Khazanah
Beranda » Berita » Maaf, Kita Bukan Mahram: Menjaga Batas, Meraih Ridha Allah

Maaf, Kita Bukan Mahram: Menjaga Batas, Meraih Ridha Allah

Maaf, Kita Bukan Mahram" – Menjaga Batas, Meraih Ridha Allah

“Maaf, Kita Bukan Mahram” – Menjaga Batas, Meraih Ridha Allah.

 

 

Dalam kehidupan sehari-hari, interaksi antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram telah menjadi hal yang sangat lazim, terutama di era modern yang penuh dengan kebebasan pergaulan. Namun, Islam sebagai agama yang paripurna memberikan pedoman yang sangat jelas dalam menjaga batas antara dua lawan jenis. Gambar dengan tajuk “Maaf, Kita Bukan Mahram” menggambarkan dengan tegas dan anggun sebuah prinsip akhlak Islami yang sangat penting: menjaga diri dari menyentuh atau berinteraksi fisik dengan lawan jenis yang bukan mahram.

Makna Mahram dalam Islam

Secara bahasa, mahram berasal dari kata “haram” yang berarti terlarang. Dalam istilah fikih, mahram adalah seseorang yang haram dinikahi karena hubungan nasab, persusuan, atau pernikahan. Contohnya adalah ayah, ibu, saudara kandung, anak, paman, bibi, dan mertua.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Berbeda dengan teman kerja, tetangga, atau bahkan sahabat dekat dari lawan jenis yang tidak ada hubungan mahram, interaksi dengan mereka harus dijaga dalam batasan yang ditetapkan oleh syariat.

Hadits Peringatan dari Rasulullah ﷺ

Dalam gambar tersebut tertulis hadits yang diriwayatkan oleh Thobroni:

> “Ditusukkan kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.” (HR. Thobroni)

Hadits ini bukan untuk ditafsirkan secara harfiah sebagai ancaman kekerasan, melainkan untuk memberikan peringatan keras betapa besarnya dosa menyentuh lawan jenis yang bukan mahram. Ini adalah bentuk pendidikan rohani dan akhlak yang sangat dalam dari Rasulullah ﷺ. Beliau menginginkan agar umatnya memahami bahwa menjaga kehormatan diri dan orang lain adalah bagian dari ketakwaan.

Mengapa Islam Begitu Tegas?

Ada beberapa alasan mengapa syariat Islam sangat tegas dalam hal ini:

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Menjaga Kesucian Jiwa dan Hati: Sentuhan fisik seringkali menjadi awal dari godaan dan fitnah yang lebih besar. Hati yang tadinya bersih bisa mulai ternoda oleh syahwat apabila batas-batas pergaulan tidak dijaga.

Mencegah Zina dan Perzinaan: Islam tidak hanya melarang zina, tetapi juga melarang segala hal yang mendekati zina, termasuk sentuhan, pandangan berlebihan, dan khalwat (berduaan di tempat sepi).

Menjaga Muru’ah dan Harga Diri: Seorang muslim dan muslimah seharusnya menjaga kehormatan dirinya di hadapan Allah dan masyarakat. Perilaku sopan dan menjaga batas akan membawa kemuliaan hidup.

Fenomena Normalisasi Sentuhan di Masyarakat

Di tengah masyarakat modern, berjabat tangan antara lawan jenis sudah menjadi hal yang lumrah, bahkan dianggap sebagai etika atau bentuk kesopanan. Namun dalam pandangan Islam, kesopanan yang bertentangan dengan syariat bukanlah akhlak yang benar. Ada banyak cara menghormati orang lain tanpa melanggar batas syariat, seperti dengan ucapan salam, senyuman yang sopan, atau anggukan penghormatan.

Umat Islam perlu menguatkan identitasnya. Tidak perlu malu menolak berjabat tangan dengan lawan jenis, selama dilakukan dengan cara yang sopan dan menjelaskan alasannya secara santun.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Bagaimana Sikap Seorang Muslim Seharusnya?

Berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:

a. Tegas tapi Sopan
Jika ada lawan jenis yang hendak berjabat tangan, kita bisa menolaknya dengan sopan:

> “Maaf, saya tidak berjabat tangan dengan lawan jenis, ini bagian dari prinsip agama saya.”

Ucapan ini sederhana tapi sangat bermakna, dan insya Allah akan dihargai oleh orang yang memahami atau ingin memahami.

b. Menjaga Pandangan
Pandangan adalah pintu masuk hati. Allah telah memerintahkan:

> “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya…” (QS. An-Nur: 30)

Menjaga pandangan bukan hanya untuk laki-laki, tetapi juga bagi perempuan, sebagaimana disebutkan dalam ayat berikutnya.

c. Berpakaian Syar’i dan Sopan
Pakaian yang menutup aurat dan tidak menarik perhatian akan sangat membantu dalam membentengi diri dari godaan dan interaksi tak sehat dengan lawan jenis.

d. Menghindari Khalwat
Khalwat adalah keadaan berduaan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram di tempat sepi atau tertutup. Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang perempuan kecuali jika bersama mahramnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Khalwat membuka pintu syaitan, dan bisa menjatuhkan seseorang ke dalam dosa besar.

Menanamkan Kesadaran Dini pada Generasi Muda

Generasi muda Islam perlu diberi pemahaman sejak dini tentang pentingnya menjaga batas pergaulan. Ajarkan anak-anak tentang siapa saja mahram mereka, dan bagaimana bersikap terhadap lawan jenis dalam kehidupan sehari-hari.

Di sekolah, kampus, maupun tempat kerja, sering terjadi pelanggaran syariat yang justru dianggap biasa. Maka, peran orang tua, guru, dan para da’i sangat besar dalam memberikan bimbingan yang benar.

Keutamaan Menjaga Diri

Menjaga diri dari menyentuh lawan jenis yang bukan mahram bukan hanya menjauhkan dari dosa, tapi juga:

Menambah wibawa di mata orang lain
Mendapat perlindungan dari Allah
Menjadi teladan bagi orang lain
Membuka pintu keberkahan dan kemuliaan hidup

Bahkan dalam hadits, Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah di hari kiamat, salah satunya adalah seorang pemuda yang diajak berzina oleh wanita cantik dan terpandang, namun ia berkata, “Aku takut kepada Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Penutup: Jalan Mulia dalam Ketaatan

Gambar tersebut bukan sekadar ilustrasi insan berpaling arah, tapi simbol dari komitmen terhadap ketaatan. “Maaf, kita bukan mahram” bukan kata penolakan, melainkan pernyataan cinta yang sejati: cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Ia adalah bentuk penjagaan terhadap diri dan orang lain agar tetap berada di jalan yang diridhai Allah.

Dalam dunia yang semakin kabur batas-batasnya, tetap istiqamah dalam ketaatan adalah sebuah kemenangan tersendiri. Mari jadikan prinsip ini sebagai budaya hidup Islami: menjaga diri, menjaga kehormatan, dan menjaga jarak demi dekat kepada Allah.

Muara Ilmu Indonesia melalui konten dakwah ini mengajak kita semua untuk kembali menguatkan adab dan akhlak Islam, terutama dalam pergaulan sehari-hari. Karena setiap langkah menjauhi dosa adalah langkah mendekat kepada ridha Allah. #CintaSunnah #CintaBersedekah #CintaMajelisIlmu #CintaBacaQuran. Silakan di-share, karena dakwah adalah tanggung jawab bersama. (Tengku Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement