Khazanah
Beranda » Berita » Panduan Lengkap Amalan Bulan Safar: Menepis Mitos, Meraih Berkah Berlipat

Panduan Lengkap Amalan Bulan Safar: Menepis Mitos, Meraih Berkah Berlipat

Keberkahan ilmu adalah ilmu yang menambah wawasan, membentuk akhlak, mendekatkan diri pada Allah, dan memberi manfaat bagi sesama.

Bulan Safar seringkali tiba dengan bayang-bayang mitos. Sebagian masyarakat masih memandangnya sebagai bulan kesialan. Anggapan ini membuat banyak orang merasa khawatir. Mereka takut untuk memulai usaha atau menggelar acara penting. Namun, pandangan Islam justru sebaliknya. Islam datang untuk meluruskan keyakinan keliru tersebut.

Bulan Safar sebenarnya sama seperti bulan lainnya. Ia adalah waktu yang netral dan penuh potensi kebaikan. Rasulullah SAW menepis semua anggapan buruk tentang bulan ini. Beliau mengajarkan umatnya untuk selalu berprasangka baik kepada Allah SWT. Setiap waktu adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan mengisi Safar dengan amalan positif. Berbagai ibadah dapat menjadi perisai dari segala keburukan. Amalan tersebut juga menjadi jalan untuk meraih pahala yang berlimpah. Mari kita ubah ketakutan menjadi semangat beribadah.

Meluruskan Mitos Kelam Bulan Safar

Kepercayaan bahwa Safar adalah bulan sial berasal dari masa Jahiliyah. Orang Arab kuno sering mengaitkannya dengan wabah dan malapetaka. Mereka mengosongkan rumah dan menunda perjalanan. Mereka percaya hal itu dapat menghindarkan dari nasib buruk.

Namun, Islam menghapus total takhayul semacam ini. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda dengan tegas. Beliau menyatakan tidak ada penularan penyakit (tanpa izin Allah). Tidak ada pula pertanda buruk dari burung hantu. Dan tidak ada kesialan pada bulan Safar. Hadis ini menjadi dasar kuat bagi umat Islam. Kita harus menolak semua bentuk pesimisme terkait waktu.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Alih-alih takut, kita seharusnya melihat Safar sebagai ladang amal. Setiap detik yang kita lalui adalah anugerah. Mengisinya dengan kebaikan akan mendatangkan berkah tak terduga.

Rangkaian Amalan Utama di Bulan Safar

Para ulama Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) mengajarkan berbagai amalan. Amalan ini bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan. Sekaligus menjadi benteng spiritual bagi seorang mukmin. Berikut adalah beberapa amalan yang sangat dianjurkan.

1. Membaca Doa Awal dan Akhir Safar
Doa adalah senjata utama orang beriman. Memasuki bulan baru, kita dianjurkan memanjatkan doa. Doa awal Safar berisi permohonan perlindungan. Kita meminta keselamatan dari segala musibah selama sebulan penuh.

Begitu pula saat bulan Safar akan berakhir. Terdapat doa akhir Safar yang bisa dibaca. Doa ini menjadi ungkapan syukur atas perlindungan Allah. Kita juga berharap kebaikan di bulan selanjutnya.

2. Memperbanyak Sedekah
Sedekah memiliki kekuatan luar biasa. Amalan ini dapat menolak bala dan memadamkan murka Allah. Rasulullah SAW bersabda bahwa sedekah dapat menghapus dosa. Bagaikan air yang memadamkan api.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Di bulan Safar, perbanyaklah berbagi dengan sesama. Berikan bantuan kepada yang membutuhkan. Baik dalam bentuk harta, makanan, maupun tenaga. Setiap kebaikan akan diganjar pahala berlipat ganda.

3. Melaksanakan Puasa Sunnah
Puasa adalah ibadah yang sangat istimewa. Ia melatih kesabaran dan meningkatkan empati. Selama bulan Safar, kita bisa rutin berpuasa sunnah. Contohnya seperti puasa Senin dan Kamis. Atau puasa Ayyamul Bidh pada tanggal 13, 14, dan 15.

Amalan puasa menjadi perisai dari api neraka. Ibadah ini juga efektif membersihkan jiwa dari sifat-sifat buruk.

4. Mendirikan Salat-Salat Sunnah
Salat adalah tiang agama. Selain salat fardu, perbanyaklah salat sunnah. Laksanakan salat Dhuha untuk membuka pintu rezeki. Bangunlah di sepertiga malam untuk salat Tahajud. Salat sunnah rawatib juga jangan sampai ditinggalkan.

Setiap rakaat yang kita kerjakan akan meninggikan derajat kita. Ibadah ini juga mendekatkan kita pada cinta Sang Pencipta.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Nasihat Ulama tentang Amalan Safar

Para ulama salafus shalih memberikan panduan berharga. Mereka menekankan pentingnya mengisi waktu dengan ibadah. Salah satunya adalah Syekh Abdul Hamid Qudus. Dalam kitabnya Kanzun Najah was Surur, beliau menjelaskan sebuah amalan khusus.

Beliau berkata:

“Disebutkan dalam kitab Mujarrabat (karya Ad-Dairabi), ‘Barangsiapa yang pada hari Rabu terakhir di bulan Safar (Arba’a Akhir) shalat sunnah empat rakaat (dengan dua kali salam), di mana setiap rakaat setelah Fatihah dibaca surat Al-Kautsar 17 kali, lalu surat Al-Ikhlas 5 kali, surat Al-Falaq dan An-Nas masing-masing satu kali; lalu setelah salam membaca doa, maka Allah akan menjaganya dari semua musibah yang turun di hari itu sampai sempurna setahun.”

Amalan ini merupakan ijazah dari ulama. Tujuannya adalah untuk memohon perlindungan total kepada Allah. Ini menunjukkan betapa para ulama mengubah Safar menjadi momen spiritual.

Kesimpulan: Safar Adalah Bulan Penuh Berkah

Bulan Safar bukanlah bulan untuk ditakuti. Ia adalah anugerah waktu dari Allah SWT. Mari kita isi setiap harinya dengan amalan terbaik. Singkirkan semua mitos dan keyakinan tanpa dasar.

Fokuslah pada doa, zikir, sedekah, dan ibadah lainnya. Jadikan Safar sebagai momentum untuk memperbaiki diri. Dengan begitu, kita akan meraih keselamatan dan keberkahan. Bukan hanya di dunia, tetapi juga di akhirat kelak.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement