SURAU.CO – Di tengah kehidupan modern yang serba cepat, waktu sering terasa seperti musuh yang kejam. Notifikasi berdatangan, pekerjaan tak kunjung habis, dan fokus kerap terpecah. Namun, Imam Al-Zarnuji, seorang ulama besar abad ke-13, menawarkan perspektif yang jauh lebih dalam. Melalui kitab Ta’limul Muta’allim, beliau menekankan bahwa waktu bukan semata soal efisiensi, melainkan juga tentang keberkahan terutama bagi para pencari ilmu.
Kitab Ta’limul Muta’allim Ṭarīq at-Ta’allum ditulis oleh Burhanuddin Al-Zarnuji, seorang guru besar dari Transoxiana (Asia Tengah). Beliau dikenal luas sebagai pendidik yang tak hanya mengajarkan isi ilmu, tetapi juga jalan menuntut ilmu secara utuh: dari niat yang tulus, adab terhadap guru, hingga manajemen waktu yang cerdas dan spiritual.
Sampai hari ini, kitab tersebut tetap menjadi pedoman utama di banyak pesantren di Nusantara. Ia bukan hanya teks pendidikan, tetapi juga warisan hidup dalam tradisi keilmuan Islam. Bagi Imam Zarnuji, belajar adalah perjalanan ruhani, bukan sekadar proses intelektual.
Kapan Waktu Terbaik untuk Belajar?
Dalam salah satu babnya, Imam Zarnuji menyampaikan:
وَأَوْقَاتُ طَلَبِ الْعِلْمِ النَّافِعِ فِي السَّحَرِ وَبَعْدَ الظُّهْرِ وَبَعْدَ الْعِشَاءِ
“Waktu-waktu terbaik untuk mencari ilmu yang bermanfaat adalah saat sahur (sepertiga malam terakhir), setelah zuhur, dan setelah isya.”
Mengapa waktu-waktu tersebut dianggap istimewa? Sebab selain lebih tenang, ia juga penuh dengan rahmat dan ketentraman batin. Saat sahur, pintu langit sedang terbuka. Selepas zuhur, suasana biasanya lebih damai. Sementara itu, selepas isya, dunia mulai senyap dan hati pun lebih mudah merenung.
Oleh karena itu, Imam Zarnuji tidak hanya menunjukkan kapan belajar itu ideal, tetapi juga mengajarkan makna spiritual di balik setiap waktu. Ini sangat relevan hari ini, saat pagi kita kerap tersita oleh ponsel, dan malam tenggelam dalam scroll media sosial. Maka, merebut kembali waktu-waktu sunyi untuk cahaya ilmu menjadi keniscayaan.
Menuntut Ilmu dengan Ritme Bukan Terburu-Buru
Lebih jauh, Imam Zarnuji mengingatkan agar proses belajar dilakukan dengan ritme yang menyejukkan jiwa. Beliau tidak menyarankan belajar membabi buta, melainkan menyusun waktu secara seimbang agar ilmu bisa meresap perlahan-lahan.
Bayangkan seorang santri yang membaca Al-Qur’an di waktu sahur. Heningnya malam, suara tilawah, dan niat yang tulus berpadu menjadi ibadah yang menenangkan hati. Atau mahasiswa yang mengulang pelajaran setelah isya, dalam suasana sunyi yang mendorong refleksi. Belajar seperti ini tak hanya menyuburkan ilmu, tetapi juga menyucikan jiwa.
Sebaliknya, banyak orang hari ini mengalami kelelahan bukan karena belajar terlalu banyak, melainkan karena kehilangan irama ruhani dalam belajar. Imam Zarnuji hadir membawa keseimbangan antara waktu, niat, dan kejernihan hati.
Ilmu Seperti Hujan Maka Siapkan Embernya
Imam Zarnuji menulis:
فَإِنَّهَا أَوْقَاتٌ تُفْتَحُ فِيهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ
“Karena waktu-waktu itu adalah saat dibukanya pintu-pintu langit.”
Ungkapan ini bukan sekadar hiasan bahasa. Ia mengandung makna dalam: bahwa ada momen-momen tertentu di mana ilmu lebih mudah meresap dan doa lebih cepat terkabul. Sama seperti hujan yang turun pada musim semi, ilmu pun turun di waktu-waktu tertentu kepada siapa pun yang siap menampungnya.
Banyak ulama terdahulu memanfaatkan waktu-waktu sunyi untuk menulis, menghafal, dan merenung. Mereka paham, ilmu bukan sekadar hafalan, melainkan cahaya yang mengubah cara pandang terhadap hidup.
Mengatur Waktu Menyucikan Tujuan
Dalam zaman yang penuh gangguan dan kesibukan artifisial, pesan Imam Zarnuji terasa seperti suluh yang menerangi. Beliau mengingatkan: ilmu memiliki waktu-waktu khusus. Rebutlah sebelum dunia mengambilnya darimu.
Pertanyaan pun muncul untuk kita renungkan bersama:
- Apakah kita sudah memilih waktu terbaik untuk mendekat kepada ilmu?
- Apakah kita telah memanfaatkan waktu dengan kesadaran dan kekhusyukan?
- Ataukah kita malah membiarkan waktu-waktu suci itu terbuang begitu saja.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي أَوْقَاتِنَا، وَاجْعَلْهَا فِي طَاعَتِكَ، وَافْتَحْ عَلَيْنَا أَبْوَابَ الْعِلْمِ وَالْفَهْمِ
“Ya Allah, berkahilah waktu-waktu kami, jadikan ia dalam ketaatan kepada-Mu, dan bukakanlah untuk kami pintu ilmu dan pemahaman.”
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
