Opinion
Beranda » Berita » Mengatasi Sikap Plin-Plan dalam Pandangan Islam

Mengatasi Sikap Plin-Plan dalam Pandangan Islam

Mengatasi Sikap Plin-Plan

SURAU.CO – Merasa bingung saat harus memilih adalah hal yang manusiawi. Namun, jika Anda sering terjebak dalam keraguan berlarut-larut, itu adalah masalah lain. Sikap plin-plan tidak hanya menguras energi, tetapi juga menghambat produktivitas Anda. Dalam Islam, keraguan bukanlah karakter yang bisa ditoleransi. Ia adalah sebuah kelemahan iman yang harus kita obati bersama.

Islam mendidik setiap Muslim untuk menjadi pribadi yang teguh dan berani. Sikap ragu-ragu justru menunjukkan kurangnya kepasrahan kita kepada Allah. Padahal, agama kita telah menyediakan panduan lengkap. Panduan ini menuntun kita mengambil keputusan terbaik dengan menggabungkan usaha dan doa.

Mengapa Sikap Plin-Plan Sangat Berbahaya?

Pertama, Anda harus tahu bahwa keraguan adalah pintu masuk utama bagi bisikan setan. Saat kita tidak memiliki pendirian yang kokoh, setan akan dengan mudah menanamkan rasa takut. Misalnya, kita menjadi takut salah melangkah atau cemas akan penyesalan. Akibatnya, kita diam di tempat dan tidak membuat kemajuan apa pun. Waktu yang berharga pun terbuang percuma.

Selain itu, dari sisi spiritual, sikap plin-plan mencerminkan lemahnya tawakal. Kita seolah merasa semua hasil berada di tangan kita. Padahal, tugas kita sebagai hamba hanyalah berusaha. Hasil akhirnya adalah ketetapan terbaik dari Allah Yang Maha Bijaksana.

Langkah Praktis untuk Membangun Keteguhan Hati

Syukurlah, Islam memberikan solusi yang sangat jelas. Anda bisa mengikuti beberapa langkah praktis berikut untuk keluar dari jeratan keraguan.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

1. Luruskan Kembali Niat Anda
Setiap keputusan harus bermula dari niat yang lurus. Tanyakan pada diri Anda, “Pilihan mana yang paling Allah ridhai?” Ketika tujuan Anda adalah akhirat, banyak pilihan duniawi yang rumit akan terasa lebih sederhana.

2. Kumpulkan Informasi yang Cukup
Selanjutnya, Islam mendorong kita untuk mencari ilmu. Jangan pernah membuat keputusan dalam kegelapan. Lakukan riset terlebih dahulu. Pelajari semua kelebihan dan kekurangan dari setiap pilihan. Inilah bentuk ikhtiar rasional yang harus kita lakukan.

3. Lakukan Musyawarah dengan Ahlinya
Ingat, Anda tidak harus menanggung beban ini sendirian. Mintalah nasihat dari orang-orang yang Anda percayai. Carilah mereka yang shalih, berilmu, dan tentunya berpengalaman. Mendengar sudut pandang mereka akan membuka wawasan baru bagi Anda.

4. Shalat Istikharah sebagai Senjata Utama
Setelah semua usaha manusiawi Anda lakukan, inilah saatnya mengetuk pintu langit. Shalat Istikharah adalah senjata pamungkas seorang Muslim. Melalui shalat ini, kita menyerahkan semua kebingungan kita kepada Allah dan memohon petunjuk-Nya.

Puncak Keputusan: Bulatkan Tekad, Lalu Bertawakal

Setelah Anda melalui empat tahap di atas, kini tiba saatnya mengambil sikap. Anda harus membulatkan tekad (‘azam) pada satu pilihan. Jangan lagi ragu atau menoleh ke belakang. Momen inilah yang membedakan seorang pemenang dari seorang peragu.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Begitu tekad Anda bulat, langkah selanjutnya adalah bertawakal. Pasrahkan seluruh hasilnya hanya kepada Allah. Yakinilah bahwa apa pun yang terjadi setelah ini adalah skenario terbaik dari-Nya. Sikap inilah yang sangat Allah cintai, sebagaimana firman-Nya:

فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

“…Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (QS. Ali ‘Imran: 159).

Ayat ini adalah fondasi bagi kita untuk menjadi pribadi yang tegas. Perhatikan bagaimana Allah secara khusus menggunakan kata “mencintai” untuk hamba yang berani memutuskan lalu bersandar kepada-Nya.

Bagaimana Jika Ragu Datang Kembali?

Terkadang, bisikan keraguan muncul lagi setelah Anda mengambil keputusan. Jika ini terjadi, Anda harus melawannya dengan kuat. Ingatlah bahwa Anda telah melalui proses yang benar. Sekarang adalah fase tawakal. Maka, berlindunglah kepada Allah dari godaan setan.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Pada akhirnya, mengatasi sikap plin-plan adalah sebuah latihan iman. Semakin Anda yakin pada kebijaksanaan Allah, semakin mudah bagi Anda untuk mengambil keputusan. Mari kita bangun karakter Muslim yang kuat dan tegas, yang tidak pernah ragu melangkah karena tahu Allah selalu menyertainya.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement