Khazanah Pendidikan
Beranda » Berita » Rezeki dan Umur dalam Adab Santri – Kitab Akhlak Ta’limul Muta’allim

Rezeki dan Umur dalam Adab Santri – Kitab Akhlak Ta’limul Muta’allim

Rezeki dan umur
seorang santri muda sedang membaca kitab klasik di bersamai sang kyai

SURAU.CO – Siapa yang tak ingin rezekinya lancar dan umurnya berkah? Dua hal ini sering kali jadi bahan doa, harapan, bahkan kekhawatiran banyak orang. Tapi dalam tradisi keilmuan Islam klasik, rezeki dan umur bukan semata takdir yang misterius, melainkan erat kaitannya dengan adab dan amal.

Imam Burhanuddin Al-Zarnuji, lewat kitabnya Ta’limul Muta’allim, memberikan nasihat-nasihat mendalam mengenai hal-hal yang mendatangkan rezeki dan memperpanjang umur, serta sebaliknya, yang menghambatnya dan mempersingkat hidup. Bukan sekadar teori, tapi laku hidup yang dijalani oleh para pencari ilmu sejati.

Burhanuddin Al-Zarnuji adalah seorang ulama dari abad ke-6 H/12 M yang hidup di wilayah Transoxiana, Asia Tengah. Beliau dikenal sebagai guru dan pendidik yang memiliki perhatian besar pada etika dan strategi belajar bagi para santri.

Karya terkenalnya, Ta’limul Muta’allim Thariq at-Ta’allum, ditulis khusus untuk para pencari ilmu agar tidak hanya menjadi pintar, tetapi juga beradab dan mendapat keberkahan ilmu. Kitab ini begitu luas pengaruhnya di pesantren-pesantren Nusantara, bahkan dianggap sebagai “kitab pegangan wajib” bagi santri pemula.

Bab-babnya memuat petunjuk praktis, doa-doa, serta nilai-nilai spiritual yang menuntun pelajar agar ilmu yang dicari benar-benar berbuah manfaat dalam hidup dan akhirat.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Adab yang Membuka Pintu Rezeki

Dalam bab ini, Al-Zarnuji menyampaikan bahwa rezeki bukan hanya soal kerja keras, tapi juga akhlak dan adab. Ia menulis:

وَقِيلَ: مَنْ أَكْثَرَ مِنَ الِاسْتِغْفَارِ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Dikatakan: Barangsiapa yang memperbanyak istighfar, maka Allah akan memberinya jalan keluar dari setiap kesempitan, kebahagiaan dari setiap kesedihan, dan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka.”

Betapa luar biasanya janji ini. Ternyata, membersihkan hati melalui istighfar bisa menjadi kunci terbukanya rezeki. Banyak orang yang mengejar dunia, tapi lupa bahwa kebersihan hati lebih menentukan daripada kepandaian strategi.

Al-Zarnuji tidak anti usaha. Justru beliau menegaskan pentingnya ikhtiar. Namun, ikhtiar tanpa disertai adab dan istighfar hanya akan menjadi beban duniawi yang tak membawa ketenangan.

Perbuatan yang Menghambat Rezeki

Al-Zarnuji juga mengingatkan bahwa beberapa dosa bisa menutup pintu rezeki. Salah satunya adalah durhaka kepada orang tua dan guru.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

وَيُذْكَرُ أَنَّ مَنْ قَطَعَ رَحِمًا، أَوْ عَقَّ وَالِدَيْهِ، أَوْ شَتَمَ مُعَلِّمَهُ، حُرِمَ الرِّزْقَ
“Disebutkan bahwa siapa saja yang memutuskan silaturahmi, mendurhakai orang tua, atau mencela gurunya, maka ia akan diharamkan dari rezeki.”

Kalimat ini tajam. Zarnuji ingin mengajarkan bahwa rezeki tak hanya urusan ekonomi, tetapi juga soal hubungan dan keberkahan. Banyak orang bekerja siang malam, tapi justru kehilangan arah karena putusnya hubungan batin dengan orang tua dan guru.

Di kampung penulis, ada kisah menarik. Seorang pemuda yang dulunya sering membantah orang tuanya, usahanya bangkrut berkali-kali. Setelah berdamai dan minta maaf, perlahan pintu-pintu rezeki terbuka kembali. Mungkin ini kebetulan. Tapi barangkali ini juga cerminan kebenaran dari petuah Al-Zarnuji.

Umur yang Diberkahi atau Diperpendek

Masih dalam bab yang sama, Zarnuji menyentuh tema tentang umur:

وَمَنْ أَحْسَنَ عَمَلَهُ، بُورِكَ لَهُ فِي عُمْرِهِ، وَمَنْ كَثُرَ ذُنُوبُهُ، نُقِصَ عُمْرُهُ
“Siapa yang memperbagus amalnya, maka umurnya akan diberkahi. Siapa yang banyak dosanya, maka umurnya akan dipersingkat.”

Menerapkan Parenting Nabawi: Panduan Mendidik Karakter Anak Lewat Riyadus Shalihin

Umur bukan hanya soal hitungan tahun. Tetapi soal nilai dari setiap hari yang dijalani. Seorang guru ngaji di desa bisa hidup 60 tahun, tapi murid dan ilmunya tetap hidup puluhan tahun setelahnya. Sementara ada orang lain yang hidup 80 tahun, tapi hanya menyisakan jejak kosong.

Barangkali, inilah maksud dari “umur yang diberkahi.” Ia tidak harus panjang, tapi penuh makna dan manfaat.

Rezeki dan Umur adalah Cermin Adab

SURAU.CO – Imam Zarnuji mengajarkan bahwa rezeki dan umur tidak terlepas dari kualitas batin dan adab kita dalam hidup. Istighfar, bakti kepada orang tua, hormat kepada guru, dan amal yang bersih—semua itu adalah magnet rezeki dan berkah umur.

Hari ini, ketika banyak orang mengandalkan koneksi untuk rezeki dan suplemen untuk panjang umur, Zarnuji mengajak kita kembali ke akar, bersihkan hati, perbaiki amal, dan rawat hubungan. Karena barangkali, jalan menuju lapangnya hidup justru terbuka lewat doa orang tua dan ridha guru.

“Ya Allah, lapangkan rezeki kami dengan istighfar, panjangkan umur kami dengan amal, dan hidupkan hari-hari kami dengan keberkahan.”


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement