Sosok
Beranda » Berita » Asy-Syifa binti Abdullah: Penjaga Pasar Era Umar bin Khattab

Asy-Syifa binti Abdullah: Penjaga Pasar Era Umar bin Khattab

Asy-Syifa binti Abdullah: Penjaga Pasar Era Umar bin Khattab
Asy-Syifa binti Abdullah: Penjaga Pasar Era Umar bin Khattab

SURAU.CO – Dalam sejarah Islam, banyak perempuan yang tampil sebagai pelopor di tengah masyarakat. Mereka tidak hanya bersinar karena ibadah atau nasabnya, tetapi juga karena kontribusi nyatanya dalam kehidupan umat. Salah satu sosok perempuan inspiratif itu adalah Asy-Syifa binti Abdullah. Pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Asy-Syifa memegang amanah sebagai pengawas pasar. Ia melaksanakannya dengan penuh keadilan, kebijaksanaan, dan integritas.

Perempuan Cerdas dari Kaum Quraisy

Asy-Syifa binti Abdullah berasal dari kalangan Quraisy. Masyarakat mengenalnya dengan nama “Asy-Syifa” yang berarti “penyembuh” karena ia menguasai ilmu pengobatan tradisional. Namun, ia tidak hanya pandai dalam bidang kesehatan. Di tengah masyarakat Arab yang mayoritas masih buta huruf, Asy-Syifa justru sudah menguasai kemampuan membaca dan menulis.

Nabi Muhammad ﷺ secara langsung mempercayainya untuk mengajarkan kemampuan tersebut kepada Hafshah, salah satu istri beliau. Kepercayaan itu menyatakan bahwa Rasulullah ﷺ sangat menghargai kapasitas intelektual perempuan. Dalam hal ini, Asy-Syifa tampil sebagai bukti hidup bahwa perempuan bisa menjadi pendidik bagi sesama.

Ibnu Hajar dalam al-Isâbah mencatat:

“كانت امرأة شريفة من المهاجرين، ذكية، وولتها عمر بن الخطاب.”

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

 “Beliau termasuk perempuan terhormat dari kaum Muhajirin, pandai, dan Umar bin Khattab memberikan kedudukannya.”

Melalui kecerdasannya, Asy-Syifa memperoleh kedudukan terhormat. Ia memahami agama dengan baik, berbicara dengan cermat, dan bertindak dengan cermat. Oleh karena itu, Umar bin Khattab pun mempercayakannya untuk menjalankan tugas yang sangat penting: mengawasi pasar (hisbah).

Diangkat Langsung oleh Umar bin Khattab

Sebagai pemimpin yang sangat peduli pada keadilan sosial, Umar bin Khattab memahami betul bahwa pasar memiliki peran penting dalam kehidupan umat. Ia menyadari bahwa pasar bukan hanya tempat transaksi ekonomi, tetapi juga ruang publik yang rentan terhadap kondisi dan kezhaliman.

Oleh karena itu, Umar tidak tinggal diam. Ia menugaskan orang-orang yang ia anggap jujur dan kompeten untuk menjaga aktivitas pasar. Di antara mereka, Umar memilih Asy-Syifa karena ia melihat potensi, kualitas, dan kapabilitas luar biasa yang dimiliki oleh perempuan ini.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Keputusan Umar sangat revolusioner. Pada masa itu, posisi publik seperti pengawas pasar hampir seluruhnya dipegang oleh laki-laki. Namun, Umar menilai Asy-Syifa bukan dari jenis kelaminnya, melainkan dari kompetensinya . Umar memberikan kepercayaan penuh agar Asy-Syifa menjaga kejujuran para pedagang, mengatur harga secara adil, mencegah keadaan, dan menegakkan keadilan dalam setiap transaksi.

Asy-Syifa: Perempuan Tegas dan Adil

Dengan penuh tanggung jawab, Asy-Syifa menjalankannya. Ia berkeliling pasar, mengawasi setiap aktivitas jual beli, dan menindak tegas para pedagang yang melakukan kondisi. Dalam sejarah, umat manusia mengenalnya sebagai sosok yang tegas namun adil. Ia tidak membeda-bedakan perlakuan antara pedagang kecil dan besar. Semua ia lakukan sama di hadapan hukum pasar Islam.

Ia tidak menggunakan kekuasaan semata untuk menertibkan pasar, melainkan mengandalkan ilmu dan ketakwaan sebagai bekal utama. Ia memahami bahwa kejujuran dan integritas dalam perdagangan memiliki nilai besar di sisi Allah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

ويُحشر التجار الأمناء مع النبيين والصديقين والشهداء” (رواه الترمذي)”

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

“Pedagang yang jujur dan amanah akan dihasilkan bersama para nabi , orang-orang yang benar (shiddiq), dan para syuhada.” (HR. Tirmidzi)

Asy-Syifa menjaga nilai-nilai itu dengan sungguh-sungguh. Ia ingin agar umat tidak hanya meraih keuntungan dunia, tetapi juga memperoleh keberkahan akhirat dari aktivitas ekonominya.

Inspirasi Bagi Perempuan Masa Kini

Di tengah zaman yang penuh godaan dan krisis kejujuran, umat Islam sangat memerlukan sosok teladan seperti Asy-Syifa binti Abdullah. Ia menunjukkan bahwa jabatan itu amanah, bukan sekadar kehormatan. Ia juga membuktikan bahwa pekerjaan di ruang publik harus disertai ilmu, adab, dan ketakwaan, bukan hanya ambisi pribadi.

Setiap Muslim, apa pun posisinya—pengajar, pedagang, pejabat, atau rakyat biasa—wajib menjaga kejujuran dan keadilan dalam urusannya. Rasulullah ﷺ telah mengingatkan kita dengan sabdanya:

آية المنافق ثلاث: إذا حدث كذب، وإذا وعد أخلف، وإذا أؤتمن خان. (رواه البخاري ومسلم)

 “Tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara dia dusta, jika berjanji dia ingkar, dan jika diberi amanah dia khianat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka dari itu, mari kita isi hari-hari kita dengan amal yang jujur dan bermanfaat. Kita kuatkan keimanan dengan ilmu dan kerja nyata. Kisah Asy-Syifa menjadi pengingat bahwa Islam tidak membatasi peran perempuan. Justru, Islam memberikan ruang kemuliaan bagi siapa saja yang bertakwa dan amanah—baik laki-laki maupun perempuan.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement