian 0,2 meter. Ketujuh, di Pelabuhan Beo Talaud, Sulawesi Utara pukul 15.14 WIB dengan ketinggian 0,05 meter. Kedelapan, di Pelabuhan Daeo Majiko, Morotai, Maluku Utara dengan ketinggian 0,08 meter pada pukul 15.17 WIB, dan terakhir di Gauge wilayah Gorontalo. Namun, BMKG menyebut tak ada anomali di wilayah tersebut. *TeddyNs
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
