Sejarah
Beranda » Berita » Rabiul Awal: Jejak Peristiwa Agung di Zaman Rasulullah

Rabiul Awal: Jejak Peristiwa Agung di Zaman Rasulullah

Yang Dialami Aminah pada Bulan Rabiul Awal
Rabiul Awal adalah Bualn Ketiga dalam kalender Hijriyah yang memiliki kedudukan istimewa bagi Umant Islam,

SURAU.CO – Bulan Rabiul Awal merupakan bulan ketiga dalam kalender Hijriyah. Bagi umat Islam, bulan ini memiliki makna penting karena menyimpan jejak-jejak agung yang membentuk sejarah dan peradaban Islam. Sejumlah peristiwa besar terjadi pada bulan ini, yang bukan hanya penting secara historis, tetapi juga sarat dengan hikmah yang bisa kita renungkan dan teladani hingga hari ini.

Berikut beberapa peristiwa bersejarah di masa Rasulullah saw. yang terjadi di bulan Rabiul Awal:

Kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Peristiwa paling bersejarah di bulan Rabiul Awal adalah kelahiran Nabi Muhammad ﷺ. Beliau lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal di Makkah, yang dikenal sebagai Maulid Nabi dan dirayakan oleh banyak umat Islam di seluruh dunia. Kelahiran ini membawa perubahan besar bagi dunia. Dalam suasana jahiliah yang gelap dan penuh penyembahan berhala, kehadiran Rasulullah ﷺ menjadi cahaya yang menerangi jalan umat manusia.

“إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق” قال النبي محمد صلى الله عليه وسلم (حسنه الألباني).

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia,” sabda Nabi Muhammad ﷺ (HR. Ahmad).

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Sabda ini menegaskan bahwa kelahiran beliau adalah sebuah misi peradaban. Beliau datang membawa risalah tauhid, menegakkan keadilan, serta membebaskan manusia dari belenggu kebodohan dan penindasan.

Hijrah: Awal Berdirinya Peradaban Islam

Pada bulan ini, peristiwa hijrah dari Makkah ke Madinah mencapai puncaknya. Walau Rasulullah ﷺ menerima perintah hijrah pada bulan Safar, beliau tiba di Madinah tepat pada 12 Rabiul Awal. Kedatangan ini menandai dimulainya kehidupan baru bagi kaum Muslimin. Madinah menjadi pusat peradaban Islam, tempat Rasulullah ﷺ membangun masyarakat yang adil, toleran, dan beradab.

Hijrah bukan sekadar perpindahan geografis. Lebih dari itu, hijrah merupakan simbol perjuangan menuju lingkungan yang lebih baik untuk menegakkan kebenaran. Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya meninggalkan segala kenyamanan demi tegaknya Islam. Semangat ini menjadi teladan abadi bagi umat Islam dalam menghadapi tantangan hidup.

Pembangunan Masjid Quba

Setibanya di Madinah, Rasulullah ﷺ terlebih dahulu singgah di sebuah desa bernama Quba. Di sanalah beliau bersama para sahabat membangun masjid pertama dalam sejarah Islam, yaitu Masjid Quba. Masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol terbentuknya komunitas muslim yang solid dan visioner.

Masjid Quba menunjukkan bahwa membangun peradaban Islam harus dimulai dengan membangun tempat berkumpul, beribadah, dan menguatkan ukhuwah. Sampai hari ini, Masjid Quba tetap menjadi tempat bersejarah yang dikunjungi jutaan peziarah setiap tahun.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Perjanjian Aqabah Kedua: Fondasi Hijrah

Sebelum hijrah terjadi, Rasulullah ﷺ telah menjalin kesepakatan penting dengan kaum Anshar dari Madinah. Perjanjian Aqabah Kedua ini menjadi titik awal terbentuknya dukungan politik dan sosial bagi Nabi di Madinah. Meskipun perjanjian ini berlangsung sebelum bulan Rabiul Awal, dampaknya sangat terasa ketika Rasulullah ﷺ tiba dan mulai membangun masyarakat Islam.

Perjanjian ini mengingatkan bahwa keberhasilan dakwah tidak hanya bergantung pada spiritualitas, tetapi juga strategi sosial-politik yang cerdas dan kolaboratif. Nabi ﷺ merintisnya dengan dialog, kepercayaan, dan kepemimpinan visioner.

Wafatnya Rasulullah ﷺ: Duka yang Mendalam

Namun, Rabiul Awal juga menyimpan duka paling dalam. Pada tanggal yang sama, 12 Rabiul Awal tahun ke-11 Hijriyah, Rasulullah ﷺ wafat di usia 63 tahun. Kepergian beliau mengguncang hati para sahabat. Umar bin Khattab bahkan sempat tak percaya bahwa Rasul telah wafat, hingga Abu Bakar tampil menenangkan umat dengan kalimat yang menyentuh:

من كان يعبد محمدًا فإن محمدًا قد مات، ومن كان يعبد الله فإن الله حي لا يموت” (رواه البخاري)”

“Barang siapa menyembah Muhammad, maka sungguh Muhammad telah wafat. Tetapi barang siapa menyembah Allah, maka sungguh Allah Maha Hidup dan tidak akan pernah mati.” (HR. Bukhari)

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Wafatnya Rasulullah ﷺ mengajarkan umat Islam bahwa meski sosok beliau telah tiada, risalah dan ajarannya tetap hidup. Tugas umat Islam adalah meneruskan perjuangan itu dengan memegang teguh sunah dan menebarkan rahmat di muka bumi.

Meneladani Jejak di Bulan Penuh Makna

Bulan Rabiul Awal merupakan bulan penuh berkah dalam sejarah Islam. Dari kelahiran hingga wafatnya Rasulullah saw., setiap peristiwa yang terjadi pada bulan ini memberikan pelajaran penting bagi umat Islam. Setiap peristiwa di bulan ini mengandung pelajaran penting yang bisa membentuk karakter pribadi dan sosial umat Islam.

Mari jadikan Rabiul Awal sebagai momentum untuk memperkuat komitmen kita dalam meneladani akhlak, perjuangan, dan visi Nabi Muhammad ﷺ. Kita bisa memulainya dengan memperdalam cinta kepada Rasulullah ﷺ, mempelajari sirah nabawiyah, dan menjadikan sunah sebagai pedoman hidup. Seperti yang disampaikan oleh Imam Malik rahimahullah,

“Sunnah adalah perahu Nuh. Siapa yang menaikinya, ia akan selamat. Dan siapa yang tertinggal, ia akan tenggelam.”

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement