Khazanah
Beranda » Berita » Awal Berkenalan dengan Sunnah: Titik Balik dalam Pencarian Kebenaran

Awal Berkenalan dengan Sunnah: Titik Balik dalam Pencarian Kebenaran

Awal Berkenalan dengan Sunnah: Titik Balik dalam Pencarian Kebenaran

Awal Berkenalan dengan Sunnah: Titik Balik dalam Pencarian Kebenaran.

 

 

Ada momen dalam hidup seseorang yang menjadi titik balik, titik awal perubahan besar yang mengantar pada jalan yang selama ini dicari. Bagi sebagian orang, titik itu adalah ketika pertama kali mereka benar-benar berkenalan dengan sunnah Rasulullah ﷺ — bukan sekadar mendengar istilahnya, tapi memahami hakikatnya, mencintainya, dan mulai mengamalkannya.

Apa Itu Sunnah?

Secara bahasa, “sunnah” berarti jalan, cara, atau kebiasaan. Dalam istilah syariat, sunnah adalah segala sesuatu yang datang dari Nabi Muhammad ﷺ berupa ucapan, perbuatan, persetujuan, dan sifat. Sunnah menjadi pedoman hidup kedua setelah Al-Qur’an bagi umat Islam. Bahkan, tidak mungkin seseorang memahami Al-Qur’an dengan sempurna tanpa merujuk kepada sunnah.

Membangun Etos Kerja Muslim yang Unggul Berdasarkan Kitab Riyadus Shalihin

Saat Pertama Kali Tersentuh Sunnah

Setiap orang punya kisah sendiri. Ada yang mengenalnya lewat seorang teman yang berubah menjadi lebih baik, ada yang terinspirasi dari ceramah di media sosial, ada pula yang tergugah dari sebuah buku yang membuka hati dan pikiran.

Awalnya, mungkin hanya terdorong rasa ingin tahu:

> “Mengapa teman itu kini menjaga jenggot, menaikkan celana, dan berbicara dengan lembut?”
“Kenapa ia begitu semangat ke masjid, padahal dulu biasa-biasa saja?”
“Apa yang membuat dia rela meninggalkan musik, berpakaian syar’i, dan memilih lingkungan yang baru?”

Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi pintu awal. Dan ketika jawaban datang dalam bentuk penjelasan tentang sunnah Rasulullah ﷺ, hati ini seperti diketuk:

“Benarkah selama ini aku berislam hanya karena tradisi, bukan karena ilmu?”
“Apakah aku sudah mengenal Rasulku dengan benar?”
“Sudahkah aku mencintai beliau dengan sebenar cinta?”

Frugal Living Ala Nabi: Menemukan Kebahagiaan Lewat Pintu Qanaah

Perubahan yang Perlahan Tapi Pasti

Berkenalan dengan sunnah bukan berarti langsung berubah total dalam sehari. Namun, ada cahaya yang mulai masuk ke hati. Ada kesadaran baru bahwa Islam bukan hanya ritual, tapi juga gaya hidup yang telah dicontohkan secara sempurna oleh Rasulullah ﷺ.

Seseorang yang berkenalan dengan sunnah mulai memperhatikan:

Cara berwudhu sesuai tuntunan Nabi ﷺ

Tata cara shalat yang benar, dari takbir hingga salam

Adab makan dan minum, memakai tangan kanan, tidak meniup makanan

Menyelaraskan Minimalisme dan Konsep Zuhud: Relevansi Kitab Riyadhus Shalihin di Era Modern

Cara berpakaian, menutup aurat, berpakaian sederhana dan tidak menyerupai lawan jenis

Etika berbicara, menjauhi dusta, ghibah, dan berkata kotor

Gaya hidup bersahaja, zuhud terhadap dunia, tidak berlebihan

Dan lebih dalam lagi, ia mulai merasakan ketenangan dalam mengikuti petunjuk Rasulullah ﷺ. Rasa takut akan kematian dan akhirat menjadi pengingat yang melembutkan jiwa. Dunia tidak lagi menjadi tujuan utama, melainkan ladang amal menuju kehidupan abadi.

Tantangan yang Menguatkan

Berkenalan dengan sunnah juga tidak selalu mudah. Ada ujian yang datang:

Keluarga yang tidak mendukung, bahkan menyindir perubahan yang dianggap “berlebihan”

Lingkungan yang menjauh, karena merasa tidak lagi satu frekuensi

Godaan untuk kembali ke gaya hidup lama, yang lebih bebas dan tidak banyak aturan

Namun, semua itu justru menjadi medan jihad yang mendewasakan iman. Karena sunnah bukan sekadar ilmu, tapi bukti kecintaan kepada Rasulullah ﷺ. Dan siapa yang mencintai beliau, niscaya akan diuji sebagaimana para sahabat diuji dalam mengikuti beliau.

Sunnah Membawa Ketenangan

Banyak yang bersaksi, sejak mengenal sunnah:

Hati menjadi lebih tenang

Hidup lebih terarah dan bermakna

Hubungan dengan keluarga membaik karena adab semakin terjaga

Persahabatan lebih berkualitas karena dibangun atas dasar iman

Waktu lebih produktif karena terhindar dari aktivitas yang sia-sia

Ini adalah buah dari mengikuti jalan yang lurus. Jalan yang pernah dilalui oleh manusia terbaik, para sahabat, tabi’in, dan para ulama sepanjang zaman.

Menjadikan Sunnah Sebagai Jalan Hidup

Berkenalan dengan sunnah seharusnya tidak berhenti di awal. Itu baru pintu gerbang. Selanjutnya adalah istikamah — mempelajari sunnah, mengamalkannya, dan menyebarkannya dengan hikmah.

Seseorang yang telah merasakan manisnya sunnah, biasanya tidak bisa diam. Ia ingin keluarganya ikut merasakan. Ia ingin temannya ikut merasakan. Bahkan, ia rela berkorban waktu, tenaga, dan harta untuk berdakwah agar umat kembali mencintai Rasulullah ﷺ melalui sunnahnya.

Karena ia tahu, dalam sabda Nabi ﷺ:

“Barangsiapa menghidupkan sunnahku yang telah ditinggalkan umatku, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi sedikit pun pahala mereka.” (HR. At-Tirmidzi)

Penutup: Teruslah di Jalan Ini

Jika engkau baru berkenalan dengan sunnah, bersyukurlah. Karena Allah telah memilihmu untuk mengenal jalan-Nya yang lurus. Jangan takut dengan ujian, jangan mundur karena komentar orang. Fokuslah pada ridha Allah dan teladan Nabi ﷺ.

Bagi yang sudah lama mengenal sunnah, jangan lelah belajar dan memperbaiki diri. Ajak yang lain dengan kasih sayang, bukan dengan caci maki. Tunjukkan keindahan sunnah lewat akhlak dan kelembutan.

Karena pada akhirnya, mengikuti sunnah bukan hanya kewajiban, tapi juga kebutuhan jiwa yang rindu pada cahaya kebenaran.

> “Ya Allah, tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu. Bimbing kami untuk mencintai sunnah Nabi-Mu. Jadikan kami pembela sunnah dan pelanjut dakwah beliau hingga akhir hayat kami.” (Tengku Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement