Sejarah
Beranda » Berita » Bedug Dalam Perkembangan Islam Nusantara

Bedug Dalam Perkembangan Islam Nusantara

Bedug Terbesar di Dunia. Bedug Kyai Bagelan, yang juga dikenal sebagai Bedug Pendowo, yang berada di Masjid Jami Darul Muttaqien Purworejo Jawa Tengah. Pembuatan Bedug ini bersamaan dengan pembangunan Masjid Agung Purworejo pada tahun 1834 Masehi. Sumber Gambar : Internet

SURAU.CO-Bedug, seolah identik dengan masjid atau surau di Nusantara. Ia seringkali melekat dalam pikiran ketika kita mengingat masjid atau mendengar azan. Pada momentum Islami tertentu, misalnya bulan Ramadhan, bedug menandai waktu berbuka puasa atau sahur. Atau saat Idul Fitri orang meramaikan dengan menabuh bedug di malam hari atau melaksanakan Festival Bedug. Karenanya, dalam perjalanan sejarah, bedug telah menjadi bagian dalam perkembangan Islam di Nusantara. Ia menjadi salah satu simbol budaya Islam di Indonesia.

Asal Usul Bedug

Beberpa catatan sejarah menjelaskan, bedug sebenarnya sudah ada di Nusantara jauh sebelum Islam masuk. Ia adalah instrumen mesikal. Instrumen ini merupakan bagian dari budaya Hindu-Buddha. Mereka menggunakan bedug dalam berbagai upacara keagamaan dan ritual adat.  Kala itu, bedug berfungsi sebagai alat komunikasi untuk mengumpulkan masyarakat atau menandai mulainya suatu prosesi penting.

Catatan lain menjelaskan, Bedug merupakan bagian dari jejak Tiongkok pada budaya Muslim Jawa. Laksmana muslim Muhammad Cheng Ho dari Tiongkok adalah orang pertama yang mengenalkan bedug di Nusantara. Ketika melakukan lawatan politik di Nusantara pada sekira abad ke-15, Laksamana Cheng Ho dan pasukan mengenalkan tabuhan genderang besar (bedug) untuk upacara militer dan upacara keagamaan.

Selain itu, ada pula pendapat lain yang menyebutkan bahwa penggunaan bedug mulai mulai pada zaman Majapahit di abad ke 14-16 Masehi. Komandan ekspedisi Belanda Cornelis De Houtman menjelaskan dalam catatan perjalanannya. Ketika ia tiba di Banten, ia menggambarkan di setiap perempatan jalan terdapat genderang yang digantung dan dibunyikan memakai tongkat pemukul yang ditempatkan di sebelahnya. Fungsinya sebagai tanda bahaya dan penanda waktu. Kesaksian ini jelas menunjuk pada bedug.

Bedug Terbesar Di Dunia

Ternyata Bedug terbesar di dunia ada di Indonesia. Adalah Bedug Kyai Bagelan, yang juga dikenal sebagai Bedug Pendowo, yang berada di Masjid Jami Darul Muttaqien Purworejo Jawa Tengah. Pembuatan Bedug ini bersamaan dengan pembangunan Masjid Agung Purworejo pada tahun 1834 Masehi.

Mustafa Kemal Ataturk: Modernisasi dan Perkembangan Islam Modern

Bedug Pendowo memiliki panjang sekitar 2,92 meter dengan diameter depan sekitar 1,94 meter dan diameter belakang sekitar 1,8 meter. Bedug ini ditabuh pada hari Jumat menjelang salat Subuh, Ashar, Magrib, dan Isya. Selain itu, bedug juga ditabuh menjelang salat Idulfitri dan Iduladha, acara keagamaan, dan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Bedug dan Syiar Islam Wali Songo

Wali Songo adalah sembilan ulama Islam yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Jawa pada abad ke-15. Mereka menggunakan bedug sebagai alat untuk memanggil umat Islam ke masjid dan sebagai simbol kehadiran Islam di Jawa. Wali Songo seperti Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, dan Sunan Gunungjati menggunakan bedug dalam dakwah mereka untuk mengumpulkan umat Islam dan memberikan pengajaran tentang Islam.

Tabuhan Bedug memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Nusantara. Bedug sebagai alat untuk memanggil umat Islam ke masjid dan sebagai simbol kehadiran Islam di suatu daerah. Dengan menggunakan bedug, para ulama dan da’i dapat mengumpulkan umat Islam dan melaksanakan syiar tentang Islam. Bedug juga sebagai alat untuk mengumumkan hari-hari besar Islam, seperti Idul Fitri dan Idul Adha.

Bedug Tak Hanya di Indonesia

Ternyata tidak hanya di Indonesia yang menggunakan bedug. Negara lain di Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Brunei juga menggunakan Bedug. Di Malaysia, beberapa masjid menggunakan bedug untuk memanggil umat Islam untuk shalat. Di Brunei, juga menggunakan bedug untuk tujuan yang sama.

Namun, penggunaan bedug sebagai simbol budaya Islam dan sebagai alat untuk memanggil umat Islam ke masjid lebih luas dan lebih umum di Indonesia. Wali Songo menggunakan bedug dalam dakwah mereka untuk mengumpulkan umat Islam dan memberikan pengajaran tentang Islam. Olehnya itu, Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan erat kaitannya dengan penggunaan bedug dalam penyebaran Islam. Sehingga sangat beralasan Bedug menjadi salah satu simbol budaya Islam yang penting di Indonesia.

Peran Pemikiran Al-Farabi; Pencerahan Filsafat Yunani dan Barat


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement