SURAU.CO – Setelah memahami bahwa rezeki dan umur tak semata-mata perkara duniawi, kita mulai menyadari betapa pentingnya adab dan amal sebagai penentu kualitas hidup. Imam Al-Zarnuji, melalui pesona kata-kata dalam Ta’limul Muta’allim, mengajarkan bahwa hidup yang lapang dan umur yang berkah berasal dari hati yang bersih dan hubungan yang baik dengan sesama makhluk.
Menebar Kebaikan, Menarik Keberkahan
Zarnuji mengajarkan bahwa keberkahan umur dan rezeki tidak datang kepada orang yang hidupnya hanya untuk dirinya sendiri. Dalam kitabnya, ia menyitir bahwa orang yang gemar memberi manfaat akan dijaga oleh Allah dalam rezeki dan waktunya.
Kata beliau:
يُذْكَرُ أَنَّ مَنْ كَانَ نَافِعًا لِلنَّاسِ، بَارَكَ اللهُ لَهُ فِي عُمْرِهِ وَمَالِهِ
“Disebutkan bahwa siapa yang bermanfaat bagi manusia, maka Allah akan memberkahi umurnya dan hartanya.”
Makna ini menggetarkan. Sebab ternyata, umur bukan sekadar hitungan waktu, tapi ukuran manfaat. Banyak orang hidup lama, namun jejaknya tipis. Sebaliknya, ada yang singkat hidupnya, tapi dikenang karena kebaikannya yang dalam.
Dalam masyarakat kita, sering ditemui orang-orang sederhana penjual sayur, guru ngaji, tukang becak yang hidupnya penuh berkah. Bukan karena tabungan miliaran, tetapi karena ia hadir menjadi penerang bagi sekitar.
Di desa tempat penulis dibesarkan, ada seorang nenek penjual jamu keliling. Ia tak pernah absen menolong tetangga yang sakit atau kelaparan. Ketika wafat di usia 94 tahun, orang-orang berduyun-duyun datang. Seolah ada rasa kehilangan mendalam yang tak bisa diganti dengan apa pun.
Apakah itu bukan contoh umur yang panjang dan diberkahi?
Menghindari Penyebab Sempitnya Hidup
Imam Zarnuji juga menyebut bahwa dosa-dosa sosial memiliki dampak yang lebih berat dari sekadar dosa pribadi. Beberapa di antaranya adalah iri hati, memutus silaturahmi, atau suka menyebarkan keburukan orang lain.
وَمِنَ الذُّنُوبِ الَّتِي تَجْلِبُ الْفَقْرَ: الْحَسَدُ وَالنَّمِيمَةُ وَقَطْعُ الرَّحِمِ
“Di antara dosa-dosa yang menarik kefakiran adalah: hasad (iri hati), namimah (adu domba), dan memutus silaturahmi.”
Fenomena ini sangat nyata hari ini. Media sosial kadang menjadi ladang adu domba dan pamer. Sebuah unggahan yang memantik iri, komentar yang merendahkan, atau kabar burung yang menyebar tanpa klarifikasi. Semua ini bukan hanya memengaruhi rezeki pribadi, tapi juga membuat ruang sosial kita penuh ketegangan.
Zarnuji mengingatkan bahwa kebersihan hati dan lisan adalah syarat agar hidup terasa lapang. Rezeki bukan hanya dalam bentuk uang, tapi juga ketenangan batin, jaringan sosial yang sehat, dan nama baik yang terus harum.
Santri sebagai Penjaga Keberkahan Sosial
Dalam konteks pendidikan Islam, terutama di pesantren, santri tidak hanya dituntut untuk menghafal kitab, tapi juga menjadi pembawa keberkahan di tengah masyarakat. Maka, ajaran-ajaran seperti ini bukan sekadar petuah moral, tapi fondasi kehidupan sosial yang lestari.
Santri diajarkan untuk menjadi pribadi yang murah senyum, tidak mudah marah, serta aktif dalam kegiatan sosial. Semua itu bagian dari tariq al-ta’allum—jalan belajar yang sejati.
Bayangkan jika setiap pencari ilmu di negeri ini membawa semangat keberkahan, menghormati guru, menyambung silaturahmi, meringankan beban tetangga, dan menjaga lisan. Kita tidak hanya akan melihat rezeki yang lancar dan umur yang berkah secara pribadi, tapi juga akan menyaksikan lahirnya peradaban yang lembut dan penuh cinta.
Menjadi Ladang Keberkahan Itu Mungkin
Imam Al-Zarnuji mewariskan ajaran yang sederhana namun mendalam: jika ingin hidup diberkahi, maka jadilah manusia yang membawa berkah bagi sesama. Tidak perlu menunggu kaya untuk memberi manfaat. Cukup dengan menjadi pribadi yang ringan tangan, ringan lisan, dan ringan hati.
Barangkali kita tidak bisa menambah jumlah tahun dalam hidup. Tapi kita bisa menanam kebaikan agar umur yang kita miliki menjadi lebih panjang nilainya.
“Ya Allah, jadikan hidup kami bermanfaat bagi orang lain, dan wafat kami dikenang sebagai ladang keberkahan.”
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
