Fiqih
Beranda » Berita » Menjaga Kekhusyuan Sholat: Pahami Hukum Melintas di Depan Orang Sholat

Menjaga Kekhusyuan Sholat: Pahami Hukum Melintas di Depan Orang Sholat

Hukum Melintasi Orang yang Sedang Sholat

SURAU.CO – Kita semua pernah mengalaminya. Saat di masjid atau mushola, kita ragu untuk melintas di depan seseorang yang sedang sholat. Perlukah kita menunggu, atau bolehkah langsung lewat? Keraguan ini wajar, namun Islam memberikan panduan yang jelas. Aturan ini bukan sekadar sopan santun, melainkan bagian dari penghormatan terhadap ibadah. Memahaminya membuat kita lebih bijak dalam bertindak.

Sholat adalah tiang agama. Saat seorang hamba sholat, ia sedang menghadap langsung kepada Allah SWT. Aktivitas suci ini membutuhkan konsentrasi dan kekhusyuan penuh. Gangguan sekecil apa pun, seperti orang yang lalu-lalang, dapat merusak fokus tersebut. Karena itu, Islam sangat menjaga kehormatan orang yang sedang mendirikan sholat.

Peringatan Keras: Dosa Besar Melintasi Orang Sholat

Rasulullah ﷺ memberikan peringatan yang sangat tegas mengenai perbuatan ini. Beliau menekankan besarnya dosa bagi seseorang yang nekat berjalan di depan saudaranya yang sedang sholat. Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim menjadi bukti utamanya.

«لَوْ يَعْلَمُ الْمَارُّ بَيْنَ يَدَيْ الْمُصَلِّي مَاذَا عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ، لَكَانَ أَنْ يَقِفَ أَرْبَعِينَ خَيْرًا لَهُ مِنْ أَنْ يَمُرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ»

“Kalau orang tahu dosa besar yang dia dapat kalau nekat lewat depan orang yang lagi shalat, pasti dia bakal milih berdiri nunggu 40 tahun daripada lewat situ.” (HR. Bukhari & Muslim)

Ziarah Makam Hari Jum’at, Apa Hukumnya?

Peringatan ini bukanlah sekadar kiasan. Hadis ini menggambarkan betapa Allah SWT memandang serius perbuatan tersebut. Tentu, menunggu selama 40 tahun adalah waktu yang sangat lama. Namun, Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa penantian itu jauh lebih baik daripada menanggung dosa besar akibat melintas di depan orang sholat.

Sutrah: Pelindung Kekhusyuan dan Pencegah Dosa

Lalu, bagaimana solusinya? Islam mengajarkan penggunaan sutrah. Sutrah adalah pembatas yang seseorang letakkan di depan tempat sujudnya. Fungsi utamanya adalah memberi tanda area sholat, sehingga orang lain mengerti batas yang tidak boleh mereka lewati. Rasulullah ﷺ selalu sholat menghadap sutrah. Beliau bersabda:

إذا صلَّى أحدُكم إلى شيءٍ يسترُهُ من النَّاسِ فأرادَ أحدٌ أنْ يجتازَ بين يديهِ فليدفعْ في نحرِهِ ، وليدرَأْ ما استطاعَ فإنْ أبَى فليقاتلْهُ ، فإنَّما هو شيطانٌ

“Kalau kamu lagi shalat dengan ada pembatas (sutrah) di depanmu, terus ada orang mau nyelonong lewat, cegah dia. Kalau dia maksa, lawan aja! Soalnya dia itu kayak setan.” (HR. Bukhari & Muslim)

Perintah untuk “mencegah” dan “melawan” menunjukkan betapa pentingnya kita menjaga area sholat dari gangguan. Tentu saja, “melawan” di sini bukan berarti berkelahi, melainkan menahan secara tegas dengan isyarat tangan atau gerakan tubuh. Sutrah tidak perlu barang khusus. Kita bisa menggunakan dinding, tiang, tas, botol minum, atau bahkan sajadah yang kita lipat tegak.

Tidak Shalat Jum’at Karena Hujan; Apa Hukumnya?

Memahami Batasan Sholat Tanpa Sutrah

Beberapa riwayat menyebutkan tiga hal yang dapat memutuskan sholat jika melintas di depan orang yang sholat tanpa sutrah. Ketiga hal tersebut adalah wanita dewasa, keledai, dan anjing hitam. Penting untuk kita pahami bahwa hadis riwayat Muslim ini tidak bermaksud merendahkan. Para ulama menjelaskan bahwa hadis ini menegaskan betapa krusialnya penggunaan sutrah. Jika seseorang telah memasang sutrah, maka apa pun yang lewat di luar batas sutrah tidak akan mengganggu atau membatalkan sholatnya.

Tips Praktis: Adab Bersama di Ruang Ibadah

Adab ini berlaku di mana saja, baik di masjid, mushola kantor, maupun di rumah.

Jika Anda ingin melintas:

  1. Perhatikan sekitar Anda. Apakah ada orang yang sedang sholat?
  2. Carilah jalan lain untuk lewat, meskipun harus memutar sedikit lebih jauh.
  3. Jika tidak ada jalan lain, bersabarlah. Menunggu beberapa saat jauh lebih baik daripada menanggung dosa.

Jika Anda hendak sholat:

  1. Carilah tempat yang strategis. Usahakan sholat di belakang dinding atau tiang.
  2. Jika di tempat terbuka, letakkan tas, peci, atau benda lain di depan Anda sebagai sutrah.
  3. Dengan memasang sutrah, Anda menjaga kekhusyuan sholat Anda sekaligus membantu orang lain agar tidak berbuat dosa.

Pada intinya, menghormati orang yang sholat adalah cerminan iman. Hal ini menunjukkan ketaatan kita pada ajaran Rasulullah ﷺ. Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan ibadah yang tenang, nyaman, dan penuh penghormatan.

Bencana Alam Dari Perspektif Islam: Ujian atau Peringatan Allah?


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement